Saint besar mendelik kaget, ia menatap tubuh El yang di sinari oleh Tongkat sihir tingkat paling tinggi.
"Lord Marcellius, seperti nya anda akan memiliki pewaris yang begitu mengagumkan. Tongkat sihir tingkat paling tinggi yang setelah ratusan ribu tahun lama nya tidak pernah muncul, bahkan bisa ada di genggaman Young Master. Dan lihat saja aliran energi sihir di tubuh nya, sangat besar untuk seorang manusia, tapi itulah yang terjadi."
Damian tersenyum bangga, ia mengangguk dan duduk dengan tenang di kursinya.
"Dia memang putra seorang Damian Marcellius. Bukan begitu Saint?."
"Tentu saja Lord."
El membuka matanya, ia menemukan sang papa tengah tersenyum puas dan bangga, kemudian Bocah Silver itu berlari ke pelukan sang papa.
"Aku mendapatkan nya! Aku berhasil papa!."
"Tentu saja putra kecil ku berhasil! Kau adalah genius hebat little snake." Tubuh mungil El di gendong begitu saja oleh papa nya, ia menenggelamkan wajah nya di ceruk leher Damian. Mengabaikan tongkat sihir yang sudah masuk ke dalam cincin ruang milik nya.
"Baik, Terima kasih sudah membantu putra ku. Aku akan kembali ke manor." Saint besar mengangguk dan mengantar mereka sampai pintu.
Mungkin bagi sebagian orang, mendaftar di Akademi terbesar seperti akademi Constance adalah hal yang sangat sulit atau bahkan mustahil.
Namun bukan Duke Marcellius nama nya kalau tidak bisa membawa putra satu satunya ke akademi tersebut.
Di kehidupannya yang lalu, Eleshar bisa masuk ke akademi Constance karena Kepala akademi tua bangka itu berhasil dalam rencananya. Yah seperti ia di taruh di panti asuhan, lalu di adopsi oleh keluarga Domaddle dan berakhir sebagai pion di genggaman Russelush Cortez(kepala akademi).
"Surat dari Akademi sudah datang boy, kau bisa pergi ke sana besok. Well, papa tidak ingin kau pergi sebenarnya tapi yasudah lah, putra ku tetap lah putra ku. Begitu keras kepala dan manis haha." Duke Marcellius memeluk Eleshar yang ada di pangkuan nya, sedangkan yang di peluk hanya tersenyum seperti tidak bersalah.
Yah, ini sudah 7 hari setelah Eleshar mengirimkan formulir pendaftaran nya ke academy, dan juga sudah 9 hari setelah ia mendapat tongkat dari menara sihir.
"Papa, nanti aku mau naik kereta sihir yang di sediakan academy. Papa jangan khawatir."
"Bahkan papa tidak bisa mengantarmu? Astaga demi jenggot hades! Kau benar benar akan membuat papa mu mati total little snake!." Eleshar tertawa pelan lalu memeluk papa nya.
"Aku akan mencari teman sebelum pergi ke academy, papa. Aku tidak suka sendirian dan tidak punya teman." Tentu saja bohong! Eleshar memutuskan pergi menggunakan kereta bukan karena ingin mencari teman, bocah Marcellius itu hanya ingin mencari informasi di dalam kereta.
"Hahh~ baiklah jika kau benar benar ingin itu, lebih baik kau tidur Little snake. Besok adalah hari yang menyedihkan untukku."
"Dan menyenangkan untuk ku!! Tenang saja papa, aku akan pulang untuk liburan!."
Damian mengangguk, ia menggendong putra nya dan membawa bocah ular(licik) itu ke kamar nya.
'Kematian mu semakin dekat dengan mu, Russell. Kau tidak bisa menjadikan ku Pion lagi, well aku pun tidak tahu apa yang akan papa ku lakukan jika kau menyentuh ku barang sedetik pun. Lihat saja nanti, apa yang bisa tua bangka seperti mu lakukan.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Academy [BL BXB]
FantasyKenneth Dezalle Walter adalah remaja berambut silver yang dimana ia adalah satu dari sedikit murid paling berbakat di Akademi Constance. Ia menduduki peringkat pertama murid paling berbakat, anak emas para guru dan tentu saja anak emas Asrama Hydral...