Bab 4 | Late Morning Sandwich

24 2 0
                                    

     Belum banyak roti yang Sarah buat di pagi itu. Ia sedang sangat terburu-buru dikarenakan bangun sangat telat dan hal hasil baru membuat 2 macam roti saja--berupa roti mentega asin berisikan sosis dan yang satunya lagi berisikan jagung, bombay, dan mozarella. Sejauh ini kedua roti itu termasuk ke salah satu pilihan favorit para pegawai kantoran, maka itu Sarah memilih membuatnya di awal yang setelah itu akan lanjut membuat roti lainnya.

     Yang amat Sarah syukuri, sebelum dirinya datang ke toko--Sunny sudah berinisiatif merebus telur--karena di hari itu mereka mendapatkan pesanan sandwich. Yong Ju juga tiba di toko tepat waktu. Hanya selisih 30 menit saja dari Sarah.

     Dikarenakan letak tokonya berada di tengah-tengah gedung perkantoran, toko mereka akan sangat ramai didatangi pengunjung khususnya di pagi hari di waktu sarapan. Biasanya di siang hari pelanggan yang datang tak terlalu banyak, tetapi akan kembali ramai di saat hari menjelang malam.

     Sarah masih disibukkan dengan adonan roti sedangkan Sunny ikut membantunya mengupas kulit telur yang tadinya sudah direbusnya. Itulah yang Sarah sukai dari Sunny. Temannya itu sangat memahaminya.

     "Yak, sudah ada yang datang. Kau ke depan saja, biar aku yang lanjutkan." tegur Sarah usai memasukkan 3 loyang berisikan adonan roti ke dalam oven.

     "Tidak masalah, Yong Ju bisa mengatasinya."

     Benar saja. Tanpa harus diberi tahu, Yong Ju sudah lebih dulu melangkah menuju kasir untuk menerima pesanan dari pelanggan pertama mereka di hari itu.

      "Belum ada roti ya?"

      "Iya, maaf sekali. Kebetulan hari ini Sarah sedang tidak enak badan, jadi rotinya akan sedikit lebih terlambat."

      "Kalau begitu aku pesan 4 Ice Americano with Honey."

      "Baik. Totalnya 10.800 won."

     3 loyang roti asin berisikan sosis sudah selesai di panggang--sementara itu roti lainnya sudah masuk ke dalam oven. Selagi hangat segera Sarah susun di dalam etalase yang letaknya tak jauh dari kasir. Syukurnya stok roti mereka tak habis total. Masih ada roti baguette--yang ia buat kemarin. Ada juga roti melon, tersisa 5 potong saja. Selain itu juga masih ada cookies aneka rasa yang di pagi itu hanya tersisa 4 macam saja--Brownie Cookies, Lotus Cookies, Matcha Cookies, dan Almond Cookies.

     Sarah tak pernah menyetok roti terlalu banyak karena ia ingin menyajikan roti yang masih fresh from the oven setiap harinya. Jika pun ada yang tersisa, kebetulan saja tak banyak yang membeli--dan jika sudah lebih dari 2 hari dan tak juga terjual, maka akan dia buang.

     Selagi menunggu roti yang ada di dalam oven matang, Sarah langsung mengolah bahan-bahan untuk sandwich yang sedari tadi telah disiapkan Sunny. Mulanya Sarah memisahkan antara putih telur dan kuningnya ke dalam 2 wadah. Untuk putih telurnya ia cincang kasar, sedangkan kuning telurnya ia hancurkan lalu mencapurnya dengan beberapa bahan, seperti garam, mayones, lada, dan cuka. Setelah itu barulah ia campurkan kembali dengan putih telurnya.

     Sarah lanjut memotong pinggiran roti dan mulai menata isian sandwichnya ke atas roti. Ia tutup lagi dengan roti dan tak lupa membungkus sandwich dengan wax paper. Ia melakukannya hingga isiannya habis. Tak berhenti di situ, Sarah lanjut membuat varian sandwich lainnya--tapi sebelum itu ia mengeluarkan terlebih dahulu roti asin dari oven dan langsung menyusunnya di etalase.

     Sambil menyusun roti, Sarah sempatkan untuk melihat ke arah Yong Ju yang sedang sibuk di meja barnya. Tanpa ia ketahui, sudah tampak beberapa pelanggan yang sedang duduk di dalam toko rotinya. Sebagian dari mereka tengah berbincang sambil menikmati kopi buatan Yong Ju, ada juga yang sedang menunggu pesanan kopinya, dan sebagiannya lagi tengah menunggu roti disusun di etalase--membuat Sarah semakin terburu-buru.

WHEN WINTER COMESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang