5. Apa yang kuinginkan

279 32 3
                                    

Cuaca sangat cerah di Ritou, tidak panas dan tidak dingin. Rasanya sangat hangat atau mungkin itu hanya perasaan Thoma saja.

Karena Ritou merupakan daerah pelabuhan, maka banyak sekali barang-barang yang baru datang untuk di perdagangkan. Thoma sejujurnya tidak pernah begitu memperhatikan ketika para pedagang menurunkan muatannya dari atas kapal, tapi hari ini melihatnya langsung membuatnya tertarik.

Mereka berjalan-jalan di sekitaran dermaga dan tatapan Thoma tampak begitu terfokus menatap beberapa kapal menurunkan muatannya. Satu kapal menurunkan muatannya dan meletakkannya di pinggir dermaga satu persatu. Dari kotak yang mereka turunkan, tercium aroma yang sedikit familiar di hidung.

"Teh?" Tebak Thoma membuat salah satu pria pengangkut barang itu tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Teh?" Tebak Thoma membuat salah satu pria pengangkut barang itu tertawa.

"Oh? Kau punya hidung yang bagus anak muda! Hahahaha~" ucap pria itu.

"Hehehe.. oh, tapi wangi nya sedikit.. hm.. memiliki ciri khas. Aku tidak pernah mencium aroma teh seperti ini. Wanginya sangat kuat namun lembut..wah...." Ucap Thoma memuji dengan ekspresi berbinar.

"Benar sekali! Ini adalah teh dari—,"

"Chenyu kan?" Potong Ayato.

"Benar sekali! Wah.. bagaimana bisa anda menebaknya? Hari ini adalah hari pertama teh Chenyu di edarkan di Inazuma. Aku sangat terkesan tuan! Anda memiliki wawasan yang sangat luas!" Puji pria itu sementara Thoma menoleh ke arah Ayato.

Dia seakan menatap, 'Hebat! Tuan muda hebat sekali!' begitu.

Ayato sedikit bangga dengan pengetahuannya kini berdehem pelan. "Itu.. karena aku dulu aku pernah meminumnya bersama kakekku saat masih kecil. Chenyu memiliki kualitas teh terbaik dan aroma nya sangat mudah untuk di ingat. Kulihat banyak sekali teh yang diturunkan hari ini, bolehkah aku membeli teh ini?"

"Oh? Tentu saja. Ini adalah barang untuk di jual." Ucap pria itu senang.

"Baiklah, kalau begitu kirimkan ke kediaman Kamisato." Ucap Ayato sambil merogoh sakunya untuk memperlihatkan lencana lambang kepala keluarga Kamisato. Pria pengangkut barang itu mengangguk cepat.

"Baik tuan!" Ucapnya sambil mengabari atasan dan beberapa rekannya.

"Ah, Waka.. biarkan aku juga—," Thoma hendak mengikuti pria itu namun Ayato langsung mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Thoma.

"Tidak perlu. Thoma cukup menemaniku saja." Ucap Ayato sambil tersenyum.

Thoma terdiam. Yah.. sebenarnya lencana bangsawan yang dimiliki Ayato sebagai kepala keluarga merupakan benda yang cukup efisien untuk membuktikan bahwa dia adalah kepala keluarga asli. Contohnya seperti sekarang, dia bisa dengan mudah membeli barang dalam jumlah besar untuk dikirimkan ke rumah beserta pembayarannya.

Tapi Thoma, dia masih penasaran dengan teh itu. Tadinya dia ingin mengikuti pria itu dengan harapan bisa melihat-lihat. "Ah.. baiklah waka." Ucapnya.

Melihat ekspresi Thoma membuat Ayato yang sangat peka langsung berkata, "Aku akan meminta sedikit teh untuk di bawa. Apa kau mau minum teh sore bersamaku?"

LIKE WATER [AYATO X THOMA, GENSHIN IMPACT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang