7

338 37 9
                                    

Waktu berlalu begitu saja. Di hari Jumat cerah ini, bel jam istirahat juga berbunyi. Seokjin berjalan menuju lokernya dan mendapati hadiah lain di sana.

Seokjin tidak kaget lagi, karena serangkaian benda-benda aneh berada di lokernya selama satu Minggu terakhir. Sekarang sebuah kotak seperti kado dengan pita di atasnya.

Seokjin diam sejenak, lalu membawa kotak itu dan meletakan di atas mejanya.

"Ada lagi?" Tanya Hoseok.

Seokjin mengangguk.

"Ini sangat menyeramkan! Apa kau tidak takut?" Tanya Hoseok, sekujur badannya merinding saat melihat isi kotak.

Itu adalah tikus mati, bahkan Hosoek hampir saja berteriak, tangannya refleks melempar kembali kotak itu di atas meja. Ada lembaran di atasnya. Seokjin yang memang takut hewan kecil dan serangga juga bergidik ngeri.

"Apa ada orang yang tidak takut jika mendapat teror?" Tanya Seokjin balik.

"Ya gak ada sih!" Hosoek nampak berfikir.

"Ada lagi?" Young-jae yang baru saja datang menghampiri kotak dan mengambil kertas yang berada di atasnya. Membaca surat lalu terperangah kaget.

"Kau akan bernasib sama jika main-main denganku!"

Young-jae. "Bukankah ini bisa di sebut pengancaman." Matanya melihat tikus mati yang masih berlumuran darah.

Hosoek. "Benar! Ini harus di laporkan."

"Kita sudah kelas tiga, aku tidak ingin membuat masalah," ujar Seokjin.

"Tapi ini sudah keterlaluan dan mengancam nyawa." Young-jae merasa tidak puas dengan jawaban Seokjin.

Tiba-tiba Hosoek berfikir, lalu berkata, "tapi kita tidak tahu siapa yang mengirim?!"

"Omong kosong. Kau dan aku pasti mencurigai orang yang sama!"

Hoseok tanpa ragu mengangguk, tapi berkata, "yah! Tapi apa yang bisa kita lakukan? Tidak ada bukti!"

"Laporkan saja, tidak perlu bukti biarkan mereka yang mengusut pelakunya," ujar young-jae tegas.

"Cukup. Aku tidak ingin memperpanjang masalah apapun, biarkan saja nanti juga berhenti sendiri." Timpal Seokjin.

Young-jae, "bagaimana jika tidak? Bagaimana jika semakin berbahaya di hari berikutnya! Bukankah sekarang orang ini mengirim tikus mati yang dengan jelas dan terang-terangan sebagai bentuk ancaman!"

Hosoek mengangguk setuju dan berkata, "apa yang di katakan young-jae benar! Ini tindak kriminal, tidak bisa diam saja! Aku tidak peduli jika itu orang lain, tapi karena ini kau, sahabatku. Aku akan maju apapun konsekuensinya."

Seokjin menghela nafas pelan, "kita bahas lain kali saja. Sekarang aku lapar."

Young-jae sebenarnya tidak puas, tapi sepertinya Seokjin tidak ingin membahasnya, jadi hanya setuju saja. "Oke."

Ketiganya berjalan menuju kantin.

"Gimana taehyung? Masih ketemu secara kebetulan?" Tanya young-jae dengan suara mengejek.

Seokjin. "Sampai jam segini sih belum ada, tapi gak tau deh pulang sekolah."

Hosoek. "Heran banget sama kelakuannya, di kira kita bodoh apa."

Young-jae mengangguk setuju dan mengingat kembali ke belakang.

Senin....

Seokjin memasuki sekolah seperti biasa, keduanya temanya tidak ketinggalan mengikuti, berjalan di koridor kelas dan berpapasan dengan siswa alpha yang juga murid baru.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

So Far AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang