aku kembali kehilangan kekuatan ku, kaki ku lemas dan jatuh di pasir pantai kasar ini, entah bagaimana mengenaskannya aku di pandangan orang lain, bekas cekikan di leher, sayatan kecil pada tangan, pakaian ku yang bernoda
ku lihat samar sekitar 3 prajurit kerajaan menghampiriku, entah karna memang tak berdaya atau perasaan lega, aku kembali tak sadarkan diri setelah di temukan
"pa-pangeran!!"
ucap prajurit itu panik dengan keadaan ku, ya. semua prajurit akan seperti itu jika majikannya mengalami ini, itu reaksi normal
membuka perlahan mata ku yang sadar bahwa aku telah kembali berada di kamar ku, bekas cekikan pada leher ku yang sudah di perban, sayatan kecil di telapak tangan ku yang sudah di beri salep, dan telapak kaki ku yang di perban karna kasarnya pasir pantai saat itu
dengan pemandangan luar jendela yang masih gelap menandakan masih tengah malam, aku ke balkon kamar untuk melihat pemandangan luar kerajaan
melihat bahwa ayah sama sekali tak datang menjenguk ku terus membuatku sadar akan posisi, mungkin ini adalah hukuman atas kekejaman ku dan dosa dosaku, ya. aku harus berfikir seperti itu
karna jika tidak, aku tidak akan sanggup bertahan
keesokan paginya meski felix mengatakan pada ku bahwa beristirahat terlebih dahulu untuk beberapa hari kedepan, aku tetap menjalankan pembelajaran ku
pada siang hari ayah meminta aku dan athi untuk keruang tamu kerajaan, didepan pintu aku menunggu dengan bosan sendirian, katanyaayah sedang mendapat tamu makanya aku harus menunggu
beberapa saat kemudian felix datang sambil menggendong athi
"ah! kakakk!! sudah lama tak bertemu, apa kakak sehat??" dengan gaya bicara yang lucu dan imut ku balas dengan senyuman dan anggukan sesaat
"sepertinya kita harus menunggu sebentar" ucap felix mengetahui adanya tamu di dalam ruang tamu
beberapa hari tidak ada nya aku di sini sepertinya banyak yang terjadi pada athi dan ayah, mungkin mereka sudah lebih dekat sekarang, yah mana mungkin tidak? athi kan anak dari wanita yang ia cintai sampai sampai setelah upacara pemakaman ibu selesai ia langsung mengunjungi wanita itu
walau wanita itu begitu hangat, tapi aku tak pantas mendapat kehangatan bahkan dari orang asing sekali pun
"yang mulia mengutus saya untuk membantu memilih pengawal dan pengasuh pribadi baru untuk pangeran, sepertinya besok akan saya kirim mereka ke ruangan pangeran" lanjut felix menyadari kemurungan ku
"terima kasih felix, maaf membuat mu repot" jawab ku menatap nya dengan teduh dan senyuman tulus
bertepatan dengan pintu terbuka sepertinya tamu yang membuat kami harus menunggu itu adalah tuan alphaeus
"tuan Alphaeus, sudah lama ya" sapa felix dengan senyuman seperti biasa nya itu
"saya merasa janggal tidak melihat anda di ruang tamu, ternyata anda ada di sini" kata tuan alphaeus seperti menyindirnya
"wah, saya sampai tidak mengenali anda, pangeran dan putri. hamba adalah roger alphaeus, semoga kemakmuran obelia bersama anda"
"halo, paman putih" sapa athi dengan senangnya
"aku akan masuk duluan, felix" putus ku sambil berjalan perlahan memasuki ruang tamu ayah
"sudah datang rupanya?" tanya ayah
"iya, felix dan athi menyapa tuan Alphaeus terlebih dahulu di depan" jawab ku singkat
"Alphaeus mengajukan anaknya untuk menjadi teman bicaramu, dia sekitar lebih tua dari mu 1 tahun" jelas ayah
"aku pernah dengar tentang anak laki laki Alphaeus, namanya izekiel. terserah pada ayah, jika keberatan tidak usah juga tidak apa, aku tak terlalu membutuhkannya" jawab ku dengan angkuh dan pandangan kosong
"kemarilah"
ayah memangku ku, dengan canggung walau tak nyaman aku tetap diam di pangkuannya
"apa preman itu memperlakukan mu seburuk itu? lihatlah luka ini" kata ayah dengan nada khawatirnya memperhatikan ku yang banyaknya lilitan perban
"aku baik baik saja ayah, terima kasih sudah mengkhawatirkan aku"
"kau tidak perlu bicara sedewasa itu, kau baru saja mengalami hal mengerikan, pantas kalau aku khawatir" ayah tersenyum pada ku, rasanya masih tak dapat di percaya
"beberapa hari yang lalu, saat saya di culik. ayah berharap saya di bunuh, benar kan?"
"kau telah melalui banyak hal, rion. mulai dari pertambangan batu sihir yang kau temukan, penculikan yang terjadi hampir 5 hari, bahkan aku tak tau apa yang mereka lakukan selama 5 hari sampai membuat mu seperti ini"
"beristirahatlah, Arion"

KAMU SEDANG MEMBACA
Rembulan Obelia
ФанфикArion De Alger Obelia, Rembulan yang menjaga ketenangan malam negri mulia ini, pewaris tahta selanjutnya di kekaisaran. Claude De Alger Obelia tidak mempunyai nama raja begitu pula ahli warisnya yang tidak memilikinya, tidak seperti Athanasia yang...