hutan! lingkaran hitam.

22 1 0
                                    

Jika di markasnya zebro yang kini tengah panik mencari keberadaan Azahra Deluna alfarni, berbeda dengan gadis itu! yang kini tengah duduk di dalam sebuah gubuk yang terdapat di tengah hutan? dengan memeluk lututnya sendiri menatap ke arah luar gubuk dengan tatapan takut, matanya menatap ke arah sekitar gubuk yang memperlihatkan hutan belantara membuat nya semakin merengek di kala mengingat iya lupa jalan untuk pulang.

Flashback on.

Deluna berlari menyusuri jalan raya yang terlihat sepi, iya mengusap kasar wajah nya yang kini penuh akan air mata, gadis itu menatap ke arah sekitar yang kini hanya memperlihatkan pepohonan membuat nya seketika sadar jika iya sudah jauh akan tempat markasnya zebro berada.

"Hiks, kan! Luna gak tau jalan pulang gara-gara bang denta."ucap nya seraya menghentakkan kakinya kesal.

Di tengah-tengah kekesalannya, Deluna terdiam mematung ketika mendengar suara yang berasal dari semak-semak tak jauh dari keberadaannya, membuat nya menatap semak itu dengan was-was takut jika yang muncul adalah sosok hewan berbulu kuning.

Srikkk, srikkk,, srikkk

Srakkkk..

"Aaaaaaaa."

Brukkkkk...

"Aduhh,, pantat Luna."

Gadis itu meringis memegang pantatnya yang kini terasa sakit, iya menatap horor ke arah hewan yang berbentuk kelinci yang kini menatap nya dengan diam.

"Apa lihat-lihat."sentak gadis itu garang membuat kelinci itu pergi masuk kehutan.

Karena memilki sifat penasaran tingkat akut, Deluna bangkit dari duduknya dan berlari cepat masuk kedalam hutan, tanpa ingin menatap ke arah sekitar sebagai tanda jalan iya kembali, gadis itu berlari. sampai di mana langkah nya terhenti di salah satu gubuk yang lusu, tempat terakhir kelinci putih itu Hilang membuat nya seketika sadar jika iya sudah tersesat di dalam sana.

Flashback off.

"Ihhh,, gara-gara kamu nih kelinci."ujar nya yang masih bisa-bisanya menyalahkan hewan imut itu, yang sekarang entah ada di mana. Deluna mendongak kan kepalanya menatap ke arah langit yang kini memperlihatkan trik berwarna jingga membuat nya tanpa sadar menggigit ujung kaku nya karena mulai takut.

"Hiks, Abang akthar, Abang deka, Abang Denta, Abang rio, Abang deriy! tolongin Deluna HIKS."tangisan Deluna pecah seketika dengan suara pelan, iya menutup wajahnya di balik tekukan lutut ketika bayang-bayang akan mahluk halus kini hinggap di hadapannya.

Di tengah-tengah aksi menangis nya. Deluna, gadis itu sepontan terdiam ketika mengingat sesuatu yang mengerikan yang baru aja iya liat di ponselnya Denta, di sana iya dapat melihat beberapa foto dan video yang mengarah pada sebuah tubuh manusia yang sengaja di mutilasi dengan sadis, mengingat hal itu membuat nya sepontan bergidik negeri, memikirkan apa perkejaan laki-laki itu.

Srekkkkk...

Srekkkkkk...

Degggg...

Deluna mematung di tempatnya ketika mendengar suara itu, dan tak lama semakin membuat nya terkejut ketika mendengar beberapa tawa menggelar dari beberapa orang, membuat gadis itu merunduk berusaha menutupi tubuh nya.

"Hahaha,, gak nyangka buruan kita banyak hari ini."

"Kau benar, hari ini keberuntungan kita sangat banyak."

"Lebih enak, jika mereka memberikan kita upah yang banyak."

"Ahh, sudahlah! Kita hidup pun lebih baik."

she's Deluna, not Rafani Azahra  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang