4. Hanya ingin bersamamu

314 36 1
                                    

"Terima kasih sudah repot-repot menyambut saya nona Chiyemi." Ucap Ayato sopan ketika dia berkunjung ke kediaman nona Chiyemi untuk mengobrol sambil minum teh.

"Ti-tidak tuan Kamisato! Justru saya yang harus berterima kasih karena anda repot-repot membawakan bingkisan untuk saya." Ucap Chiyemi.

Ayato membalasnya dengan sebuah senyuman membuat gadis itu salah tingkah. Menurut data yang diberikan Hyakubei, Chiyemi adalah nona yang cukup kalem dan anggun. Namun ketika bertemu langsung, entah kenapa dia terlihat tidak bisa tenang dan sedari tadi terkejut setiap mata mereka bertemu.

'Apa ada yang aneh dengan wajahku hari ini?' Batin Ayato.

Tapi karena Ayato adalah seorang pria, dia mulai berusaha mencari topik pembicaraan dan berbasa-basi dengan Chiyemi, berharap waktu cepat berakhir dan dia bisa segera pergi dari sana.

Sementara itu Thoma menunggu di halaman kediaman Chiyemi. Waktunya tidak membosankan karena ternyata kediaman itu memiliki seekor anjing peliharaan yang sangat menggemaskan! Shiba inu yang lucu membuat Thoma mulai bermain-main dengannya.

"Oh..oh.. kau sangat lembut! Sepertinya kau di rawat dengan sangat baik. Siapa namamu ya.. aku tidak bisa bertanya pada seseorang karena disini sangat sepi." Ucap Thoma melirik ke sekelilingnya.

Tidak ada orang di halaman itu, sampai akhirnya..

"Oh! Ada satu orang." Ucap Thoma sambil melihat seseorang tampak sedang menyapu halaman di dekat gazebo. Dia tersenyum riang kemudian menggendong anjing itu dan berlari kecil ke arah orang yang sedang menyapu halaman.

"Selamat siang." Sapa Thoma membuat orang itu terkejut.

"Hah? Kau siapa?" Tanya orang itu.

"Ah, aku Thoma pelayan dari keluarga Kamisato. Tuanku sedang ada agenda dengan nona Chiyemi, jadi aku menunggu disini hahaha.." ucap Thoma membuat orang itu menatapnya.

"Lalu apa yang kau lakukan dengan Orenji? Dia peliharaan nona Chiyemi." Ucap orang itu membuat Thoma langsung menurunkan anjing itu.

"Ah jadi namanya Orenji! Sebenarnya aku hanya ingin bertanya siapa nama nya. Disini sangat sepi, jadi ketika aku melihatmu.." ucap Thoma tidak enak sambil menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.

"Begitu. Salam kenal, namaku Kojiro Sato. Kau bisa memanggilku Sato." Ucapnya sambil mengulurkan tangan.

Thoma langsung membalasnya sambil tersenyum. "Salam kenal Sato!"

**
Ayato telah menyelesaikan urusannya, jadi sekarang dia akan menggunakan waktu tersisanya untuk menghabiskan waktu dengan...

"Thoma?" Ucap Ayato ketika menangkap Thoma yang sedang berbincang ceria bersama seseorang di gazebo halaman. Orang itu.. terlihat sangat akrab dengan Thoma. Siapa dia?

"Ah! Waka." Ucap Thoma menoleh ketika mendengar Ayato menyebut namanya.

Orang yang duduk di sebelah Thoma langsung menunduk hormat dan melirik bagaimana seorang kepala klan kepala Kamisato itu karena ini pertama kalinya dia melihatnya.

'Wah... tatapannya sangat menyeramkan.' Batin Sato kemudian dengan cepat beralih menatap Thoma.

"Mungkin kita bisa melanjutkannya lain waktu, Thoma. Aku pergi dulu dan.. permisi tuan." Ucap Sato buru-buru untuk pergi

"Ah... baiklah sampai jumpa lagi!" Ucap Thoma membuat Sato tersenyum sebelum benar-benar meninggalkan dua orang itu bersama dengan Orenji yang masih di pelukan Thoma.

Ayato melirik orang itu dengan ujung mata nya kemudian kembali lagi beralih menatap Thoma. "Siapa dia?"

"Oh, dia pelayan yang bekerja disini. Kebetulan saja kami menjadi teman mengobrol hahaha." Ucap Thoma tertawa pelan.

Ayato menuduk sedikit kemudian mengusap pucuk kepala Thoma. "Kau terlihat sangat bosan menungguku, apa sebaiknya kuhentikan saja ini dan kita kembali ke rumah?"

 "Kau terlihat sangat bosan menungguku, apa sebaiknya kuhentikan saja ini dan kita kembali ke rumah?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Huh? A-aku tidak bosan, Waka! Kita tidak bisa pulang sekarang karena.. karena agenda yang dibuat Hyakubei bahkan belum jalan setengahnya." Ucap Thoma panik.

Ayato terkekeh melihat reaksi Thoma. Sangat lucu.

"Baiklah. Jadi dengan sisa waktu ini, apa yang harus kita lakukan hm?" Tanya Ayato sambil duduk di sebelah Thoma.

"Agendanya..." Thoma buru-buru merogoh buku agenda yang ia bawa dan mengeceknya.

"Waka.. pertemuanmu dengan nona Chiyemi cepat sekali. Waktu luang kita jadi banyak sekali." Ucap Thoma.

Ayato terkekeh. Yaah, dia memang tidak terlalu tertarik dengan perjodohan ini dan tidak begitu menikmati pembicaraan dengan orang-orang itu. Jadi buat apa di per-lama?

"Bagaimana kalau kita jalan-jalan?"

"Huh? Tapi waka.."

"Ada apa?"

"Jika aku punya waktu luang begini.. bukankah sebaiknya aku pergi mencarikan bingkisan untuk nona Etsuko? Besok kita akan pergi ke kota Inazuma, jadi—,"

"Tidak perlu buru-buru. Apa kau tidak mau pergi bersamaku?" Tanya Ayato memansang ekspresi murung yang di buat-buat. Tentu saja Thoma percaya itu dan langsung terkejut.

"Ah.. wa-waka.. baiklah, maafkan aku! A-aku tidak tahu ternyata hari ini waka sangat suntuk, mungkin dengan jalan-jalan bisa membuat hati waka senang. Maaf karena aku tidak menyadarinya!" Ucap Thoma menunduk dalam.

"........" Ayato tidak mengucapkan apa-apa atas semua kesalahpahaman ini. Apa sedikitpun laki-laki itu tidak menyadari bahwa tujuan Ayato hanya ingin bersama nya?

Ayato perlahan tertawa kecil. Perlahan dia meraih tangan kanan Thoma kemudian menggenggamnya erat. Thoma menatapnya bingung entah kenapa ia merasa sedikit aneh.

"Ada apa Waka?"

"Ayo pergi membeli camilan dan berjalan-jalan. Aku ingin menghabiskan waktu denganmu." Ucap Ayato perlahan berjalan sambil menggandeng tangan Thoma.

Thomapun otomatis mengikuti Ayato di sampingnya. Dia terdiam sambil berfikir maksud ucapan tuannya itu. Menghabiskan waktu dengannya? Untuk apa?

Tapi Thoma tidak berniat untuk menolak. Terlebih lagi ketika Ayato menggenggam tangannya, rasanya seperti kembali ke masa saat mereka masih kecil.

Ayato kecil yang selalu menggenggam tangannya ketika dia berada dalam keadaan sulit. Ayato yang selalu ada untuk menghiburnya. Entah kenapa Thoma teringat masa-masa itu.

Kebaikan hati tuannya masih terasa hangat sampai sekarang. Terkadang Thoma berfikir apakah dia masih bisa seperti ini ketika Ayato menikah nanti?

Rasanya... ada yang sedikit mengganjal di hati nya.

Tapi Thoma tidak berhak merasa seperti itu. Ayato adalah tuannya. Tuan yang sangat dia sayangi karena kebaikan hatinya, Thoma harusnya tetap mendukung apapun pilihan yang diambil tuannya.

Ya, begitulah seharusnya.

LIKE WATER [AYATO X THOMA, GENSHIN IMPACT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang