CHAPTER 6

1.1K 123 7
                                    

RUMAH NABILA

Pagi hari Nabila masih berada di kamarnya bergelut di kasur menjadi opsi yang ia pilih saat ini, mengingat tidak ada jadwal yang mengaruskannya untuk keluar. Memposting foto kemarin malam di Banudng di akun instagramnya.

Menggulir layar ponselnya menonton vidio pendek dan sesekali tertawa saat vidio tersebut menampilkan hal yang menurutnya lucu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menggulir layar ponselnya menonton vidio pendek dan sesekali tertawa saat vidio tersebut menampilkan hal yang menurutnya lucu. Senyum sangat manis tergambar di bibirnya saat melihat satu pesan masuk. Membuka roomchatnya dan membalas pesan dari seseorang yang sosoknya selalu melekat dalam hati dan ingatannya.

Usai mendapatkan kabar dari kekasihnya Nabila segera turun menenui orangtuanya untuk meminta izin bertemu dengan Paul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usai mendapatkan kabar dari kekasihnya Nabila segera turun menenui orangtuanya untuk meminta izin bertemu dengan Paul. Tidak bisa dipungkiri rasa takut itu ada, tapi ia lebih memilih untuk memberikan penjelasan di awal daripada memberikan penjelasan setelah orangtuanya berasumsi lebih terhadapnya.

"Huh! Tenang Nab, kasih penjelasan sejujur-jujurnya." Ujar Nabila sebelum ia menuruni tangga.

Berhasil mendudukan diri di samping orangtuanya, Nabila mulai menjalankan niatnya untuk meminta izin kepada orangtuanya.

"Abi, Umma, Kakak mau minta izin hari ini Kakak mau ketemu sama Paul." Ucap Nabila perlahan memastikan agar semua perkataan yang dilontarkan tidak salah.

Mendengar permintaan anaknya seketika kesabaran yang dimiliki Abi habis begitu saja. "Mau ngapain lagi? Sudah jelaskan permintaan Abi kemarin-kemarin?" ujar Abi sangat datar.

Mendengar nada bicara ayahnya yang sudah tidak bersahabat membuat nyali Nabila semakin turun, menundukkan kepalanya pasrah dengan keputusan akhir yang Ayahnya inginkan.

"Emang Kakak ada perlu apa sama Paul? Apa harus ketemu? Gak bisa lewat telepon?" tanya Umma pelan agar anaknya tidak semakin merasa tertekan.

"Kakak mau beli kado buat pernikahan Kak Salma sama Ka Rony Umma dan kebetulan mau ada yang di omongin juga, lebih nyaman bicara langsung Umma biar gak ada salah paham, tapi kalau misalnya Abi sama Umma gak bolehin gak papa, nanti Kakak bicara lewat telepon aja." Jawab Nabila.

"Paul jemput Kakak jam berapa?" tanya Umma lagi.

"Sebentar lagi kayaknya Umma, tadi baru keluar dari apart." tukas Nabila.

You Are The Only One I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang