Sebuah restoran sederhana yang tak jauh dari Rumah Sakit Seoul National University menjadi tempat Seung Gi mengajak Da Hyun berbicara. Duduk berhadapan, Da Hyun terlihat tak terlalu nyaman. Sementara itu, Seung Gi yang keadaannya sudah membaik terus melemparkan tatapan menyelidik pada gadis di hadapannya itu. Seung Gi yakin betul bahwa orang yang dilihatnya terakhir kali sebelum kesadarannya menghilang adalah Suzy. Namun, mengapa saat ia telah sadar kembali, Suzy tak ada di sisinya? Ia justru mendapati Da Hyun yang beberapa waktu belakangan tak pernah dihubunginya atau menghubunginya lagi. Tak heran jika Seung Gi menaruh curiga atas kehadiran Da Hyun yang tak terduga.
"Bagaimana kau tahu kalau aku ada di rumah sakit?"
Da Hyun terdiam, tak berani melihat ke arah Seung Gi yang menatapnya tajam. Ia sudah berjanji pada ayah Seung Gi agar tidak memberi tahu apapun pada Seung Gi.
"Entahlah, mungkin kebetulan."
"Jangan berbohong!"
"Kau tidak perlu tahu! Yang penting aku di sana dan mendampingimu sampai keadaanmu membaik kan?" Da Hyun membalas keras karena panik. Seung Gi menghela napas panjang dan menatap Da Hyun lekat.
"Apa yang dijanjikan ayahku padamu?" tembak Seung Gi. Da Hyun tergagap.
"A ... Apa? Kau bicara apa!? Aku ... aku tidak mengerti maksudmu ..."
"Da Hyun-ah, tidak perlu menutupi apapun dariku. Seandainya kau tidak mau bicara pun aku bisa mencaritahunya sendiri. Tapi, bisakah kau membantu mempermudahnya agar aku tidak perlu menghabiskan banyak tenaga?" pinta Seung Gi. "Siapa yang memberitahumu kalau aku berada di rumah sakit? Keluargaku? Atau orang di kantorku?"
Perlahan, Da Hyun memberanikan diri untuk menatap Seung Gi. Pria itu terlihat menaruh harapan jawaban darinya. Sorot matanya menyiratkan lelah. Sedikit banyak, Da Hyun tahu betapa Seung Gi sudah terlampau banyak menahan beban mental sejak pulang dari luar negeri beberapa tahun lalu. Sungguh, ia tak ingin membuat pria itu semakin lelah, tetapi, ada sedikit ketakutan akan terjadi kekacauan jika ia mengatakan yang sebenarnya pada Seung Gi.
"Ayahmu," akhirnya Da Hyun menjawab dengan jujur. Seung Gi kembali menghela napas panjang. Sesuai dugaannya.
"Dia menyuruh orang memata-mataiku?" tanya Seung Gi. Da Hyun menggeleng ragu.
"Aku tidak tahu. Tadi ayahmu meneleponku, memberi tahu bahwa kau dibawa ke rumah sakit. Dia menyuruhku untuk menyusul dan memastikan keadaanmu. Nada bicaranya sangat panik, jadi aku tidak bisa menolaknya," jelas Da Hyun. "Dia tak menjanjikan apa-apa padaku. Selain karena menuruti permintaan ayahmu, aku datang karena aku peduli pada keadaanmu. Maaf kalau kau jadi tak nyaman."
"Bukan salahmu, tenang saja."
"Sebenarnya apa yang terjadi? Kata ayahmu kau pergi dari rumah. Kalian bertengkar?" tanya Da Hyun.
"Tidak. Aku sudah lelah di sana, jadi aku memilih pergi. Kau sudah tahu sendiri bagaimana hubunganku dengan ayahku. Kami tidak pernah baik-baik saja kan?" jawab Seung Gi. "Aku memutuskan untuk tidak berurusan dengannya lagi."
"Kau yakin dengan keputusanmu?" tanya Da Hyun.
"Hm, aku yakin. Sangat yakin."
"Lalu ... Sekarang kau tinggal di mana? Bolehkah sesekali aku mengunjungimu?" tanya Da Hyun.
Seung Gi menatap Da Hyun lekat. Sudah beberapa tahun sejak ia mulai dijodohkan dengan gadis di hadapannya itu. Da Hyun selalu berusaha untuk mendekatinya dan menembus dinding batas yang diciptakannya di antara mereka. Akan tetapi, Seung Gi tak pernah sekalipun memberi celah. Ia bahkan tak peduli dengan segala usaha Da Hyun untuk meluluhkan hatinya. Bagaimana perasaan Da Hyun pun Seung Gi tak pernah bertanya. Gadis itu hanya pernah mengatakan padanya bahwa ia tak akan menyerah agar bisa mendapat tempat di hati Seung Gi. Mustahil rasanya hal itu bisa terjadi karena nyatanya seseorang telah memenuhi hati Seung Gi sejak lama dan tak pernah ingin disingkirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEGIN AGAIN
FanfictionDua kisah tentang memulai kembali kisah cinta yang belum sepenuhnya selesai. Satu tentang pertemuan kembali, satu lagi tentang mengulang kembali. Lee Seung Gi - Bae Suzy Fanfiction, hanya fiksi untuk menghibur diri sendiri