Bahkan dengan mata yang sudah memerah dan bengkak, aku masih terjaga di jam dua malam. Kepalaku mulai berdenyut dan denyutan itu menyuruhku untuk istirahat. Namun, aku tetap tidak bisa menjangkau alam mimpi sekalipun mata sudah kupejam kuat.
Kurasa, aku ketakutan. Atau merasa bersalah. Atau ... merasa tidak berguna.
Dua jam yang lalu, umurku genap dua puluh. Namun, sama seperti pergantian hari yang berjinjit tanpa suara, aku tidak merasakan perubahan apa-apa.
Sampai kemudian kesadaran itu merayapi kepalaku, dan berbisik bahwa segalanya akan menjadi lebih kompleks mulai sekarang, dan mau tidak mau aku harus menghadapinya.
Dan aku pun menangis.
•••
Halo, 🦉 di sini!
Aku memberanikan diri untuk menulis di sini dan sebagai langkah awal yang keciiill, aku memulainya dengan cerita pendek ini!
Jika kalian suka, jangan lupa tinggalkan jejak, ya.
Hope you enjoy!
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wish You Good Night
FantasyDalam kesedihan dan ketakutan yang membuatku terjaga di jam dua, suara ketukan di jendela mempertemukanku dengan dia. "Hai, aku Peri Tidur. Aku siap mendengarkan keresahanmu!" - A ZB1 fanfic AU by inmyowl