I'm Fine 13

592 57 9
                                    

Lee Heeseung sosok tegas dan disiplin, sebagai anak tertua tentu pundaknya lebih berat dari adik-adiknya. Dihadapkan dengan berbagai masalah seringkali membuatnya hilang arah, gengsinya terlalu besar jika harus berkeluh kesah dengan adik-adiknya memang seperti itulah si sulung 'Lee'.
Sejak awal ia begitu bangga lahir dari keluarga harmonis dengan limpahan kasih sayang yang lebih dari cukup, orang tua yang penuh cinta kasih dan adik-adik yang lucu dan ceria. Namun kini ia mulai merasa menyesal lahir di keluarga ini, semuanya hancur dan biang kehancurannya adalah orang yang tergeletak pingsan di depannya.

"Sialan ini sangat merepotkan!"ia memandang tajam muda manis yang terpejam di depannya, tetesan darah dari hidung dan suara Mengi tentu membuatnya memejamkan mata sebentar.

"Apa dia akan mati?, jika memang begitu aku akan sangat berbahagia. Tapi kau harus membayar semua kesalahanmu dulu sialan, kau tidak boleh mati jika aku tidak memberikan izin" dengan gesit ia mulai menggendong sang adik, seketika ia tertegun ini sangat ringan, hei dia sering menggendong Jungwon dan itu 3 kali lipat dari berat Sunoo.

"Apa dia tidak pernah makan?, sayang sekali jika dia meninggal dalam keadaan kurus kering begini." Ia mulai menaiki lantai tangga menuju lantai dua, padahal kamar Sunoo ada di lantai satu...

****

Kalau kata teman-temannya, Jay itu benar-benar Sosok yang tempramen. Butuh keberanian khusus untuk membuat orang berani berbicara dengannya, intinya baru pertama kalian melihat Jay pasti kalian akan berpikir jika dia memang seempramen itu karena wajah tampan itu memang sangat cocok dengan kepribadiannya. Kini ia nampak termenung dibelakang rumah besarnya, Ntah apa yang dipikirkan olehnya.

"Jay, kenapa melamun?" Suara dari Jake mampu menghentikan lamunannya

"Jake, apa selama ini kita melakukan hal yang benar?" Jake menaikkan sebelah alisnya, ia nampak bingung dengan pertanyaan tiba-tiba itu

"Apa maksud mu?"

"Ck, kau memang bodoh dalam hal ini." Jay mendengus kemudian pergi meninggalkan Jake yang semakin bingung

"Dasar!, Lebih baik aku menghubungi Jungwon. Aaaa bermain ke taman kota sepertinya ide yang baik" Jake kemudia dengan cepat mengambil HP nya dibalik saki celana.

Disisi lain, mata rubah itu mengerjap pelan. Sinar bumantara yang masuk diselah jendela berhasil membangunkannya

"Sssh, siapa yang membawa ku ke kamar?" Iya memegang erat kepalanya, menahan rasa pusing.

"Uuuh, jam berapa ini?" Ia hendak keluar ingin melihat jam diruang tamu namun saat hendak bangkit dari tidurnya rasa pusing semakin menjadi, air matanya turun tanpa diminta. Nyatanya rasa pusing ini benar benar membuatnya tersiksa, ingin meminta tolong ke siapa ia sekarang? Hp pun tidak ada, mau berteriak pun siapa yang akan perduli?

****

Menjadi cucu laki-laki satu-satunya dan menjadi penerus semua bisnis keluarga, tentu membuat pemuda keturunan Jepang ini nampak tertekan. Malam itu Ni-ki ingat setelah perdebatan yang dibumbui penjelasan panjang tentang masalah yang ada bersama sang papa ia tertidur di pelukan hangat sang papa namun saat terbangun tiba-tiba sudah dimansion besar dengan penjagaan dimana-mana. Huh ini seperti penjara baginya, kini ia mengunci diri didalam kamar membuat seisi mansion ketar ketir dibuatnya..

"Ni-ki, jangan seperti ini. Kamu belum makan dari tadi malam, ayo kita bicara dan selesaikan semua ini" bujukan sang Papa dianggap angin lalu, nyatanya Ni-ki tidak membuka suara sedikit pun.

"Baiklah kau boleh kembali ke apartemen, asalkan seminggu sekali kau harus pulang ke mansion" akhirnya pernyataan itu berhasil membuat pintu berwarna coklat itu terbuka, Ni-ki keluar dengan wajah sumringahnya.

"Benarkah?, awas saja jika sampai membohongi Ni-ki. Aku akan bunuh diri jika papa berbohong!"ancaman sang anak bungsu membuat Mr Nishimura tertawa pelan.

"Iyaaaa, papa tidak akan berbohong. Ayo turun, kita makan siang bersama." Akhirnya mereka turun, disambut oleh orang-orang mansion dengan gembira. Hei Ni-ki disini sudah seperti berlian, siapa yang berani bilang tidak padanya? Termasuk sang tuan besar Nishimura.

***

Semua manusia di dunia ini sebenarnya selalu menjadi misteri, yang mendukung bisa saja berkhianat. Yang terlihat baik bisa saja menjadi buruk, yaaa semuanya bisa terjadi. Tugas kita hanyalah waspada dan selalu berusaha berpikir secara luas, karena waktu 1 detik pun bisa membuka kedok misteri yang ada di dunia ini.

Raex Lee, sebenarnya ia hanyalah anak pungut dari tuan besar Lee. Ia ditemukan saat tuan besar Lee melakukan kunjungan kerja disebuah perdesaan, melihat luka di sekujur tubuh raex kecil membuat tuan besar Lee menjadi iba dan tanpa pikir panjang membawanya ke rumah.

"Aku puas melihat keluarga ini hancur Bu, akan ku buat semua keturunan mereka membenci satu sama lain dan akan mati ditangan ku sendiri" raex kemudian menancapkan anak panah yang nampak runcing di 5 gambar yang berada di papan, tak jauh dari tempat ia berdiri.

TBC

Salam hangat
Li.        
Pucuksemu❤️

Hallo guys😂

Sorry baru Up, huhu sekarang jadi anak kuliahan. Tugas banyak belum lagi kegiatan sana sini.

Semoga nggak bosen buat baca my story
Stay tune
BTW kemarin aku ikut ON MIPA tingkat Wilayah 2024
Kalau aku lolos, rencananya aku bakalan rajin up sebagai perayaan dari kerja keras ku 2 bulan bimbingan buat Olimpiade ini

Mohon do'anya ya, semoga aku lolos ke tingkat nasional
❤️

Thank you
🥰

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

l'm Fine (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang