Gak terasa, kini jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Denta menoleh menatap ke arah pahanya yang di mana kini sudah ada sosok gadis yang tengah tertidur dengan tangan yang masih setia menggenggam ponselnya. Laki-laki itu meraih ponsel miliknya menoleh sekilas ke arah akthar yang kini sudah mulai terlelap membuat laki-laki itu mendengus kasar.
"Thar."tidak ada sautan membuat laki-laki itu melemparkan asal kacang kulit di tangan nya.
"Bangun Lo."
"BANGSAT."
"Jangan berisik thar."tekan Denta membuat akthar menatap nya linglung.
"Apa an."
"Bawa Deluna ke kamar."ucap Denta yang kini menatap kasihan gadis di pangkuan nya.
"Gue bau alkohol bodoh."sakras akthar.
"Gue minta dari tadi, alasan Lo banyak banget."kesal Denta.
"Lo aja lah bang, gak bisa gue bawa dia! Yang ada jatoh. Bisa-bisa Di marah ayah sama bang deka? Gue entar."ujar akthar yang kini kembali merebahkan tubuhnya di samping Rio.
"CK." Denta mengumpat kasar, laki-laki itu menghela nafas menatap ke arah gadis di hadapannya.
"Jangan bangun ya."gumam nya pelan seraya perlahan memindahkan tubuh Deluna ke arah gendongan nya. akthar! Laki-laki itu tersenyum simpul melihat perlakuan lembut Denta terhadap adiknya, setelahnya iya memilih memejamkan mata untuk tidur.
Cklekk.....
Denta menutup pelan pintu kamar, dan berjalan pelan ke arah kasur miliknya! Laki-laki itu tidak mungkin meletakkan Deluna di kamar akthar di saat laki-laki itu tengah tidur di luar, karena apa! Karena Deluna itu takut tidur sendiri. Sedangkan di rumah. Deluna selalu tidur dengan satria arhan akxiver sang ayah, Deluna itu udah besar namun penakut, karena iya sering bangun tengah malam membuat gadis itu enggan tidur sendiri! Iya bahkan di buatkan kamar di dalam kamar satria yang hanya berjarak dinding kaca, entahlah umur gadis itu tidak sesuai dengan tingkah nya.
"ENGH!."
"Suttttt."
Denta merebahkan pelan tubuh Deluna ketika mendengar suara lenguhan gadis itu, laki-laki itu menarik selimut dan menutupi tubuh Deluna. Iya menghela nafas panjang ketika melihat mata panda di wajah putih itu, padahal Deluna tidur jam 10 tapi tetap aja membuat warna hitam itu melekat sempurna di bawah matanya.
"Good night my darling."
Setelah mengatakan itu, Denta berjalan pelan ke arah sofa! Laki-laki itu duduk di sana dengan memangku laptop nya, tangan nya bergerak cepat di papan keyboard untuk mengerjakan sesuatu. Sesekali iya akan melihat ke arah Deluna ketika mendapati pergerakan kecil gadis itu.
_______.Pukul 02:15 subuh, mata yang terpejam itu kini perlahan terbuka menatap senyup ke arah ruangan yang bernuansa hitam itu, iya menyengit ketika tidak mengenali kamar siapa yang di tempati nya! Membuat gadis itu sepontan duduk menatap ke arah sekitar ruangan guna mencari seseorang, karena lampu yang di matiin dengan dinding yang berwarna hitam! Membuat gadis itu tidak dapat melihat apa-apa selain gelap dan warna hitam, perlahan kini mata bulat itu mulai berkaca-kaca dengan tangan yang bergetar.
"HIKS, hiks! Abang akthar." Suara tangis dan suara memanggil itu menggema pelan di dalam kamar itu, iya menatap takut ke arah sekitar yang terasa sepi dan sunyi.
"Huaaaa,,ABANG AKTHAR! HIKS."
"BANGSAT."
Mendengar suara melengking itu membuat sosok laki-laki kini terjonlak karena kaget, iya mengumpat kasar ketika merasakan pening di kepalanya, laki-laki itu menoleh cepat ke arah sosok gadis yang kini meringkuk ketakutan akibat umpatan kasar nya. Membuat nya mengacak-ngacak rambut nya serba salah. Denta, laki-laki itu berlari cepat ke arah tepi kasur! Meraih tubuh Deluna dan memeluknya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
she's Deluna, not Rafani Azahra
Teen Fictionapa yang kamu harapkan dari kisah kehidupan seseorang, sebuah ending yang sangat memuaskan namun tidak puas untuk iya yang menciptakan. jika di suruh milih, kamu memilih ending dengan alur happy atau sad, maka kamu akan terdiam tidak ingin memilih d...