Arion yang tengah menutup mata langsung terbelalak. Suara itu. Arion mendengar suara memanggilnya. Sebenarnya dia pun tak yakin, suara itu memanggilnya atau memanggil seorang yang lain. Tapi setelah mendengar suara itu Arion segera berdiri. Tubuhnya terbang menuju jendela."Roka. Berapa lama aku bisa tidur setelah memakan jiwa hitam?"
"Jika jiwanya begitu pekat, sampai bisa disebut hitam, maka anda dapat tertidur selama ratusan tahun."
"Berapa tepatnya?"
"Tak lama, Yang Mulia. Paling cepat 300 tahun, paling lama anda bisa tidur selama 500 tahun." Roka menjelaskan dengan detail pertanyaan dari Arion.
"Apakah Yang Mulia telah menemukan jiwa hitam?"
Arion berdehem saja menjawabnya. Dia tak yakin, bisa kah jiwa Tina disebut jiwa hitam bila hatinya begitu bersih tanpa cela? Namun bisakah jiwa Tina dikatakan bersih jika auranya begitu gelap?
"Sebenarnya, aku tak yakin, Roka." Roka yang mendengar perkataan Arion terhenyak. Merasa terkejut mendengar penuturannya. Selama ribuan tahun menjadi abdi setia, ini adalah yang pertama kalinya Arion merasa ragu.
"Bersihkan kamarku." Setelah memberi titah, Arion segera menghilang. Meninggalkan Roka yang terdiam.
Ternyata tempat yang Arion tuju adalah kamar Tina. Namun sebelum sampai, dia sengaja melewati ruang depan. Mencoba melihat keadaan. Disana matanya kembali melihat keadaan rumah yang kacau seperti waktu pertama kali datang.
Semua berserakan dan berantakan. Ditengah-tengahnya ada ibu Tina yang menangis. Tangisan, raungan, rintihan, bahkan teriakan begitu nyaring terdengar. Perasaan sedih, marah, dan frustasi dapat Arion rasakan. Namun ia tidak peduli. Tujuannya datang kesini adalah untuk Tina, bukan wanita tua menjengkelkan itu.
Arion berbalik namun segera terhenti. Berpikir mungkin saja wanita itu akan menghalangi jalannya, membuatnya menunggu lebih lama untuk bertemu dengan Tina.
"Kau harus berterima kasih padaku, Tina." Arion segera berbalik kembali pada Ibu Tina. Membereskannya dengan segera, membuatnya pingsan. Setelahnya, Arion lah yang membereskan kekacauan itu. Dengan begini Tina tidak perlu berurusan dengan ibunya saat pulang nanti.
Arion duduk, matanya menjelajahi kamar Tina. Tidak ada banyak barang. Sejauh yang ia lihat, hanya ada buku dan buku yang begitu banyak. Arion memilih berbaring sembari menunggu Tina.
"Sebenarnya aku bosan, tapi aku malas melihatmu." Setelah mengatakan itu Arion menutup matanya.
Satu jam... Dua jam.. Entah berapa jam Arion berbaring kini telinganya mendengar suara. Namun dari baunya, Arion tahu bahwa itu bukan Tina.
"Sepertinya ibu sedang tidur."
"Wah, rumahnya tidak berantakan. Apa ibu tidak mengamuk lagi, kak?"
"Entahlah. Sepertinya tidak. Kalau begitu ayo mandi sebelum kakak pulang."
Dua bocah itu tak terdengar lagi. Mereka begitu tenang. Seolah terbiasa bersikap begitu tiap harinya.
Berjam-jam berlalu hingga pukul 19:00, namun Tina tak sampai juga dirumah. Sementara telinga Arion kembali mendengar suara.
"Kapan Kak Tina pulang, kak?"
"Kakak tidak tahu. Mungkin hari ini Kak Tina harus lembur."
"Jadi, Kak Tina akan pulang malam lagi?"
"Mungkin."
"Bagaimana kalau ibu mengamuk lagi sebelum Kak Tina pulang?"
"Jangan takut, kakak akan melindungimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Milikmu
FantasySudah waktunya bagi Arion, iblis no. 1 di dunia iblis untuk bangun setelah ribuan tahun tertidur. Waktunya mencari mangsa. Matanya menelusuri segerombolan manusia yang berlalu lalang. Ketemu. Wanita dengan aura negatif yang begitu pekat adalah maka...