6

167 28 1
                                    

Seokjin menatap dan yang di depan pintu melangkah masuk, ada murid menatap penasaran, ada juga juga yang tidak peduli dan lebih memilih pergi ke kantin atau melakukan kegiatan lain. Sedang Hana masih berdiri di hadapan Seokjin.

"Ada apa?" Tanya Jungkook yang sudah duduk di samping Seokjin. Pemilik kursi dengan senang hati berdiri.

Jungkook menoleh ke arah Seokjin, merangkul bahunya, lalu ke Hana. "kenapa kau menatap seperti itu. Ada hutang?"

Hana tertegun sejenak, mengepalkan tangannya, dia alpha. Walau tidak bisa mencium feromon, aura dominan masih dapat Hana rasakan. Lagi pula Jungkook bukan lawannya.

Berdecak kesal, Hana berjalan ke arah teman-temannya, dan ketiganya lebih memilih meninggalkan kelas.

Hoseok menatap ketiga gadis itu, mulutnya mengejek lalu menoleh ke arah Seokjin, melihat Jungkook yang sudah bersandar di bahu.

"Sudah sembuh?" Tanya Seokjin.

"Ya dan tidak! Kadang-kadang masih terasa sakit."

Seokjin menoleh pelan, menatap Jungkook, menelisik wajah tampan sang sahabat yang tengah menutup mata dengan nyaman bersandar di bahunya.

Bahu seluas samudera sekaligus tempat favorit Jungkook.

"Kau harusnya lebih banyak istirahat! Kenapa datang ke sini?"

"Tidak ada asalan, hanya ingin bertemu." Jungkook membuka mata, mengangkat kepalanya sedikit dan tersenyum manis.

Seokjin diam, tangannya di pegang, jemarinya di mainkan oleh Jungkook.

"Ehm, maaf menganggu, tapi Seokjin. Aku lapar, apa kau tidak ingin pergi ke kantin?" Tanya Hoseok yang sedari tadi berdiri di samping Jungkook.

Seokjin menatap Hoseok lalu Jungkook, masih memainkan jemarinya, sepertinya suasana hati Jungkook sedang tidak baik hari ini.

"Aku tidak pergi, titip saja beberapa cemilan."

Hoseok mengangguk, ia pergi bersama young-jae yang sudah menunggu di depan kelas mereka.

Hoseok. "Kita berdua saja."

Young-jae. "Loh? Seokjin mana?"

Hoseok. "Lagi sama kelinci besar."

Young-jae menatap heran, mencari di kelas dan mendapati Seokjin dengan Jungkook masih bersandar di bahunya. Seakan mengerti keduanya meninggalkan kelas.

"Ada apa?" Tanya Seokjin.

Jungkook menegakkan tubuhnya dan bersandar di kursi. "Hanya ada sedikit masalah."

Seokjin bingung, "masalah apa?"

Jungkook Tersenyum, "tidak penting. Sekarang, pinjamkan aku bahu mu." Jungkook kembali bersandar, menguap lebar. Seokjin tidak bertanya lagi, toh jika mau, Jungkook akan cerita sendiri.

Waktu berlalu begitu saja, Jungkook sudah kembali ke kelasnya. Seokjin, young-jae, dan Hoseok bersiap akan pulang.

berjalan di koridor, Hosoek membuka percakapan. "Seokjin, terimakasih untuk yang tadi."

"Tidak perlu berterimakasih. Lagi pula dia sudah keterlaluan."

Young-jae mengernyit, "terimakasih untuk apa? Memangnya apa yang sudah terjadi?"

"Gadis menyebalkan pembuat ulah itu berani menghina ketampanan ku." Hosoek berkata dengan emosi yang menggebu-gebu.

Young-jae awalnya bingung, menatap Seokjin yang memberinya senyum setelahnya mengerti. Sedari dulu Hosoek tidak memiliki kepercayaan diri, lingkungan hidupnya dengan bagaimana saudara jauh dan tetangga membicarakan bentuk wajahnya membuatnya kehilangan kepercayaan diri. mereka selalu menyamakannya dengan hewan dan yang lebih sering itu kuda.

So Far AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang