flashback

59 1 0
                                    


preview part one

"seketika aku mengingat kenangan buruk di SMA bersama Seo Joon sang superstar."

*flashback*

Suasana kelas pagi ini sangat gaduh karena guru mata pelajaran matematika sedang sakit sehingga absen hari ini. Anak laki-laki dibelakang berkumpul dan bermain game sedangkan para perempuan di barisan depan sedang berdandan dengan make up baru mereka. Aku bukan salah satu diantara mereka, aku tidak suka merias diri dan tampil cantik. Dikelas aku tidak memiliki teman dekat, hanya teman makan siang dan teman kerja kelompok. Kurasa aku tau alasannya, mungkin karena orang tuaku hanyalah penjual ikan di pasar Busan. Tadinya semua anak dikelasku tidak tau apa pekerjaan orang tuaku dan mereka masih ingin mengajak ku bermain namun sejak si ratu jahanam itu datang ke toko ikan milik orang tuaku, itu sudah menjadi rahasia publik.
Oiya, ratu jahanam adalah panggilanku pada gadis yang paling membenciku namanya, Park Jisoo. Dia sangat terkenal karena latar belakang keluarganya yang 'konglomerat' kakeknya memiliki hampir setengah lahan perkebunan yang ada di Busan yang sekarang dikelola oleh ayah Jisoo. Aku tidak tau alasan Jisoo membenciku. Namun yang pasti dia pernah bilang
"Aku membencimu karena kau orang miskin mengerti?"
Aku agak lupa yang ia katakan waktu itu namun kira-kira seperti itu. Jisoo selalu mencari cara untuk membuat masa SMA ku seperti neraka. Misalnya, waktu kami masih duduk di kelas 10 dia 'pura-pura' tidak sengaja menumpahkan ice cream nya ke seragamku dan membuat aku menjadi bahan tertawaan teman-temanku. Dan waktu di kelas 11, dia menyuruh anak laki-laki dikelas untuk memindahkan meja dan kursi keluar sehingga aku harus membawa meja dan kursi yang penuh coretan seperti "gadis gila" "bau ikan" "gadis ikan" "untuk apa sekolah jika nanti hanya menjaga toko ikan" .

Klimaksnya di kelas 12, saat itu Jisoo berpacaran dengan anak baru pindahan dari Seoul namanya, Park Seo-Joon. Dasar gila sudah kelas 12 baru pindah sekolah. Mereka berdua disebut pasangan serasi di SMA Busan. huekk, itu membuatku ingin muntah. hari itu kami belajar bimbingan konseling yang diajar oleh guru Han, materi yang diberikan adalah bagaimana cara untuk bisa masuk universitas yang diinginkan. Guru Han menunjukku dan bertanya dimana universitas yang ingin aku pilih,
"Aku ingin masuk universi-" namun pembicaraanku dipotong oleh manusia kedua yang paling menyebalkan, Park Seo Joon.
"Yah, mengapa kau tidak menjadi tukang ikan saja? Kau kan harus membantu orang tuamu?" Kata iblis itu yang disambut tawa oleh anak dikelasku.
"Yura-ya, di universitas tidak ada fakultas jual ikan" tambah pacar si iblis, Jisoo.
"Jisoo, Seojoon jika kalian masih berbicara seperti itu ibu tidak segan-segan membawa kalian ke ruang kepala sekolah, mengerti?" kata guru Han marah. Guru Han memang sangat baik, entah karena kasihan atau tulus. Namun, dia selalu memperhatikanku dan nilai-nilaiku.

*KRINGGGGGG*

bel pun berbunyi, tanda waktunya makan siang. Saat aku berdiri, Jisoo dan geng iblis mereka datang menghampiriku. Saat itu Jisoo mengambil tasku dan membuang isinya kelantai sehingga buku-bukunya berserakan. "Jisoo, tolong jangan lakukan itu, aku baru membelinya dengan uang tabunganku" kataku memohon pada Jisoo. Namun kurasa tidak ada gunanya berbicara karena mereka makin menjadi-jadi. Seo joon hanya melihat kekejaman pacarnya dan hanya tersenyum sinis kepadaku dan ia pergi ke kantin.

Saat itu kurasa adalah batas kesabaranku terhadap jisoo. Akupun menamparnya sehingga ia tidak berani melakukan sesuatu yang jahat kepadaku, lagi.

Pesta kelulusan sudah didepan mata, aku diterima di universitas di Seoul. Kudengar Jisoo melanjutkan sekolah keluar negeri dan Seo Joon memilih menjadi artis. Sejak saat itu juga aku tidak mendengar kabar dari mereka, lagipula apa peduliku pada mereka?

*end of flashback*

cerita demi cerita disimak Hanee dengan ekspresi serius, cerita masa SMA ku semenarik itukah?
"Wah, ternyata Seo Joon jahat juga ya? Aku jadi membencinya. Ku kira dia artis baik-baik ternyata, cih" kata Hanee sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ya,dengan sikap dia tadi kurasa tidak ada yang berubah. Masih sombong seperti dulu" jelasku kepada Hanee.

Sebenarnya aku tidak ingin menceritakan masa laluku yang suram itu kepada orang lain, namun kurasa Hanee adalah sahabatku jadi tidak boleh ada yang dirahasiakan diantara kami, bukan?

frienemies ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang