"Hanya dengan satu sentuhan jari pada layar ponsel ini, orang yang dipilih akan mati."
Cast dari member
Cravity : Minhee
Enhypen : Jay, Sunoo
Everglow : Aisha, Yiren
Gfriend/Viviz : Eunha
Itzy : Lia, Chaeryeong
Ive : Gaeul, Liz
Lightsum : Chowon...
Seluruh siswa sedang berpencar meskipun menganggap hal ini adalah hal konyol, karena mereka masih berfikir bahwa ini adalah ulah salah seorang siswa di sekolahnya.
Nayoung, siswi pintar yang penasaran bertanya "Kalian dapet peran apa?"
"Pemain biasa." Jawab Sunwoo.
Jay mengecek handphonenya "Pemburu."
"Pemburu hantu ya, Jay?" Ledek Momo sembari menyenggol bahu Jay "Ini maksudnya apa sih, lagian kenapa kita nurut aja disuruh berpencar?" Sambungnya.
"Iya juga ya? Balik ke kelas lagi yuk." Ajak Sunwoo.
Ketiganya pun menyetujui ajakan Sunwoo dan kembali ke kelas mereka.
Disisi lain, Gaeul, Hanni, Liz, Yeonjun dan Soobin memilih untuk pergi ke perpustakaan sekolah lalu duduk di kursi.
"Tadi kalian liat ga di depan gerbang sekolah ada dinding besar?" Tanya Liz dengan nada cemas.
Yeonjun menjawab "Liat sih... Kirain mata gue yang salah liat, ternyata ada yang liat juga."
"Sejak kapan ada dinding di depan gerbang?" Kini Soobin bertanya.
"Nih, liat aja." Hanni menunjukkan sebuah foto di handphonenya ke Soobin.
"Ga percaya gue." Soobin beranjak dari duduknya untuk pergi melihat dinding di depan gerbang itu.
Gaeul, si arogan berdecih "Apaan sih, ga jelas semua sumpah."
"Lo aja yang ga jelas." Cibir Hanni.
Gaeul hanya menatap sinis Hanni kemudian pergi dari perpustakaan.
"Udah tau dia gitu, malah di ajak ribut." Kata Liz.
Yeonjun tertawa "Dari dulu Hanni sama Gaeul ga pernah akur haha."
"Mau sampe kapan kita di perpustakaan?" Hanni bertanya.
"Bentar lagi aja." Jawab Yeonjun.
"Gue dapet peran Ace permainan nih, enaknya pilih siapa ya buat di bunuh?" Hanni kembali bertanya dan dibalas tatapan tajam dari Liz.
"Gila Lo ya?! Enteng banget bilang gitu."
Hanni cemberut "Kan cuma game, lagian ga akan mati beneran."
Yeonjun mendekat dan duduk disamping mereka "Tapi katanya ini mematikan, lo ga takut kalo emang ini beneran mematikan? Bisa aja kan kalo orang yang dipilih sama lo bakalan mati."
"Coba dulu aja?" Hanni tersenyum lalu memilih nama 'lee felix' tanpa berfikir.
Suara speaker sekolah terdengar kembali. "Ting-dong Ting-dong,,,, Ace permainan telah memilih Lee Felix untuk dieliminasi."
"Ting-dong Ting-dong,,,, Ace permainan telah memilih pemain Lee Felix untuk dieliminasi."
"Peran Lee Felix adalah Pemain biasa. Harap pergi menjauh dari sekitar pemain Lee Felix."
Setelah itu suasana tiba-tiba menjadi hening kemudian terdengar teriakan dari luar perpustakaan, membuat ketiganya keluar dari perpustakaan secepatnya.
Yeonjun dengan cepat menyadarkan Gaeul yang terlihat shock dan bertanya "Ada apa?"
"I-itu..." Gaeul menunjuk ke arah lapangan yang terdapat kerumunan siswa dan siswi.
"Felix... Loncat dari lantai tiga." Gaeul menangis sembari menutupi matanya.
Yeonjun kemudian berlari menuju lapangan dan melihat Felix yang sudah berlumuran darah.
Seungmin berduduk sila kemudian memeluk Felix sembari menangis dan mengatakan jangan pergi. Momen tragis itu membuat hati Seungmin hancur.
"Ga mungkin." Ucap Yeonjun sambil menutup mulutnya tak percaya melihat temannya benar-benar tewas.
"Udah gue bilang jagain Felix! Kenapa kalian tinggalin dia sih!" Kesal Seungmin.
Lia berteriak "Kita dari tadi sama Felix loh, terus tiba-tiba dia lompat setelah denger pengumuman tadi! Kok lo malah nyalahin kita! Lagian gue sama Sunoo juga udah berusaha nahan Felix buat ga lompat, tapi tenaganya lebih gede dari kita."
Sementara itu, Jiwoong yang baru datang terkejut ketika melihat peristiwa itu.
"Kenapa malah jadi gini sih?" Jiwoong terlihat putus asa.
Juyeon dan Jihyo saling menatap lalu Jihyo bertanya "Siapa Ace permainan nya?"
Yang lainnya kemudian menatap Jihyo, lalu Jihyo berkata dengan nada kesal "Kenapa natap gue semua? Gue bukan Ace permainan nya!"
"Bukannya ada peran penyembuh? Kenapa ga coba selametin Felix?" Ujar Minhee.
Seungmin yang mendengar itu kemudian berdiri lalu dengan wajah memelas dan terkena darah memohon "Please, tolong Felix."
"Yang dapet peran penyembuh siapa?" Tanya Chaeryeong dan dibalas dengan gelengan kepala siswa lainnya.
"Serius ga ada?" Chaeryeong kembali bertanya.
"Penyembuh nya ga ada diantara kita?" gumam Eunha.
"Coba gue chat di grup kelas." Hoyoung mengetikan pesan di grup kelasnya.
Lia merasakan mual yang luar biasa, sudah tak tahan lalu berlari ke wastafel di depan koridor sekolah.
"Nah ada! Nayoung ternyata." Seru Aisha yang tengah melihat handphonenya.
"Coba minta Nayoung buat sembuhin Felix." Pinta Juyeon yang langsung Aisha turuti.
Dan suara dari speaker sekolah pun terdengar kembali. "Ting-dong Ting-dong,,,, Penyembuh telah memilih Lee Felix untuk disembuhkan."
"Ting-dong Ting-dong,,,, Penyembuh telah memilih Lee Felix untuk disembuhkan."
"Karena Penyembuh terlambat menggunakan keahliannya, Lee Felix tidak dapat disembuhkan."
Terpancar jelas dari wajah Seungmin, bahwa dirinya tengah menahan amarah dirinya kemudian terduduk di samping mayat Felix dan berkata dengan tegas "Siapapun Ace permainan sialan ini bakal gue bunuh! Felix ga pantes buat mati."