DEAN X RERE

11.4K 273 0
                                    

Selamat membaca 🥰





🌸🌸🌸

"Bang Dean aku bawa bekal buat makan siang, dimakan yahh..." dengan semangat kuserahkan satu set lunch box kearah lelaki dihadapanku namun tidak digubrisnya dan memilih meninggalkan ku pergi.

Aku menghela nafas sedih.

'5 tahun berjuang namun hasilnya tetap sama, selalu ditolak'

Namanya Dean. Kami sudah dijodohkan sejak aku masih duduk dibangku SMP kelas 1 dan dia kelas 3.

Aku sudah mengaguminya sejak saat pertama kali Anne membawaku kerumahnya dan memperkenalkanku dengan tetangganya yang tak lain adalah Dean.

Saat itu umurku 8 tahun. Untuk pertama kalinya dalam hidupku aku merasakan yang namanya jatuh cinta. Rasanya sangat mendebarkan.

Aku dan Anne sudah berteman sejak kami masih bayi. Dulu rumah Anne tepat disamping rumahku. Namun keluarga Anne memutuskan pindah ke perumahan yang sama dengan perumahan Dean.

Aku sangat berterima kasih pada Anne karna telah mempertemukan aku dengan Dean.

Dan aku menyadarinya juga bahwa sebenarnya Dean tidak begitu menyukaiku. Sikapnya sangat berbeda sekali saat berhadapan dengan Anne atau denganku.

Bang Dean sering kali tak pernah memperdulikanku, mengabaikanku, menganggapku tidak pernah ada.

Aku pikir saat itu mungkin karna aku orang baru dihidupnya, tapi kusadari hanya padaku lah Dean bersikap sedikit lebih kasar.

Tibalah hari pertunanganku dengan Dean.

Ibu dan Ayah mengajakku untuk ikut makan malam dengan rekan kerjanya yang ternyata merupakan kedua orang tua Dean.

"Kami para orang tua berniat untuk menjodohkan kalian" ucap Om Galang.

"Bagaimana Rere, apa kamu mau bertunangan dengan anak pertama Om, Dean Cakara Wiajaya?"

"Aku mau om!"

Pertukaran cincin pun dilakukan. Akupun tersenyum bahagia dan mengabaikan wajah marah Dean yang menjadi awal permasalahan dihidupku.

"Ikut aku!" Dean menarik paksa tanganku. Beberapa kali aku hampir terjatuh mengikuti langkah kakinya yang panjang.

Tibalah kami ditempat yang sepi.

"To the point aja. Gue gak suka sama lo" aku terdiam mencoba mencerna perkantaan Dean.

"Gue gak mau orang lain selain keluarga tahu kalo kita tunangan, termasuk Anne." Tangan Dean mengcengkram rahangku kuat. Aku sampai meringis kesakitan.

"Kalo sampai berita pertunangan ini tersebar, gue akan hancurin hidup lo seperti lo yang udah hancurin hidup gue. Camkan itu!" Tanpa belas kasih Dean mengucapkan kata-kata yang begitu menyakitiku. Menyakiti hati seorang anak yang baru berumur 12 tahun.

Tapi sepertinya aku memang bebal. Bukannya menjauhi, aku malah semakin menempeli Dean bagaikan lintah.

Ucapan dan hinaan selalu kudapatkan dari teman-teman Dean maupun siswa sekolah lainnya yang mengatakan bahwa aku wanita tidak tahu diri.

Mendekati lelaki yang sudah memiliki kekasih.

Tidakkah mereka tahu bahwa aku lebih berhak atas Dean meski status pertunangan kami tidak disebar luaskan?

5 tahun telah kujalani hubungan tak tentu arah ini.

Adakalanya aku berpikir untuk melepaskan Dean dari hubungan yang menyiksanya.

Tapi bolehkan untuk yang satu ini aku memilih egois?

Hari minggu pun tiba. Sore ini aku sedang berkunjung ke rumah Dean untuk memberikan bingkisan oleh-oleh dari orang tuaku.

"Yaampun Makasih sayang. Tante seneng loh dikasih ini. Tau aja tante kepengen ini dari lama" Tante Rosa terlihat sangat gembira dengan oleh-oleh yang diberikan orang tuaku.

"Tante, dari tadi aku gak liat Bang Dean, lagi gak dirumah ya?"

"Tante juga belum liat Dean dari pagi. Kemana anak itu dasar" gerutu Tante Rosa.

Tak lama masuklah Dean dengan menggandeng tangan seorang gadis yang aku kenal.

"Mah kenalin ini pacarku namanya Kaila. Kaila kenalin ini mamah aku" Aku hanya bisa tertawa miris.

"Sore tante, perkenalkan nama saya Kaila tante. Ini ada sedikit hadiah untuk tante, semoga tante suka" suara Kaila terdengar sangan merdu namun begitu menusuk jantungku.

"Dean mamah mau bicara sama kamu! Ikut mamah sekarang!" Tante Rosa memilih mengabaikan ucapan Kaila.

"Aku mau antar Kaila kedepan dulu." Tante Rosa memilih pergi meninggalkan ruang keluarga.

"Taro aja disana. Makasih ya udah kasih hadian ke mamah aku. Ayo aku anter supir kamu pasti udah nungguin kamu." Kaila yang terlihat begitu bingung dengan situasi ini memilih untuk mengikuti Bang Dean.

Untuk pertama kali aku merasakan perasaan menyesal telah berbuat egois hingga mengakitbatkan seorang Ibu dan anak laki-lakinya bertengkar hebat.

Tante Rosa bertengkar hebat dengan Dean.

"Semua gara-gara lo! Kalo aja sedari awal lo gak datang dihidup gue semua ini gak akan terjadi. Lo emang pembawa sial dihidup gue!"

Tante Rosa langsung menampar wajah putra sulungnya itu. Aku hanya bisa menangisi semua kesalahanku.

Dean memilih pergi meninggalkan rumah.

"DEAN! MAU PERGI KEMANA KAMU? MINTA MAAF SEKARANG JUGA!" Teriak Mamah Rosa marah.

Akupun termenung...

'Seandainya hari itu ia menolak perjodohan itu, mungkin semua ini tidak akan terjadi'

'Seandainya ia tidak berkunjung ke rumah Anne dan tidak bertemu dengan Bang Dean, mungkin semua ini tidak akan terjadi'

'Seandainya ia tidak egois memilih kebahagiaanya, mungkin semua ini gak akan terjadi'

'Semua ini memang salahnya'

Bersambung...

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang