Rea menatap penuh kekaguman pada sosok pria yang hanya bisa di lihatnya maksimal tiga kali dalam sebulan. Tak pernah lebih. Malah kadang kala hanya satu kali saja. Pernah juga dalam sebulan itu tak satu kalipun Rea melihat sosok pria yang sudah di sukainya sejak tiga tahun lalu, sejak pertama kalinya gadis itu bertemu pria yang katanya adalah perwakilan dari kantor pusat perusahaannya.
Jatuh cinta? Entahlah, Rea tak bisa menyebut ini jatuh cinta. Tapi netranya selalu mengikuti pergerakan pria itu yang berjalan bersama para atasan.
Padahal wajahnya begitu dingin dan lebih terpentingnya bahkan karyawan di kantor Rea tak menyukai pria yang di panggil Mr. Kim itu. Entahlah siapa nama aslinya, karyawan disini menyebutnya Mr. Ice Kim. Wajahnya yang dingin ( Rea tak melihatnya dingin, gadis itu menyebutnya berwibawa ) dan kedatangannya yang selalu membawa kesialan bagi beberapa karyawan membuatnya kurang di sukai, malah cenderung di hindari. Yaa setelah kedatangan Mr. Ice Kim itu biasanya tak lama akan ada berita tentang mutasi karyawan bahkan pemecatan.
"Yaa mungkin itu memang bagian dari pekerjaannya sebagai utusan kantor pusat," ucap Rea pada beberapa rekannya yang sedang berkumpul saat makan siang. Semua orang yang bersama Rea memutar bola matanya malas mendengar pembelaan dari Rea, si bucinnya Mr. Ice Kim.
"Huh Rea, ku do'akan semoga kau berjodoh dengan Mr. Ice itu," ucap salah satu rekannya.
"Ah terima kasih do'anya Sora," balas Rea yang membuat Sora malah mencebik.
"Dasar aneh kau Re, orang-orang ramai menghindari Mr. Kim, eh kau malah justru menyukainya. Kau itu memang lain dari pada yang lain," celetuk salah satu rekannya yang lain.
"Dia tampan dan berwibawa."
"Tampan sih tampan, tapi dia itu membawa sial. Kau ingin mencoba kesialan itu?"
"Jika itu membawaku ke kantor pusat ya tak apa. Apalagi bonus bertemu dengan Mr. Kim kan? Aaahh aku akan menerimanya dengan senang hati kesialan itu."
***
Dan dua bulan setelahnya, Rea benar-benar mendapat surat keramat itu. Tangannya gemetar saat membawa surat pemindahannya. Ia melangkah pelan dengan berlinang air mata menuju bilik kerjanya hingga membuat para rekannya jadi bertanya-tanya.
"Rea? Kau kenapa?" tanya Sora.
"Kertas apa yang kau pegang itu?" tanya rekannya yang lain.
Rea membalik kertas yang di pegangnya menghadap semua orang agar mereka bisa melihatnya. Namun belum sempat melihat isi kertas itu, lebih dulu si gadis Jeon sudah berteriak.
"Aaaaarrgghhh, SEOUL I'M COMING!!" teriak Rea kencang hingga membuat rekan-rekannya terkejut hingga memaki.
"Ah kamjagiya."
"Aisshh shibal."
"YAKK."Rea terkikik setelah membuat semuanya jadi mengumpat karena terkejut.
"Hehehe, maaf aku mengejutkan kalian. Aku terlampau senang hingga bingung harus berekspresi seperti apa," ucap gadis Jeon itu.
"Yaaakkk. Memangnya apa yang membuatmu senang? Kertas apa yang kau tunjukkan itu?" tanya Sora, rekan terdekat Rea di kantor.
"Ini surat pemindahanku ke kantor pusat yedeura. Itu artinya aku akan bertemu dengan Mr. ice Kim kan? Ahhh senangnya hatiku."
"Ah jinjja? Kau benar-benar ke kantor pusat?"
Rea mengangguk antusias dan tak lama semua orang di dalam ruangan melonjak girang.
"YEEAAAA AKHIRNYA REA AKAN BERTEMU MR. ICE KIM."
***
Dan kini Rea melenggang dengan penuh percaya diri masuk ke gedung berlantai 21 itu. Ini adalah hari pertama Rea menginjakkan kakinya di kantor pusat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. ICE KIM
FanfictionJeon Rea sudah menyimpan sebuah rasa suka yang aneh pada seorang pria misterius dari kantor pusat perusahaannya. Di saat semua orang tak menyukai keberadaan pria itu, Rea malah selalu berpikir positif dan bahkan membelanya. Mr. Ice Kim, itu julukan...