4

457 43 8
                                    


Setelah pertengkaran itu entah mengapa mereka terlihat biasa saja. Hinata hanya diam dia tidak ingin bertanya karena itu urusan orang dewasa.

Ayahnya berangkat lebih dulu tanpa melakukan hal seperti biasanya. Hanya tinggal ibunya yang terdiam.

"Kapan, kau kesekolah barumu?"

Hinata memandang Hikari yang terlihat kuat namun Hinata dapat melihat kepedihan di matanya.

"Aku, hmm ... mungkin dua minggu lagi bu."

Hikari tersenyum, dia menyentuh tangan Hinata lembut. "Ibu tahu kau sudah melihat semuanya. Maafkan ibu sayang, tidak bisa menjadi ibu yang baik dan menjaga keluarga ini."

"Ibu ... ibu tidak salah bagi Hinata ibu adalah yang terbaik didunia."

"Ibu ingin pesan denganmu jika suatu saat nanti kau sudah besar kau harus jadi gadis yang kuat dan pemberani jangan lemah. Jika ada yang menyakiti balaslah."

- dan jika bisa kau harus bisa mengatur pasanganmu jangan biarkan dia bermain-main jika berani kau hanya perlu membuangnya karena HINATA HYUGA putri ibu yang harus di cintai."

"Aku suka pria manis dan lembut dan tergila-gila denganku."

Hikari tertawa mendengarnya dia mengelus surai putri tercintanya. "Kau tau Hinata dalam diri kedua orang tuamu terdapat aura dominan, karena ibu memilih mengalah jadi suatu saat jika itu ada dalam dirimu aura itu akan semakin kuat jadi jangam heran darah Hyuga sangat kental padamu."

"Tapi siapa yang paling dominan?"

"Ibu, kemarin ibu menghukum ayahmu dengan keras."

.

.

.

Malam hari bersama kedua orang tuanya memakai pakaian mewah. Ibunya keluar dari lantai dua dengan aura yang kuat dan bersinar pakaian yang dikenakan sungguh diluar dugaan tidak seperti biasanya. Dres sexy berwarna merah tua memperlihatkan payudaranya dan belahan pahanya, yang biasanya memakai dress tertutup kini terlihat bersinar.

Hiashi saja sampai melongo dibuatnya, sungguh, ini adalah Hikari saat masih lajang sudah kembali.

"Sayang..?"

Dengan aura kuat Hikari berjalan mendahului Hiashi.

"Mari Hinata nanti kita telat mengunjungi pesta orang-orang elit."

"Ya, ibu.."

Hiashi tidak bisa berkata-kata di pesta ini, sungguh membuatnya emosi setiap detik dan saat. Pemuda dari yang muda dan tua mendekati istrinya sungguh dia sangat kesal. Dia merasa cemburu.

"Hinata bawa ibumu kemari, suruh dia didekat ayah!"

"Bukankah sudah Hinata bilang, jika ada yang lain sungguh dia bodoh!"

Putrinya ini sangat pintar bermain lidah dia berfikir jika Hinata menuruni sifat ibunya yang sangat kuat dan dominan.

Hikari tersenyum pada pemuda muda yang cantik.

"Hai nona, kau sangat cantik dan bersinar."

"Kau sangat manis."puji Hikari dia tersenyum pada pemuda itu dan tanpa rasa bersalah dan malu mengecup bibir pemuda itu.

Tarikan kuat membuatnya terkesiap Hiashi menatapya marah. "Kau, miliku Hikari."

Menekan setiap kata agar Hikari paham dengan semuanya namun kekehan Hikari berikan dia tersenyum pada suaminya.

"Kenapa? Hmm ... kau panas lalu bagaimana denganku yang terdiam setiap saat. Beginilah yang kurasakan Hiashi."

"Jangan buang aku, kumohon aku hilaf waktu itu." Dengan wajah melas dia berucap.

Beautiful Darkness-love CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang