00.03

482 62 0
                                    

"tidak, jangan disitu!"

"skak mat!"

Sungguh permainan ini membuatku pusing, ini sudah tiga kali putaran tapi Samuel terus saja memaksaku untuk menjadi partner mainnya.

Bermain catur.

Dan sudah tiga kali juga aku kalah bermain dengannya, hingga aku lupa untuk membersihkan kamar miliknya.

"oh iya! Aku harus pergi" ucapku, setelah sadar aku harus melakukan tugas. Bermain catur dengan Samuel membuatku lupa kepada apa yang harus aku lakukan.

"eh, bagaimana dengan kamarku?" tanya nya dan seketika aku berbalik menatap kewajahnya yang terlihat sangat tidak tahu diri.

"kau mengajakku bermain catur, sampai aku lupa jika aku juga harus membersihkan kamarmu. Tapi sayangnya, waktuku sudah habis dan aku harus membersihkan kamar yang lainnya" jelasku, dan langsung saja meninggalkannya yang kini sedang berteriak memanggil namaku.

Aku tidak peduli, lagi pula ini salahnya.

Brukh!

"astaga!" aku terkejut saat tak sengaja menabrak tubuh seseorang, hingga membuatku terhuyung kebelakang.

"Carren? Kau tidak apa-apa?"

"t-tidak apa-apa hehe" ucapku sedikit canggung pasalnya dia langsung mengelus dahiku.

Sungguh aku tidak apa-apa, tapi jika diperlakukan seperti ini sepertinya aku akan pingsan. Dia manis sekali, tidak seperti para saudaranya yang lain.

"kau sedang apa?" tanyanya kearahku.

"saya ingin membersihkan kamar anda-"

"tidak usah berbicara formal seperti itu, panggil aku Jonathan, jika mau yang lebih singkat panggil saja Jo" jelasnya.

"b-baik Jo...?"

Kulihat ia tersenyum kearahku, haah senyumannya secerah matahari pagi dan seketika mood ku menjadi baik.

"bagus, ayo kekamarku dan lakukan tugasmu"

Dapat aku lihat, wajahnya berubah menjadi datar tidak seperti tadi. Apa semua pangeran yang ada disini berwajah tembok? Datar semua.

Tapi sayangnya mereka memiliki wajah yang sangat tampan.

15 menit kemudian, aku selesai membersihkan kamar Jonathan. Untung saja dia tidak menjengkelkan seperti para saudaranya yang lain. Membuatku merasa sedikit nyaman dan tidak tertekan, tentunya.

'Chaiden'

Nama yang tertera diatas pintu, dan ini kamar yang keenam. Masih ada tersisa satu kamar lagi, dan juga terasa cukup melelahkan saat membersihkan seluruh kamar mereka dan bahkan hanya aku sendiri yang melakukannya!

Perlahan aku mengetuk pintu kamar itu, namun tidak ada sahutan.

Aku pun memberanikan diri untuk membuka knop pintu, dan ternyata pintu itu tidak terkunci sama sekali.

Hanya sekedar memastikan, aku sedikit mengintip dengan kepala yang tersembul kedalam, dan tidak ada siapa-siapa didalam ruangan itu.

Aku mulai melangkah masuk, namun dengan gerakan lambat, takut jika pemilik kamar tiba-tiba datang dan memarahiku.

Setelah sampai didalam kamar, aku hanya diam mematung, memperhatikan kesekitar dan juga aroma khas kamar ini menjadi candu saat indera penciumanku menangkap aroma yang seperti coklat.

Cukup lama aku berdiri disana, hingga aku memutuskan untuk segera membersihkan kamar tersebut.

Mulai dari menyapu, membereskan tempat tidur, dan membersihkan meja-meja serta lemari yang ada disana dari debu yang menempel.

[HIATUS!] NIGHTMARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang