Doyoung menatap rumah yang berdiri kokoh di hadapannya dengan perasaan yang bercampur aduk. Lima tahun lalu, ia pernah tinggal disini walaupun hanya beberapa bulan. Kenangan-kenangan manis yang sempat ia rasakan disini satu persatu muncul di kepalanya, bagai kepingan puzzle.
Boa dan Yunho bukanlah mertua menyebalkan seperti di drama-drama yang selalu Doyoung tonton saat menunggu Taeyong pulang kerja. Justru sebaliknya, keduanya memperlakukan Doyoung dengan penuh kasih sayang dan perhatian. Doyoung bukan hanya diperlakukan seperti anak sendiri oleh mereka, Doyoung adalah kesayangan mereka.
Tiba-tiba Doyoung teringat sebuah kenangan. Kenangan setelah kematiannya saat ia baru saja menjadi arwah. Di tengah kebingungannya yang baru saja meninggal, ia dapat melihat sosok Boa dan Yunho yang saling berpelukan sembari menangis di depan ruang operasi. Saat itu, ingin sekali rasanya ia meminta mereka untuk berhenti menangis. Tapi semuanya sia-sia, karena bahkan mereka pun tak dapat melihat keberadaannya.
Kesadarannya kembali ke masa kini setelah Taeyong menggenggam tangannya, menyadarkannya pada kenyataan yang saat ini harus ia hadapi. Bertemu dengan mertuanya. Taeyong menatapnya dengan pandangan ragu, seolah berusaha diyakinkan oleh Doyoung.
Melihat hal tersebut, Doyoung hanya tersenyum berusaha meyakinkan Taeyong bahwa ini adalah hal yang tepat untuk mereka lakukan. Setelah beberapa saat, Taeyong akhirnya melepaskan tatapan matanya dari Doyoung. Ia pun memutar tubuhnya ke belakang untuk berbicara dengan Minhyung.
"Minhyung disini dulu ya sama papi, appa mau masuk sebentar aja. Nanti appa bakal jemput papi sama Minhyung, appa janji nggak akan lama." Minhyung sebenarnya ingin ikut. Tapi belum sempat ia merengek, sang appa sudah terlebih dahulu keluar dari mobil mereka.
Doyoung mengamati Taeyong yang berdiri canggung setelah memencet bel rumah itu, ia tersenyum geli melihatnya. Taeyong yang kebingungan selalu tampak lucu dan menggemaskan di mata Doyoung. Tak butuh waktu lama sampai pintu rumah terbuka, dan memunculkan sosok Boa. Keduanya berbicara beberapa saat. Sepertinya Boa membujuk Taeyong untuk masuk, tetapi ditolak oleh Taeyong.
Taeyong kemudian mengatakan sesuatu yang membuat raut wajah Boa tampak kebingungan. Setelah itu Taeyong berjalan kearah mobil tempat Doyoung dan Minhyung kini menunggu, diikuti oleh Boa di belakangnya. Doyoung merasa jantungnya bergemuruh, perasaannya bercampur aduk. Dia benar-benar ingin memeluk ibu mertuanya itu. Saat dirasa Boa sudah dekat, dengan tak sabar Doyoung membuka pintu mobil dan keluar dengan wajah menahan tangis.
"Mama..." panggilnya lirih.
Lagi-lagi Doyoung melihat ekspresi sama seperti yang ia lihat dari Jaehyun dan Jungwoo sebelumnya. Ekspresi tidak percaya dengan tubuh yang tiba-tiba membeku tanpa dapat mengatakan apapun. Sebenarnya Doyoung sudah dapat menebak respon ini sebelumnya sepanjang perjalanan tadi, yang tidak dapat Doyoung tebak ialah saat tiba-tiba tubuh Boa jatuh di hadapannya. Boa pingsan.
"MAMA..." Doyoung memekik sembari berlari mendekat kearah Boa. Taeyong yang baru saja selesai mengeluarkan Minhyung dari car seatnya pun ikut menghampiri keduanya.
"Mama...ma, bangun ma." Taeyong berusaha membangunkan sang ibu dengan menepuk nepuk pipinya lembut. Tetapi tak ada respon darinya.
"Nenek..." Melihat sang nenek yang jatuh pingsan, tangis Minhyung pun pecah. Ia terus memanggil nama sang nenek dengan penuh ketakutan.
Mendengar kegaduhan yang terjadi, Yunho pun keluar dari dalam rumah. Betapa terkejutnya ia saat melihat Boa yang kini berada dalam gendongan putra sulungnya dalam posisi tak sadarkan diri.
"Taeyong, mama kamu kenapa?"
"Kita bawa mama masuk aja dulu, pa. Nanti Taeyong jelasin di dalem." Taeyong pun segera membawa sang ibu ke dalam rumah dan menempatkannya di atas sofa ruang keluarga mereka yang cukup lebar.
![](https://img.wattpad.com/cover/337438868-288-k63839.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali Pulang
أدب الهواةDoyoung kembali pulang.....lima tahun setelah kematiannya. This Story inspired by Hi, bye mama!