- Temu Tak Dimau

81 11 4
                                    

Nanchojib, sebuah rumah bersama khusus perempuan yang berada di Dongdaemun-gu, menjadi incaran banyak orang karena lokasinya yang strategis. Rumah dua lantai itu dekat dengan minimarket, halte bus, stasiun bawah tanah, jalan utama, serta memiliki akses mudah ke salah satu kampus ternama di Korea Selatan, Korea University. Pemilik rumah yang tinggal di lantai satu begitu ramah dan penuh pengertian. Ia akan dengan mudah memberi keringanan jika penghuninya sedang kesulitan untuk membayar. Aturan di rumah itu memang cukup ketat, tetapi lingkungan yang aman dan nyaman menjadi jaminan kuat untuk membuat para penghuninya betah tinggal di sana.

Tak heran jika Bae Suzy bertahan di Nanchojib sejak ia merantau dari Gwangju ke Seoul untuk menempuh pendidikan di Korea University. Gadis itu beruntung karena berhasil mendapatkan kamar di Nanchojib pada detik-detik terakhir. Terlambat semenit saja mungkin ia tak akan mendapatkan kenyamanan tinggal di rumah bersama itu. Sampai ia bekerja di Kantor Berita Yongmasan selama beberapa tahun belakangan pun, ia masih tetap memilih tinggal di Nanchojib.

Teman serumahnya terus berganti sepanjang berjalannya waktu. Ada kalanya ia tinggal dengan rekan yang seumuran. Pernah juga ia tinggal bersama juniornya di kampus. Tak jarang, sosok yang lebih senior darinya juga menempati rumah bersama itu. Dengan lamanya ia tinggal di Nanchojib, nyonya pemilik rumah telah menganggapnya seperti anak sendiri. Maka tak heran jika nyonya pemilik rumah akan meminta dan memastikan kenyamanan Suzy sebelum menerima penghuni rumah bersama.

Tahun ini, rumah bersama dengan empat kamar kamar itu terisi sepenuhnya. Satu penghuninya adalah teman kampus Suzy, Min Seo Ah, sementara dua lainnya adalah mahasiswi yang baru saja diterima di Korea University, Lee Eun Ha dan . Lee Eun Ha cenderung mudah membaur, sementara Kim Na Hee hanya berinteraksi seperlunya saja. Sebagai sosok yang lebih senior, Suzy dan Seo Ah tidak mempermasalahkan sikap mereka selama tidak mengganggu kenyamanan rumah bersama itu. Hidup dengan damai dan saling menghargai di perantauan tentunya menjadi prioritas utama.

Pagi itu di Nanchojib, Seo Ah dan Na Hee tengah membuat roti selai untuk sarapan, sementara Eun Ha sedang memakai kamar mandi untuk melakukan setoran harian. Secara tak terduga, Suzy membuka kamarnya dengan penuh semangat hingga suara pintu yang beradu dengan dinding berhasil mencuri perhatian kedua temannya yang sedang berada di meja makan.

"Yaa, Suzy-ah, jangan membuat keributan pagi-pagi," tegur Seo Ah.

Suzy tersenyum dan berjalan mendekat ke meja makan. Tangannya langsung meraih roti tawar yang sedang diolesi selai cokelat oleh Seo Ah, lantas memakannya. Seo Ah mendengus. Ia berniat mengambil kembali roti tawar dan melapisinya dengan selai cokelat, tetapi Na Hee sudah lebih dulu memberikan miliknya untuk Seo Ah. Gadis termuda itu memilih untuk membuat lagi roti selai untuk dirinya sendiri.

"Kenapa? Kau terlihat semangat sekali pagi ini," tanya Seo Ah yang kemudian menggigit roti dari Na Hee.

"Hari ini ketua timku resmi pensiun," Suzy berbicara dengan wajah penuh kebahagiaan. "Ketua tim yang baru akan datang dan mulai bekerja hari ini."

"Benarkah?" Seo Ah terlihat antusias. "Syukurlah, akhirnya hari yang kau nantikan tiba. Siapa penggantinya? Kau sudah tahu?"

"Belum. Isu yang beredar, dia adalah mantan ketua editor di salah satu kentor berita besar Distrik Songpa. Katanya lagi, dia masih muda. Seorang pria yang masih muda dan tampan," ucap Suzy dengan semangat. Kelopak matanya terpejam dengan wajah melukiskan senyum, pikirannya sudah membayangkan seperti apa ketua timnya yang baru itu. "Kalau benar, semoga saja dia masih lajang."

"Kau berniat menggoda ketua timmu sendiri?" cibir Seo Ah. Suzy membuka kelopak matanya kembali.

"Kalau dia masih lajang, tak ada salahnya kan? Aku sudah lama tidak berkencan," ucap Suzy. Gadis itu masih tersenyum semringah saking semangatnya. "Setelah bertahun-tahun dipimpin oleh ketua tim yang tua, galak, dan suka mengomel, akhirnya akan ada pemandangan baru di timku. Ah, aku tidak sabar untuk bertemu dengannya."

BEGIN AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang