CHAPTER 7 [END]

120 28 2
                                    

Sebuah permintaan, sebuah harapan bahkan
sebuah permohonan. Takut jelas gurat itu
tampak pada 2 orang tua yang tengah duduk di
hadapan putri semata wayangnya.

Sebuah
pernyataan yang di payangkan vonis
kesehatan yang sudah di keluarkan.

"Ji-yong tidak akan kembali normal, dia
mengalami traumatik yang sangat dalam
mengakibatkan ingatan nya musnah di
tambah batin yang bergejolak hingga dia
mengalami gangguan kejiwaan" ujar eunwo
malam tadi.

Lisa hanya terdiam saat ini matanya memerah
sempurna hatinya gemuruh entah harus apa
dan bagaimana namun sejauh ini selain
kehilangan ibunya dulu rasa itu kembali
sakitnya sampai hingga ia begitu ingin terisak.

Membayangkan nya saja tidak bisa bagaimana
dia bisa melihat ketiga kakaknya itu kesakitan
tak bisa. Helaan nafas itu menjadi penengahb
di antara gundahnya.

"mommy tidak akan pernah merelakan mu
pulang pada mereka, namun sepertinya saat
ini mereka akan sangat membutuhkan
keberadaan mu lisaya" ujar kristal

"Soal kakek dan nenekmu kamu tau sendiri
mereka hanya tidak suka pada dara bukan
tidak menyukai kalian sebagai cucunya"
timpal kai
Tolong bantu dia katakan padanya Bagaimana
dia harus bersikap. Kepalanya sudah pening
rasanya dadanya sesak tidak pernah ia berniat
membuat ayahnya seperti ini.

"jangan menyalahkan diri mu sendiri, jiyong
seperti ini karena dia teramat mencintai
daranya" jelas KAI pada Lisa seolah tau jika
gadis itu memikirkan hal yang rumit.

"Mereka sudah lama menunggu mu" ujar
kristal hanya mendapatkan tatapan sendu
dari lisa.

"Kami akan baik-baik saja percayalah" timpal
kai meyakinkan keraguan anaknya

Bagaimana kristal dapat menahan Lisa,
bagaimana kristal dapat egois jika sulung
jiyong itu sudah berlutut di hadapannya
malam tadi.

"kumohon kembalikan, ku mohon" ujarnya
terisak menyatukan kedua tangannya dengan
lutut sebagai sanggahan tubuhnya.

"Jisoo ya" ujar kristal

"Aunty bukankah eomma adalah kakak
terbaikmu? Sekarang aku juga seorang kakak
aku ingin adikku sellau bersamaku. Aku ingin
menjadi tempat pulangnya" Ujarnya lirih

"Maafkan aun-“

"kumohon hiksss... Kumohon appa sudah
tidak bisa sembuh bukan? Lalu bagaimana
aku kuat jika salah satu pilarku tidak pulang
bersamaku" Ujar jisoo matanya menatap
dalam mata kristal yang membuat kristal
tersayat sayat.

Kristal memilih merengkuh tubuh yang tiba-
tiba saja menangis tak karuan tubuhnya lemas
Bagaimana bisa? la meninggalkan mommy
dan Daddy nya yang selama ini merawatnya
menjaganya dan selalu memberikan apapun
untuknya.

"semua akan baik-baik saja. Pulanglah na"
ujar kristal
Bayangan mana yang dapat kristal lupakan
kala Lisa meninggalkan mereka di cafe sore
waktu itu setelah mengatakan segalanya rose
berujar lirih membuat hantaman besar di hati
kristal.

"Pulang Lisa rumahmu bukan di sini, hiksss
kumohon pulang" Isak itu masih terekam
jelas.

Usapan lembut itu sedikitnya bisa
menenangkan usapan lembut itu masih bisa
Lisa rasakan.

"Aunty" sebuah suara yang Lisa kenal salah
satunya pasti milik kakaknya. Isa mendongak
menatap gadis cantik di hadapannya itu jisoo
itu kakak pertama nya.

"kamu akan kembali, appa membutuhkan
rumah sakit yang lebih besar dari ini, dan kami
ke sini" Ujar jisoo menghentikan ucapannya
menatap gadis dengan air mata yang masih
mengalir.

"Menjemput adikku" ujarnya. Membuat Lisa
menunduk seketika kristal membiarkan air
matanya lolos juga KAI yang tersenyum getir.

"tentu sebentar" ujar KAI

"Lisayah" ujar lirih jisoo membuat Lisa
mengangkat wajahnya.

"kemarilah kita akan segera berangkat " Ujar
jennie merentangkan tangannya. Tangis itu tak
lagi bisa Lisa tahanm kepalanya menggeleng
tanda ia tak mau. Namun tatapan dan usapan
lembut kristal kembali meyakinkannya.

"Berjanjilah untuk selalu baik-baik saja anak
nakal" Ujar kristal mengecup bibir basah sang
putri

"Berjanjilah untuk selalu menjaga diri dan
para kakakmu" timpal kristal lagi. Tentu
dengan air matanya tentu dengan suara
tangisnya.

"tidak mommy lili tidak ingin ikut" ujar Lisa

"Pulang lisaya rumahmu bukan di sini" Ujar
kristal sukses membuat tangis Lisa mengeras
seperti anak kecil

"aaaa hikssss mommy mengusir lili hiksss
eomma hikss... Aaahikssss" Dengar
bagaimana sakitnya hati kristal mengatakan
itu juga beritahu kristal bagaimana caranya
agar tangis itu tak membuatnya sakit.

"mommy aku hikss menyayangimu, hiksss aaa
hikss aku mencintaimu kenapa tega mommy
hikss lili tidak ingin kesana" ujarnya

Kalian pikir tidak sakit? Sakit sangat
menyakitkan bahkan kai yang memperhatikan
Lisa yang tengah menangis pun ikut
merasakan bahwa air matanya mengalir tanpa
bicara.

Rasa sayang tidak berkurang malah
semakin berkembang sekalipun bukan darah
daging sendiri.

Rasa sayang tidak berkurang malahsemakin berkembang sekalipun bukan darahdaging sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NELANGSA [BLACKPINK] [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang