Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mhh Markh... ."
"Diem sayang, nanti Yeona bangun."
Haechan mengangguk pelan, menikmati Mark yang tengah menyetubuhinya dari belakang. Kedua matanya menatap awas ke arah perempuan cantik yang tengah tertidur di atas sofa.
Lebih tepatnya terlelap karena Mark mencampuri minuman Yeona dengan obat tidur.
Yeona, merupakan adik Haechan.
Bukan hanya itu, Yeona juga merupakan istri Mark. Hanya saja Mark tak mau mengakui status Yeona sebagai istrinya. Karena pernikahan yang mereka dilakukan hanyalah sebatas wasiat kuno mendiang kakeknya saja.
Lagi pun Mark mana mau menikahi Yeona jika bukan karena paksaan dan wasiat konyol tersebut, meski perempuan itu cantik, Mark tetap mencintai Haechan, kekasih tercintanya sejak tujuh tahun yang lalu.
Orang tua mereka memang egois, karena terus memaksa Mark agar menikahi Yeona bukannya mendukung Mark bersama Haechan.
"Mark kau gila melakukan ini di depan adikku... ."
Ucap Haechan sembari menoleh ke belakang, menahan desahannya yang sewaktu-waktu bisa keluar.
Mark tampak terkekeh pelan, memeluk perut Haechan lalu menarik Haechan agar menempel dengan dadanya. Posisi semula Haechan yang menungging berubah menjadi setengah berdiri.
Kedua tangannya di tarik ke belakang oleh Mark.
Lalu tanpa ada kelembutan, Mark langsung memompa kejantanannya dengan cepat keluar masuk lubang sempitnya. Haechan terhentak-hentak hebat, mendesah keras karena ulah suami adiknya.
"Ouhh eumhh pelanhh nanti Yeona-ahh Mark!"
Haechan berteriak histeris ketika Mark memukul telak titik manisnya berulang kali. Sambil terus menggigit pundak Haechan, meninggalkan beberapa kissmark yang tak akan hilang dengan cepat.
