Me, Myself and I

884 58 13
                                    

Suara riuhnya pesta begitu menggelegar hingga keluar dari ruangan hotel mewah itu. Satu lantai penuh, hall paling luas yang dimiliki hotel mewah ternama itu disewa oleh keluarga konglomerat ini. Dekorasi yang gemerlapan dan tampak mahal menghiasi ruangan itu dengan semua aksen putihnya. Meja-meja buffet memenuhi kedua sisi ruangan, menyajikan makanan dengan porsinya yang sekali gigit habis namun berharga fantastis. Bunga-bunga segar yang harum tak ketinggalan menjadi hiasan. Sejak dulu Madam Titicharoenrak memang tidak pernah setengah-setengah bila ingin merayakan sesuatu.

Di depan sana tampak ucapan besar artistik bertuliskan Happy 10 Years Wedding Anniversary dengan untaian bunga yang indah. Semua hiruk pikuk itu bukanlah sesuatu yang bisa dinikmati oleh Fourth Nattawat Titicharoenrak. Bukan hanya itu, ia juga membencinya. Amat membencinya. Ia menatap datar semua congratulation board yang terjajar rapi di depan hall. Ia berpikir seharusnya ia memesan sendiri sebuah papan serupa dengan kata-kata yang sudah lama ia pendam di dalam hatinya selama 10 tahun ini.

Lalu orang itu, karakter utama dalam acara ini, the mvp, merangkulkan lengannya di bahu Fourth dan membimbingnya masuk ke dalam ruangan yang sudah ramai oleh tamu itu. Para tamu yang mungkin jumlahnya ratusan itu membelah bak laut merah yang dilewati Musa ketika pasangan Gemini Norawit dan Fourth Nattawat Titicharoenrak itu lewat menuju panggung yang disediakan. Mereka semua bertepuk tangan dan bersorak sorai memeriahkan ulang tahun pernikahan keluarga konglomerat yang berpengaruh di Thailand ini.

Ketika berjalan melewati kerumunan itu, sudut mata Fourth menangkap sosok yang amat tak asing dan menjadi duri dalam dagingnya. Sosok itu tampak ikut bertepuk tangan dan memasang senyum lebar yang penuh kepalsuan di mata Fourth.

Malam ini. Ia akan memberikan apa yang diinginkan orang itu. Semuanya. Bahkan dirinya. Lalu ia akan pergi dan menikmati sisa hidupnya dengan sedikit dirinya yang masih tersisa.

Acara dibuka dengan sambutan oleh ibu mertuanya, Madam Titicharoenrak. Semua pujian yang ia tahu keluar dari mulut wanita itu untuk putranya yang hebat. Benar. Putranya. Bukan menantunya. Fourth mendengus pelan. Memangnya wanita itu pernah merasa puas akan dirinya? Menantu yang sebenarnya tidak ia harapkan ini.

Pidato puji-pujian itu terasa begitu lama bagi Fourth sampai akhirnya wanita itu menutupnya dengan mempersilakan putranya untuk memberi sambutan. Lelaki yang sedari tadi merangkulkan lengannya di bahu Fourth itu, melepaskan rangkulannya dan berjalan menuju atas panggung. Suara tepuk tangan kembali memenuhi ruangan itu.

Alih-alih memerhatikan apa yang diucapkan oleh suaminya di atas panggung, Fourth menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan mencari seseorang. Ketika orang yang ia cari tertangkap oleh radarnya, ia tersenyum sinis. Lihatlah. Betapa memujanya sosok itu menatap suaminya. Fourth merasa geli dengan semua ini. Dengan semua orang yang penuh kepalsuan ini. Matanya menatap ibu dan ayah mertuanya yang sedang tersenyum bangga pada putra semata wayang mereka, putra mereka yang juga suaminya yang tersenyum lebar seolah tidak terjadi apa-apa di atas sana. Sanak saudara, kolega, kawan. Semua berada di pihak keluarga ini. Tidak ada satupun yang berada di pihaknya. Fourth Nattawat. Tidak dulu, tidak sekarang. Karena itu, malam ini ia akan terjun sekalian.

Pidato yang diakhiri sorakan itu kini ditutup. Gemini mempersilakan suaminya untuk ikut memberikan kata sambutan mengingat malam ini adalah malam yang istimewa. Tidak hanya sekedar anniversary, tapi ulang tahun perayaan pernikahan mereka yang berusia satu dekade.

Ruangan menjadi hening ketika sepatu pantofel yang dikenakan Fourth berketuk di tangga menuju panggung. Fourth sudah siap untuk membuka pintu neraka yang ia huni selama 10 tahun ini. Gemini suaminya masih tersenyum lebar ketika ia mengarahkan mikrofon untuknya. Fourth berdehem pelan sebelum mulai berbicara menggunakan mikrofon itu.

"Selamat malam, saudara sekalian. Terima kasih sudah sudi menghadiri pesta perayaan ulang tahun dari manusia-manusia biasa ini."

Ucapan itu mengundang tawa dari penonton di bawah sana. Fourth tersenyum. Benar, mereka hanyalah manusia biasa. Semua yang berada di ruangan ini adalah manusia biasa sepertinya. Tidak ada yang istimewa.

It's Ok, I have MyselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang