Bab 2 | Senyum Indah Dikala Mabuk

27 1 0
                                    

      "Sarah? Dia tidak ada denganku. Bukankah tadi kau bilang dia pergi ke Bank? Apa? Berita? Aku tidak tahu, aku belum melihatnya. Baiklah, aku akan mencarinya nanti." Rentetan perkataan Yong Ju terucap cepat saat ia berbicara dengan Sunny melalui telepon, nada khawatir mulai menyelinap ke dalam suaranya. Meski begitu, Yong Ju berusaha tetap terdengar tenang.

      "Tuan muda?" tegur seorang lelaki paruh baya berpakaian rapi dengan setelan jas hitam yang berkelas.

     Sesuai dengan sebutannya, Manager Ji adalah seorang manager di perusahaan milik ayah Yong Ju. Ya, Yong Ju berasal dari keluarga yang kaya raya. Orang-orang menyebutnya Chaebol--anak dari keluarga konglomerat. Tapi Yong Ju merahasiakannya dari semua orang. Sejauh ini hanya sahabatnya yang mengetahuinya. Ya, Sarah.

     Namun Yong Ju sama sekali tak memperlihatkan minat. Ia tetap sibuk memencet layar ponselnya, terus mencoba menghubungi Sarah yang tak kunjung menjawab panggilannya. Dengan alis berkerut, tatapannya terfokus pada layar ponsel, hatinya mulai dipenuhi kecemasan yang semakin memuncak.

     "Tuan, kau harus ikut denganku. Jika tidak--"

      "Aish, kenapa dia tidak mengangkatnya?!!" Yong Ju memotong ucapan Manager Ji tanpa sedikit pun menoleh ke arah lelaki tua itu. Dia pergi begitu saja dari sana--dari restoran super mewah yang jika bukan karena Manager Ji, dia tidak akan mau masuk ke dalam sana--karena uangnya tak sebanyak itu dan ia tidak mau menggunakan kartu kredit pemberian Manager Ji.

     Saat mengingat sesuatu, ia kembali menghampiri Manager Ji lalu berkata, "Manager Ji, bisakah kau berikan aku uang cash? Aku mau naik taksi," ucapnya dengan nada cepat namun tetap mengandung nada perintah yang tak bisa dibantah.

     Manager Ji tampak sedikit terkejut. "Tuan, aku tidak punya uang cash. Jika anda mau, aku bisa mengantarkan--"

     "Yasudah lah, tidak usah. Aku naik bus saja."

     Yong Ju mendengus kesal, lalu melangkah menjauh, namun berhenti sejenak sebelum benar-benar pergi. Wajahnya berubah serius.

      "Manager Ji, kumohon, biarkan aku hidup seperti ini. Aku sudah katakan berkali-kali padamu. Aku tidak akan kembali ke rumah. Aku bahagia dengan hidupku yang seperti ini. Aku harap kau menyampaikan ini ke ayah. Lagi pula, mengapa dia masih berharap banyak padaku setelah membuangku beberapa tahun yang lalu?"

      Sorot matanya berubah sendu, tak lama. Hanya beberapa detik saja. "Kalau begitu aku pergi dulu. Dan satu lagi. Lain kali, bawalah uang tunai jika ingin menemuiku," katanya sambil melirik tajam sebelum akhirnya berbalik dan meninggalkan Manager Ji di sana.

     Kali ini dia benar-benar melangkah pergi dari sana--sambil terus mencoba mengubungi Sarah. Sebenarnya ada satu tempat yang ia yakini, bahwa kemungkinan besar sahabatnya itu berada di sana. Tapi ia hanya ingin memastikan lebih dulu, apakah Sarah baik-baik saja--karena tadi Sunny terdengar sangat mencemasinya.

      Tapi, berita seperti apa yang Sunny maksud?

      Yong Ju sudah berada di halte bis. Sembari menunggu, ia mencari berita yang Sunny sebutkan. Sebuah headline berita tiba-tiba muncul di layar ponselnya setelah ia membuka aplikasi berita, menarik perhatiannya.

     "Seorang wanita berhasil mengalahkan perampok bersenjata dengan sebuah roti."

     Ia berdecak kagum. Membaca judulnya saja ia sudah bisa menebak siapa wanita yang dimaksud. Yong Ju putar video yang terdapat pada berita itu. Meskipun kualitas videonya buruk dan tampak agak kabur, ia dapat mengenali sosok itu. Cara wanita itu bergerak, gerakan tangannya, dan kekuatan kakinya saat melawan perampok sudah cukup baginya untuk menyimpulkan—itu adalah Sarah, sahabatnya.

WHEN WINTER COMESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang