CHAPTER 5

1.2K 121 5
                                    

PAGI HARI

PANAROMA beserta manager dan band yang terlibat sedang berkumpul di kantor Star Media Nusantara untuk bersiap berangkat ke Bandung. Nabila, Paul, Rony dan juga Salma yang sudah menunggu di mobil dengan keadaan mata terpejam tidak ada yang mengeluarkan suara sedikitpun.

"Ini kita masih nunggu apaan sih," gerutu Salma tanpa membuka matanya sedikitpun.

"Sabar sayangku," balas Rony yang duduk di samping Salma.

"Bucin!" tukas Paul dengan mata yang masih terpejam.

"Sirik aja lo!" tukas Rony mendorong sandaran kursi yang diduduki Paul.

"Udah gak ada yang ketinggalan?" tanya Kak Ratih membuka pintu mobil yang PANAROMA gunakan.

"Enggak ada Kak," jawab Nabila.

"Oke," balas ucap Kak Ratih masuk ke mobil diikuti oleh manager Nabila, Rony dan juga Salma beserta MUA Nabila dan Salma.

Tepat di pukul 05.00 pagi dua mobil berangkat menuju Bandung, di samping kursi kemudi ada Pak Feri sebagai manager Salma. Di kursi belakang kemudi ada Bu Bebby dan Kak Zizi sebagai MUA Salma dan Nabila serta Kak Ratih, di barisan kedua ada Nabila, Paul dan Pak Rajib dan di barisan terakhir ada Salma Rony dan Bang Ali.

Paul menyandarkan kepalanya pada pundak Nabila, meraih tangan Nabila untuk ia genggam. Nabila tidak kaget akan perlakuan Paul, Nabila membiarkan tangannya digenggam oleh Paul dan bahunya digunakan sebagai bantalan kepala Paul.

Setengah perjalanan telah berhasil ditempuh, Paul, Nabila, Rony, Salma serta team memutuskan untuk istirahat sejenak untuk sarapan. Paul, Nabila, Rony dan Salma memilih meja yang berbeda dengan para team. Satu porsi menu makanan telah tersaji di hadapan mereka masing-masing, obrolan ringan menjadi teman mereka saat ini.

"Lo berdua ada request apa gak buat kado nikah?" tanya Paul pada Rony dan Salma.

"Orang mah ngasih kado tuh gak nanya, surprise gitu." dumel Salma menanggapi ucapan Paul.

"Gua gak mau ribet mikir cuman buat lo bedua, nanti udah mikir terus gak dipake lagi gara-gara lo bedua gak suka, sayang duit gua." Balas Paul.

"Kalau gua minta tiket honeymoon gimana?" tantang Rony, Salma memukul lengan Rony saat mendengar permintaan kekasihnya yang terlalu berlebihan.

"Jangan Pul," tolak Salma, "lo apaan sih!!" tegur Salma tidak setuju dengan permintaan kekasihnya.

"Ya kan dia yang nawarin, kita juga gak butuh apa-apa lagi." Tukas Rony tanpa rasa bersalah.

"Mau kemana emang?" tanya Paul seolah menyetujui permintaan sahabatnya itu.

"Ke Paris, gimana?" jawab Rony mengutarakan keinginannya.

"Setelah nikah gue kasih tiketnya lengkap sama hotelnya, tapi tiket pulangnya nyusul, nanti lo bilang aja kalau mau pulang." Balas Paul enteng.

"Pul!! Gak usah lah, terlalu berlebihan." Tukas Salma tidak enak.

"Gak papa Sal, itu hadiah dari gue sama Nabila." Jawab Paul tidak keberatan sama sekali.

"Nab, gak susah lah," Salma masih berusaha menolak.

"Gak papa Kak Sal terima aja ya." Ujar Nabila.

"Ya udah, makasih banyak ya." Pasrah Salma.

"Sama-sama Kak Sal," balas Nabila.

Mereka kembali melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda, dengan posisi duduk yang masih sama mobil melaju membelah jalanan yang sudah mulai ramai. Suasana dalam mobil kini berbeda, tidak ada lagi keheningan. Obrolan demi obrolan mengalir begitu saja, tidak ada batasan sama sekali antara artis, manager dan team lainnya.

You Are The Only One I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang