DL| 02. Khitbah

368 37 12
                                        

[Assalamu'alaikum]

Alhamdulillah bisa balik lagi...

Baca part ini hari apa??

Jangan lupa ya ikhwan-ikhwan sekalian tinggalkan vote dan komentar dibagian yang kalian suka📩💙

————HAPPY READING———

••••••

“Lelaki yang benar-benar mencintai seorang wanita itu dia yang berani mengucapkan khitbah kepada Ayahnya, dan memberikan cincin untuk pernikahannya. Bukan lelaki yang hanya mengucapkan i love you tapi tidak berani mengucapakan qobiltu.”

Atharizz Faizan Ghazzal El-fathan—

“Jodoh bukan perkara cepat atau lambat, tetapi bertemu dia diwaktu yang tepat. Dipertemukan oleh takdir lewat jalan istikharah dan restu keluarga, bukan dipersatukan oleh dosa yang mengatas namakan cinta.”

—Zahwa Qarira Al-athaya—

********

"Aa... Kenapa? Ko ngelamun?" Tanya Ibunda Kanza Humayra seorang wanita yang sudah mengandung, membesarkan dan juga mendidik Faizan dengan baik, dia wanita yang sangat berharga melebihi berlian, dia nyawa seorang Faizan.

Faizan menoleh kearah sang Bunda, ia mendapati Kanza yang sudah berdiri disampingnya sambil menatap bingung kearahnya.

"Bunda, sejak kapan disini?" bukannya menjawab Faizan malah bertanya balik.

Bunda Kanza menghela nafas pelan, ia mengusap punggung putra sulungnya." ada apa, A?" Bunda bertanya lagi.

Faizan meremas jari jemarinya erat, ia menatap manik indah milik Bundanya. Jika ditanya wanita paling cantik di dunia ini siapa maka ia akan menjawab Bundanya Kanza Humayra, jika ditanya wanita paling ia cintai melebihi nyawanya siapa? Maka jawabannya masih sama yaitu Bundanya. Cinta yang tidak akan pernah berakhir sampai hayat.

"Bunda... Sebenarnya... Aa, suka sama seseorang." Akhirnya Faizan bisa jujur terhadap Bundanya.

Bunda Kanza terkejut mendengarnya. Sungguh ini adalah pertama kalinya putranya membicarakan seseorang yang dirinya sukai.

"Kamu... Suka seseorang?" Kanza masih tidak percaya dengan apa yang dirinya dengar tadi.

Faizan mengangguk mantap.

Kanza mengangkat kedua sudut bibirnya berbentuk bulan sabit, ia menatap putranya lalu mengelus pipinya." jangan cuma nanam rasa suka, Aa harus buktiin kalau Aa benar-benar mencintai gadis itu."

Faizan kembali menatap Bundanya." Aa.. Harus ngungkapin cinta Aa, ya, Nda?"

Kanza menggeleng." seorang gadis solehah tidak butuh ungkapan cinta, yang dia butuh itu bukti cinta. Jangan permainan perasaan seorang wanita, kalau kamu serius cari cara untuk menghalalkannya. Kamu pikirin baik-baik, ya..." Bunda Kanza menepuk bahu Faizan lalu pergi dari sana.

Faizan masih bergeming ditempat mencoba mencerna kata demi kata yang diucapkan Bundanya, dan beberapa detik kemudian sunggingan kecil terbit di bibirnya.

Dear LetnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang