Happy Reading
.
.
.
Mingyu memarkirkan mobilnya diparkiran kampusnya. Hari ini adalah hari terbaik yang pernah ia dapatkan. Ya. Bisa dikatakan ini adalah keinginannya sejak lama, berangkat ke kampus dan pulang dari kampus bersama orang yang ia cintai. Tepatnya hari ini keinginannya terwujud. Ia berangkat bersama Wonwoo yang baru saja resmi menjadi kekasih hatinya, walaupun mendapatkannya sangat susah dan menyakinkan Wonwoo bahwa dirinya akan menjaganya setulus hatinya.
Melihat apa yang terjadi dengannya, membuat Mingyu berjanji kepada dirinya sendiri agar menjadi seseorang yang bisa melindungi pria manis itu. Belum lagi perkataan Seungcheol yang bahkan sampai detik ini ia tidak pernah mempercayainya. Apa benar jika kehidupan Wonwoo sekelam itu? Dan ia begitu kagum dengannya yang sampai detik ini masih bertahan, walaupun dengan trauma yang sulit untuk ia sembunyikan.
Setelah kejadian itu Seungcheol mengajaknya untuk bicara. Tidak ada paksaan saat pria tampan itu menjelaskan sesuatu hal yang bahkan rasanya ia bukanlah orang yang berhak untuk mengetahui bagaimana kehidupan mereka berdua dimasa lampau. Ingin sekali rasanya Mingyu datang dimasa itu lebih cepat, mungkin ia akan mencoba menolongnya. Walaupun ia sadar tidak semudah itu untuk dilakukan.
"Maaf bila kau harus melihat Wonwoo yang tidak pernah kau lihat sebelumnya. Gyu, aku tahu kau sangat menyukai adikku. Tapi maaf bila adikku tidak pernah membalas perasaanmu dan malah mengabaikanmu. Jujur saja Wonwoo sangat tertutup dan tidak ingin orang-orang tahu bahwa ia memiliki masa lalu yang kelam, dan bahkan aku sebagai kakaknya sangat hancur ketika melihat adikku yang harus memiliki trauma terhadap ayahku sendiri." jelas Seungcheol yang tiba-tiba dan tidak pernah Mingyu duga sebelumnya. Padahal Mingyu berniat untuk bertanya setelah keadaan mulai membaik, justru Seungcheol lah yang pertama menjelaskannya. Mungkin sedikit mengurangi beban Mingyu untuk saat ini.
"___dan saat adikku berusia sepuluh tahun, dia hampir saja dijual oleh ayahku sendiri. Oleh kenapa itu dia sangat ketakutan saat melihat ayahku tadi dan itu sangat membuatku sakit. Sakit karena aku tidak menjaga adikku dengan baik dan harus melihatnya sakit seperti tadi. Aku tidak tahu jika tidak ada kau dan Jeonghan tadi, akan seperti apakah kedepannya."
"Hyung bolehkah aku menjadi satu-satunya orang yang menjaganya? Aku berjanji tidak akan pernah sekalipun menyakitinya."
Mingyu menggenggam tangan Wonwoo dan menciumnya dengan lembut. Ia tidak mengira bahwa tangan selembut ini berhasil ia dapatkan, meskipun tak mudah. Wonwoo benar-benar sulit ia taklukan hatinya, terlebih dengan masa lalu yang terus saja menghantuinya. Sehingga membuat dirinya sulit untuk berinteraksi dengan banyak orang dan menjadi seseorang yang pendiam. Bukankah itu sangat membosankan?
Beruntungnya ada Kim Mingyu yang dengan setia menemaninya dan juga yang selalu membuatnya kesal setiap harinya. Tentunya tanpa Wonwoo sadari jika Mingyu tengah menyimpan perasaan untuknya. Seandainya ia tidak bertemu dengan pria paruh baya yang membuat traumanya kembali kambuh, mungkin ia akan terus mengabaikan pria tampan itu dan tidak menyadari jika Mingyu menyukainya. Mungkin Wonwoo hanya akan menganggap Mingyu sebagai teman yang menyebalkan untuknya.
Ketika benci menjadi cinta, itulah yang saat ini Wonwoo rasakan. Seperti inikah rasanya menjalin hubungan dengan orang yang awalnya kau benci? Memang terasa cukup asing, namun seiring berjalannya waktu Wonwoo merasakan sebuah kenyamanan dari seorang Kim Mingyu. Setelah kejadian itu Mingyu dengan setia menemaninya dan bahkan rela tidak masuk kelas hanya karena dirinya. Ada rasa bersalah selama tiga hari ia mendiamkannya dan mengabaikan perkataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fate [SVT / ONGOING]
FanficDia tidak menyangka bila mengenal seseorang yang telah berhasil mencuri hatinya justru menjadi luka untuknya. Luka yang bahkan sangat sulit untuk dihilangkan begitu saja, malah semakin ia mencoba tuk melupakannya justru menjadikannya terjatuh kedala...