{01} Maze

65 12 2
                                    

~Happy reading~


Diperjalanan pulang dari masjid usai melakukan salat subuh terdapat dua remaja yang sedang berbincang sambil menikmati udara pagi yang masih sangat sejuk.

"Sal, yang jadi imam salat subuh tadi siapa sih?" tanya Chayra penasaran.

"Lah, masa lo ga tau sih? Dia kan anaknya Om Hendra yang rumahnya di belakang masjid itu. Tumben lo tanya-tanya tentang cowo gini? Lo suka ya? Ciee," jawab Salsa dengan nada menggoda.

"Ih enggak ya! Gue tuh cuma terpesona aja sama suaranya. Gak kaya Imam yang biasanya, yang ini tuh lebih merdu terus bikin adem lagi. Jadi pengen di imam-in seumur hidup, deh." Chayra terlihat senyum-senyum sendiri karena memikirkan kejadian tadi.

"Astaga! Lo kayaknya perlu gue ruqyah dulu deh biar ga kebanyakan halu," ujar Salsa sambil meletakan tangannya di kepala Chayra seperti orang yang akan me-ruqyah.

Chayra yang diperlakukan seperti itu malah tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan sahabatnya itu.

Sesampainya di rumah, Chayra segera menuju kamar lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Karena ini hari Minggu, jadi dia bisa bersantai sekaligus menggali memori masa lalu yang dilupakannya. Dan tentu saja point penting yang ingin di ingatnya yaitu tentang anak lelaki Om Hendra. Mengapa seorang Chayra tidak menyadari jika Om Hendra memiliki seorang anak laki-laki. Apa dia yang terlalu nolep selama ini?

Padahal seingatnya, dulu saat kecil sering bermain di rumah Om Hendra. Karena memang terdapat ayunan dan perosotan di depan rumahnya yang dulu adalah spot favoritnya.

"Kenapa sih gue cuma ingat beberapa kenangan masa kecil, yang lainnya loss entah kemana," gumam Chayra keheranan.

Sepertinya otak Chayra sudah terlalu full menampung hal yang tak penting sehingga kenangan masa kecilnya saja lupa.

"Duh, mana gue lupa lagi nanyain namanya. Ntar aja deh gue tanya ke Salsa," ujar Chayra yang masih berkelahi dengan pikirannya.

Giska beranjak dari tempat tidur, dia berpikir lebih baik membantu Mamanya di dapur sekaligus bertanya tentang memori masa kecil-nya daripada memikirkan hal yang dia sendiri tidak tau jawabannya.

"CHAYRA DATANG SIAP MEMBANTU IBUNDA TERCINTA MEMASAK!" serunya dengan lantang.

Mama Chayra segera menutup telinganya dengan kedua tangan, karna tidak tahan dengan suara nyaring dari anaknya tersebut.

"Kamu tuh ya berisik banget, mana dateng pasti telat mulu keburu jadi nih masakan mama!" cibir Mama Chayra tak lupa dengan pelototan matanya.

"Hehe peace," Chayra menyengir seraya mengangkat tangannya membentuk huruf v.

"Oh iya ma, aku dulu pas kecil suka main ayunan dan perosotan dirumahnya Om Hendra kan?" tanya Chayra.

"Iya, kenapa nanya-nanya tentang itu?" tanya mama Chayra seraya menghela napas.

"Kok aku baru tau ya ma kalo Om Hendra itu punya anak laki-laki? Berarti aku dulu udah pernah ketemu atau main bareng dong?" tanya Chayra dengan excited.

"Kalau ketemu pasti udah pernah sih, kalau main sama kamu ga tau lupa, soalnya waktu kamu main kesana mama lihatnya dia selalu lagi sama teman cowo nya, mungkin ga mau main sama kamu yang suaranya kaya toa masjid ini," jawab mama Chayra diakhiri kekehan.

WAITING MAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang