00.04

483 58 0
                                    

POV Author,

Setelah selesai membersihkan kamar para tujuh bersaudara, Carren memutuskan untuk segera kembali kekamarnya.

Sungguh hari yang melelahkan baginya, berhadapan dengan mereka yang memiliki sifat yang sulit dimengerti baginya, terlebih lagi Chaiden yang menurut Carren sangat menjengkelkan.

Seketika dirinya teringat akan kejadian dimana Chaiden menciumnya. Hal itu membuatnya kaget setengah mati dan ingin rasanya ia menghilang dari muka bumi. Chaiden telah mencuri first kiss yang seharusnya Carren berikan kepada kekasihnya kelak-eh?

Akan tetapi, Carren seperti pernah melihat laki-laki itu, mereka pernah bertemu disuatu tempat namun, Carren tidak tahu entah sejak kapan mereka bertemu.

Disaat tengah asik melangkah sembari bersenandung ria, tiba-tiba langkah Carren terhenti saat tak sengaja berpapasan dengan seorang gadis yang baru saja keluar dari sebuah ruangan.

Dia Leora, gadis itu melotot dan terkejut saat melihat kehadiran Carren didepan matanya.

Dengan buru-buru Leora pergi menjauh untuk menghindar dari gadis itu, namun sayangnya Carren tak tinggal diam dan berlari mengejar Leora yang sudah hampir menjauh darinya.

"Leora tunggu!" teriak Carren sepanjang lorong-lorong istana, hal itu membuat seluruh perhatian para maid serta pengawal diistana tertuju kepada mereka berdua.

Sementara Leora terus saja berlari untuk menghindar dari Carren, wajahnya tampak panik saat ini.

Saat ia menoleh kebelakang, kehadiran Carren tak terlihat lagi bahkan suara teriakan gadis itupun seketika menghilang.

Leora bisa bernafas lega sekarang, ia menghentikan langkahnya untuk mengatur nafas.

Tap!

"akhh!" Leora kaget saat tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang.

Ia melihat siapa pelakunya dan betapa terkejutnya Leora, Carren berada didepan matanya.

Leora hendak melangkah pergi namun tangannya dicekal oleh Carren.

"jelaskan padaku, kenapa kau bisa ada disini?" suara Carren terdengar mengintimidasi. Tidak mungkin ini terjadi secara kebetulan karena Carren merasa aneh dengan semua ini.

Bahkan Leora selalu menghindar darinya.

"aku yang membawamu kesini" ucap Leora dengan wajah yang tertunduk, ia merasa jengah karena Carren seperti mendesaknya untuk memberikan jawaban dengan tatapan tajam yang seakan-akan menusuk matanya itu.

Perlahan tatapan Carren melemah, cekalan tangannya dari pergelangan tangan Leora pun melonggar.

"k-kau bercanda kan..." lirih Carren tertawa garing.

Leora memberanikan diri untuk menatap mata Carren, sejenak tersirat perasaan bersalah yang terpatri diwajahnya itu.

"tidak, aku bersungguh-sungguh. Sebaiknya kau jangan pernah menganggapku sebagai sahabatmu lagi, aku bukan sahabatmu tapi musuhmu" ucap Leora dengan mata yang berkaca-kaca.

"Leora..."

"maaf"

Setelah mengatakan itu, Leora pamit untuk segera pergi dari sana, tak sanggup jika ia berlama-lama berdiri bertatapan dengan Carren, karena rasa bersalahnya terhadap gadis itu tidak bisa dipungkiri.

Namun lagi-lagi langkah Leora terhenti kala Carren kembali mencekal pergelangan tangannya.

"pasti ada alasannya bukan? Katakan padaku, kita akan mencari solusinya agar kita bisa keluar dari sini" ucap Carren meyakinkan.

[HIATUS!] NIGHTMARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang