‎ ‎ ☆ prolog

81 6 0
                                    

"Kak."

Merasa terpanggil, semuanya pun ikut menoleh dengan raut wajah bingung. Kernyitan pun mulai bermunculan di dahi ke tujuhnya.

"Sebenarnya...."

Mereka memilih untuk tidak memotong, wajah ke tujuhnya masih setia menatap adik perempuan satu satunya itu.

"Anya─



─punya gebetan disekolah."

Baru saja Haidar ingin berteriak, akan tetapi dengan sigap, Mark sudah membekapnya lebih dulu membuat sang empu memutar matanya malas.

Sementara itu tangannya Aldi sudah terkepal sempurna seakan akan hendak meluapkan emosinya detik itu juga, akan tetapi Nareza langsung memegang pundaknya yang membuatnya merasa sedikit lebih tenang.

Ekspresi Reyjuno tentu kaget, namun ia memilih diam saja karena ia tahu betul pasti adiknya itu tahu batasan sehingga mungkin alurnya hanya sampai menceritakan hal baiknya saja.

Jika raut wajah Chasya dan Jian hanya datar─tanpa ekspresi, namun sebenarnya mereka memiliki banyak sekali pertanyaan yang harus segera menemukan jawabannya, tapi kemana jawaban tersebut "Lalu?" Tanya Jian akhirnya

"Anya─



jangan bilang lo habis macem macem jev?" A memotong dan langsung melontarkan pertanyaan

"Asal banget lo kak," pekik Jevanya kaget saat kakak ketiganya tiba tiba bertanya seperti itu

"Walaupun gue cinta mati sama dia, tapi tetep aja gue masih bisa jaga diri!"

"Terus?" Reyjuno menginterupsi keduanya

"Ya cuma ngomong aja sih, tapi..." Dia menatap udara kosong sebentar, lalu ia kembali menatap ke tujuhnya

"Dia juga suka sama gue."

"Tapi kita gak jadian ataupun ngelakuin hal yang aneh aneh, gue berani sumpah!" Lanjut Jevanya cepat

Ke tujuhnya menghela nafas lega, setidaknya adik perempuannya itu benar benar tau batasan.

"Untung aja lo tau batasan jev, jadi kita gak perlu khawatir, ya walaupun sebenarnya kita itu khawatir banget," tutur Chasya yang langsung diangguki Nareza

"Inget ya jev, jangan sekali sekali lo ngelakuin sesuatu yang ngebuat orang tua kita nambah tersiksa di alam sana," peringatkan Jian, Jevanya mulai memperhatikan kakak terakhirnya itu secara intens

"Lo bebas suka sama siapapun alas tau batasan dan jaga diri aja, selebihnya sih be your self," Jevanya mengangguk lucu yang langsung membuat Nareza mengusap pucuk kepala Jevanya lembut

"Intinya bukan cuma itu," Leo menatap adiknya satu persatu dengan tatapan sendu

"Yang penting kalian harus terus doain orang tua kalian biar tenang di alam sana dan jangan sekali sekali ngelakuin kesalahan yang ngebuat orang tua kita nggak tenang di alam sana─




gue yakin sama kalian bertujuh, pasti kalian bisa menentukan apa yang terbaik untuk hidup kalian kedepannya," lanjutnya

‎ ‎‎𝒊𝒗. ‎ brother  :  nct dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang