3. Namjoon Oppa

47 7 37
                                    

Oh Tuhan, bagaimana bisa pria menyebalkan ini terlihat begitu tampan di mataku? Aku jadi ingin menyentuh setiap lekukan indah parasnya.

"Rea-ssi?" Panggilan itu bahkan tak membuat Rea bergeming memandangi paras sempurna di hadapannya. Rungunya tiba-tiba menjadi tuli.

"Jeon Rea-ssi? Tangan saya tidak bisa menunggu lebih lama lagi," ucap Namjoon dengan suara rendahnya.

Yang kali ini Rea tak tuli, ia mendengar suara indah itu. Tapi sayangnya si gadis Jeon masih tak bergeming dari tempatnya. Ia masih saja terkurung dalam pesona Kim Namjoon.

Sial bahkan suaranya juga kenapa jadi terdengar seksi di telingaku ini?

"Jika kau tak juga berdiri maka akan saya biarkan tubuhmu terjatuh."

Kalimat ancaman yang terlontar itu akhirnya mampu menyadarkan Rea. Gadis itu mengerjap.

"Ah? I... iya m...maafkan saya Sajangnim," ucap Rea terbata sembari berusaha untuk berdiri. Namun sayangnya gadis itu malah mengalungkan kedua tangannya pada leher Namjoon. Niat awal hanya ingin menjadikan leher atasannya itu tumpuan untuk berdiri tapi sayangnya yang terlihat oleh banyak pasang mata di tempat itu seperti Rea tengah mencoba menggoda pria kutub Direktur kantornya.

Wajah Namjoon menegang, begitu pula dengan banyaknya orang-orang yang melihat kejadian tak biasa ini, tak terkecuali Valerie yang bahkan tak bergeming dari posisi terakhirnya, berdiri mematung dengan kedua tangan menutup mulut.

Tapi sayang gadis pelaku utama kejadian luar biasa ini sepertinya baik-baik saja, polos seperti tak ada merasa bersalah ataupun canggung hingga ia sendiri sudah mencapai posisi nyamannya.

"Maaf Sajangnim, anda baik-baik saja kan?" tanya Rea sembari membereskan pakaiannya yang sedikit berantakan. Ia memeriksa penampilannya sekilas kemudian kembali fokus pada sang atasan yang ternyata saat kedua netra Rea beralih, sosok Namjoon sudah menghilang.

"Loh?"

Rea menoleh ke kanan dan kiri, memperhatikan sekitar. Niat hati mencari keberadaan Namjoon tapi yang ia dapati justru dirinya seperti menjadi pusat perhatian.

"Apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Rea dengan polosnya. Pandangan semua orang terlihat sama, menatap Rea dengan tatapan tak percaya. Tentu saja, kenapa gadis itu masih bertanya sementara dia sendiri lah yang membuat ulah?

Masih penasaran dengan tatapan beberapa orang di sana, kembali Rea ingin menanyakannya. Namun baru saja mulut gadis itu terbuka, terlebih dahulu terdengar sebuah suara yang sangat familiar di telinga Rea.

"Jeon Biseonim!"

"Ne," spontan gadis itu menjawab meski belum menemukan sosok yang memanggilnya. Yaa itu jawaban reflek saja karena suara itu lah yang seharian memanggilnya terus menerus. Rea-ssi, Jeon Biseonim, Jeon Rea. Lalu adakah pelaku lain selain Mr. Ice Kim?

Rea menoleh pada sebuah mobil tipe sedan di depannya yang kacanya sudah terbuka. Terlihat sosok yang sejak tadi dicarinya, Kim Sajangnim. Sosok itu terlihat diam dengan wajah datar tanpa ekspresi. Bahkan meskipun tengah memanggil seseorang, pandangannya tak serta merta tertuju pada seseorang yang di maksud.

 Bahkan meskipun tengah memanggil seseorang, pandangannya tak serta merta tertuju pada seseorang yang di maksud

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MR. ICE KIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang