ALARIC X DARA END

4.7K 195 3
                                    

Akhirnya aku dan Melati tiba disebuah rumah yang halamannya terlihat sangat asri.

Tubuh Melati terlihat menegang. Aku menggenggam tangannya mencoba menenangkannya.

Aku memencet bel dan tak lama pintu terbuka.

Seorang wanita yang sudah berumur tapi tak menghilangkan kecantikan di wajahnya menyambutku dengan senyuman.

"Selamat siang tante. Apa benar ini rumahnya Melati?" Raut wajahnya seketika berubah terkejut.

"Benar, ini rumah Melati. Kamu siapa nya Melati?"

"Saya teman Melati tante"

"Siapa nama kamu?"

"Saya Dara tante"

"Saya Mawar, mamahnya Melati. Ayo masuk!" Terlihat tante Mawar mencoba menahan tangisnya berbeda dengan Melati yang sudah menangis sesenggukkan.

'Mamah' lirihnya.

Aku dan Melati akhirnya masuk. Aku langsung disuguhi makanan ringan dan teh hangat oleh Tante Mawar.

"Gak usah repot-repot tante" ucapku sungkan. Tante Mawar hanya tersenyum.

"Silahkan diminum!"

"Makasih tante..." Akupun langsung meminum teh hangat yang sudah disuguhkan oleh tante Mawar untuk menghargainya.

"Melati udah gak ada... anak saya udah gak ada..." Tante Mawar terlihat menangis. Akupun mencoba menahan tangisku dan memeluknya mencoba memberi tante Mawar kekuatan.

Lalu mengalirlah kisah hidup Melati dari tante Mawar. Melati tumbuh penuh dengan limpahan kasih sayang dari orang tuanya. Melatinya yang baik, yang pintar, yang cantik, yang ceria, anak tersayangnya sudah tak ada. Tante Mawar merasa begitu kehilangan anak satu-satunya itu.

'Aku ingat kak! Aku ingat semuanya!' Ucap Melati dengan linangan air mata. Melati memintaku untuk masuk ke kamarnya.

"Boleh saya lihat kamar Melati tante?" Dengan air mata yang masih berderai. Tante Mawar menganggukkan kepalanya dan mengantarku menuju kamar Melati.

"Tante ke belakang dulu!" Tak lupa akupun langsung mengucapkan terima kasih.

Melati terlihat menangis sesenggukkan. Akupun memeluknya mencoba menenangkan Melati. Setelah cukup tenang Melati melepaskan pelukanku.

'Bukan aku kak! Bukan aku pendonor mata kakak!' Ucap Melati.

'Pagi itu aku berangkat sekolah naik ojeg dengan perasaan begitu senang. Aku akan memberikan surat cinta dariku untuk Kak Aric"

'Betul. Kak Aric yang kita kenal. Namun naas, sebelum sempat memberikkan suratku padanya, aku mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat'

'Mungkin karna itu arwahku tertahan di dunia ini karna aku masih mempunyai urusan yang belum kuselesaikan' aku mengerti.

'Tolong buka laci itu kak!' Tunjuk Melati kearah laci meja belajar. Akupun membuka lacinya dan menemukan sepucuk surat yang terlihat sudah kusut.

'Tolong kasih surat itu ke Kak Aric agar aku bisa pergi dengan tenang!' Akupun memeluk Melati dan menangis.

'Sampaikan rasa sayangku kepada kedua orang tuaku. Terima kasih telah membesarkanku dengan penuh cinta dan kasih sayang. Dan maaf karna aku pergi meninggalkan mereka lebih dulu. Aku sayang mamah papah.'

"Aku pasti bakal kangen kamu Melati!" Melati membalas pelukanku tak kalah erat.

'Makasih Kak. Makasih banyak udah mau bantu aku sampe sejauh ini. Semoga suatu saat kita bisa bertemu kembali'

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang