PUTRI ES

9 7 0
                                    


Minggu pagi yang cerah Gilang Aksara sudah berpakaian rapi dengan setelah jasnya dan tak lupa aksesoris jam mewah juga dia kenakan karena hari ini dirinya akan menemani Karina yang pergi menghadiri acara reoni sekolah.

Gilang memang terlalu menyukai Karina bahkan dirinya rela untuk meluangkan waktunya yang berharga demi bisa bertemu dengan gadis itu dan akhirnya Gilang buru-buru berangkat karena dirinya tidak ingin membuat Karina menunggu terlalu lama.

Karina di rumah juga sudah menunggu sampai akhirnya terdengar suara mobil yang berhenti tepat di depan rumahnya hingga Karina bergegas menengok keluar jendela untuk memastikannya kalau itu adalah mobilnya Gilang Aksara.

"Karina siapa itu yang datang?" tanya kak Mita kepada Karina yang masih melihat keluar jendela.

Mita memang sedang berada di rumah karena kantornya libur di hari minggu, tapi meskipun begitu dirinya masih tetap terlihat sibuk bekerja dengan laptopnya.

"Itu kak Gilang Aksara dirinya datang untuk menjemputku hari ini," jawab Karina.

"Eh kamu bilang Gilang datang kesini!"

Sontak Mita langsung terkejut meninggalkan laptopnya saat mendengar kalau Gilang Aksara telah datang ke rumahnya, akan tetapi dirinya juga merasa kecewa karena kedatangan Gilang kemari bukan untuk diri Mita melainkan karena Gilang akan pergi dengan adiknya.

Mita melihat Karina berjalan perlahan menuju pintu depan untuk membukanya dan seorang pria tampan dengan dandanan rapi terlihat berdiri dengan senyum saat melihat gadis cantik di depannya.

"Karina apa kamu sudah siap berangkat sekarang?" tanya Gilang kepada Karina yang terlihat mengangguk kemudian bicara.

"Iya aku sudah siap untuk pergi."

"Kalau begitu ayo," ucap Gilang sambil mengulurkan tangannya berharap Karina akan mau menggandengnya.

Karina terlihat mengerti maksud Gilang dan segera meraih tangan itu meskipun dalam pikiran Karina gandengan tangan itu hanyalah hal yang biasa dan tidak ada maksud tertentu. Karina pun sebentar melihat ke dalam rumah sebelum pergi untuk berpamitan pada kakaknya yang masih berdiri menatapnya dengan wajah kaku tanpa ekspresi.

"Kak Mita aku pergi dulu untuk menghadiri acara pesta reoni sekolahku," pamit Karina yang kemudian pergi bersama Gilang Aksara meninggalkan Mita yang tampak tidak percaya dengan semua ini.

Gilang pergi dengan Karina lagi, meskipun aku sudah tahu kalau dirinya menyukai adiku tapi mengapa hatiku masih terasa sangat sakit dan sulit untuk menerima saat melihat mereka berdua jalan bersama secara langsung.

Tak lama setelah mobil Gilang pergi air mata langsung terlihat mengalir di pipi Mita karena dirinya sudah tak mampu lagi membendung rasa sedih serta cemburu yang terasa mengiris hatinya. Mita sekarang merasa dirinya semakin jauh dari pria yang dirinya cintai karena adiknya sendiri telah mencurinya.

"Tidak ada tempat lagi untuku di hati Gilang, Karina benar-benar sudah mendapatkan seluruh perhatiannya."

Mita hanya bisa duduk termenung dengan kesedihan karena hampir tidak ada harapan lagi bagi dirinya untuk mendapatkan perhatian dari Gilang setelah melihat semua kenyataan ini, Karina adalah saudarinya hingga sangat menyakitkan baginya bila harus bersaing dengan adiknya sendiri.

Sementara itu kemeriahan mulai terasa di dalam sebuah restoran saat banyak anak muda berkumpul di sana, makanan dan minuman juga di sajikan secara gratis untuk acara pesta reoni sekolah itu karena kebetulan orang yang menyelenggarakannya adalah anak pemilik dari restoran yang belum lama ini telah di percayakan padanya untuk mengelolanya.

Bastian Yahya memang sengaja mengadakan acara reoni sekolan di restoran keluarganya untuk menunjukkan bahwa dirinya sudah sukses sekarang kepada teman-temannya yang sebagian besar masih berkuliah atau baru mulai bekerja.

Sementara itu beberapa gadis juga mulai tertarik pada Bastian yang melihatnya sudah sangat sukses, tapi Bastian masih menantikan kehadiran seorang gadis lain yang dulu pernah membuatnya patah hati.

Karina Rosalin sebelumnya telah membalas undangan dari Bastian dan memastikan kalau dirinya akan datang ke acara reoni ini. Bastian langsung senang sambil berpikir bahwa Karina pasti akan sangat terkejut dan menyesal saat melihat dirinya yang sekarang, karena dulu Karina pernah menolak ajakan berpacaran dari Bastian saat masih sekolah.

Sementara itu seorang gadis terlihat memberanikan diri untuk mendekati Bastian kemudian mulai berbicara padanya.

"Bastian kamu sedang apa melamun di sini, lihatlah teman-teman yang lain mereka sudah mulai berdatangan dan saling mengobrol," tegur Rosa kepada Bastian yang terlihat sedang melamun memikirkan sesuatu.

"Tentu saja, ah kalau tidak salah kamu dulu dari kelas sebelah bukan dan namamu?" Jawab Bastian yang terlihat tidak mengangat nama teman sekolahnya dulu.

"Aku Rosa apa kamu tidak mengingat aku, padahal aku sering memperhatikan kamu waktu di sekolah dulu." Ujar Rosa.

"Benarkah aku sama sekali tidak menyadarinya."

Sementara Rosa sedang mengobrol beberapa gadis teman-teman sekolah Bastian dulupun akhirnya juga mulai mendekat dan bergabung dengan obrolannya karena mereka tidak ingin kalah bersaing dengan Rosa untuk mendapatkan perhatian Bastian Yahya. Rosa yang menyadari para penganggu yang datang pun kemudian mulai bicara lagi untuk lebih mengakrabkan diri pada Bastian.

"Ah Bastian kamu memang sama sekali tidak peka, padahal aku dulu cukup menyukaimu tapi kamu malah mengincar gadis aneh dari kelasku." goda Rosa yang sebenarnya dulu dirinya memang tidak pernah menganggap keberadaan Bastian, tapi tentu saja sekarang dirinya telah berubah pikiran setelah mengetahui kalau Bastian sebenarnya adalah anak orang kaya.

"Maksudmu Karina, dulu aku memang cukup kecewa dan malu karena dirinya tolak di depan kelas, tapi sudahlah dan oh iya Karina juga membalas pesanku kalau dirinya akan datang di acara ini, apakah kamu sudah melihatnya?"

"Benarkah! Karina bahkan akan datang ke acara yang di adakan di restoranmu, apakah gadis aneh itu benar-benar tidak punya rasa malu untuk berani menemuimu lagi." balas Rosa yang terlihat sedikit menyinggung Karina.

Memang banyak gadis teman sekolah Karina yang tidak suka terhadap dirinya karena mereka cemburu dengan Karina yang memiliki wajah cantik hingga terkenal di kalangan siswa, tapi tentu saja Karina yang pendiam juga sulit untuk di dekati hingga banyak yang menjulukinya sebagai putri es karena sikapnya yang kaku dan juga dingin seperti es.

Bastian kemudian terlihat berjalan meninggalkan kumpulan para gadis itu karena beberapa pria teman sekolahnya tiba-tiba mumcul dan membawanya bergabung dengan mereka.

"Rosa apakah benar Karina juga akan datang ke reoni ini?" tanya seorang gadis teman Rosa

"Chintya dan kalian semua bukankah sudah mendengarnya sendiri tadi, kenapa kalian masih menanyakannya lagi padaku." balas Rosa.

"Kalau begitu gawat, bila putri es itu datang dirinya pasti akan menyita perhatian semua pria di pesta reoni ini." kata Chintya.

"Itu tidak akan terjadi, bila dia datang nanti kita pasti bisa melakukan sesuatu dan lagi pula ini adalah kesempatan kita untuk mempermalukan gadis es itu."

"Tapi Rosa apakah tidak masalah kita melakukan sesuatu di pesta reoni ini?" tanya Chintya yang sedikit ragu dengan ide Rosa.

"Kalian tenang saja, Bastian pasti tidak akan keberatan karena dirinya pasti masih menyimpan rasa benci terhadap Karina yang dulu pernah menolaknya."

Rosa dan teman-temannya telah memikirkan sesuatu yang licik untuk membuat malu Karina di dalam pesta, agar Karina tidak mendapatkan perhatian dari semua orang. Rosa cukup mengenal Karina yang polos juga pendiam hingga tidak mungkin Karina akan dapat menyadari jebakan yang mereka siapkan.

Elipsis Karina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang