002

307 64 10
                                    

Chanbaek Area
Boys' Love
Yaoi

Written by: ©JungB

Senin, 15 April 2024

This is just a fanfiction. So, please take it with grain of salt. If you dislike it, just leave or skip it. Do not make any fuss by leaving any kind of harsh words or spreading hatred in the comment section. For those who want to give me suggestions, advices, or critics, the door is widely open. Last but not least, reader's discretion is adviced. Thank you.

~Enjoy reading~

The New 'Me'

Belum lama ini pulih dari tidur panjangnya. Tetapi, Dio mengaku terkejut ketika tuannya di hari pertamanya mengecap sentuhan rayuan udara setelah berhari-hari mendekam di bilik kamarnya memilih pergi keluar dari istana. Alih-alih mengelilingi taman atau mengunjungi tempat-tempat menarik di istana. Menyamar sebagai bangsawan menengah kebawah demi menyaksikan acara pemberian bubur gratis ke kalangan rakyat jelata. Seumur-umur Dio mengabdikan diri, ini kali pertama dalam sejarah Gwīen Bian menyambangi acara istana yang digelar setiap tiga bulan tersebut.

"Apa anda yakin dengan ini semua? Tolong pertimbangkan kembali keputusan anda. Pikirkan juga mengenai keselamatan anda, Yang Mulia." Dio berbicara sepelan mungkin nyaris seperti bisikan sembari melarikan mata bulatnya, melihat-lihat situasi.

Sejak awal keluar dari gerbang istana hingga sebentar lagi tiba di lokasi, Dio tak henti-hentinya mengoceh kepada dirinya. Membuat Baekhyun sebagai Gwīen Bian mendengus jengah.

"Aku baru tahu kalau kau secerewet ini, Dio!" Baekhyun berkacak pinggang. "Jika kau memang merasa keberatan, ya sudah ... kembali saja kau ke istana yang busuk itu!"

"B- Bukan begitu maksud hamba, Yang Mulia. Sebagai abdi, hamba tengah mengkhawatirkan anda yang berjalan di tengah-tengah kerumunan orang tanpa adanya pasukan yang mengawal. Ini tentunya sangat berbahaya bagi keselamatan anda."

Soal ketiadaan pasukan, itu memang benar keinginan Baekhyun pribadi. Tentu ada alasan yang melatari. Akan terlihat mencolok jika sampai membawa pasukan kemana-mana, sementara disini posisinya ia sedang menyamar. Bisa-bisa akan timbul masalah serius kalau sampai identitasnya sebagai Gwīen terbongkar.

"Aku tidak ingin menjadi pusat perhatian dari orang-orang, dan lagi, jangan lupakan bahwa kita sekarang tengah menyamar." Baekhyun menarik pakaian yang dikenakan seolah mempertegas ucapannya.

"Perlu hamba ingatkan kepada Yang Mulia bahwa anda berstatus Gwīen dapat meminta para pasukan untuk menyamar seperti yang anda lakukan saat ini," sahut Dio tidak mau kalah, sekaligus menamparnya dengan kebenaran.

Kedip ...

Kedip ...

Kedip ...

Kedip-dip ...

"Aish! Sudah, lupakan saja! Lagipula, aku ingin menikmati waktuku secara bebas tanpa diikuti oleh pelayan, dayang-dayang, pasukan atau ... whatever!" Setelahnya, Baekhyun berjalan cepat meninggalkan Dio yang berdiri terperangah.

Adu debat terhenti, tergantikan oleh pemandangan menyayat hati sesampainya di tempat terselenggaranya acara pembagian bubur gratis ke rakyat kurang mampu. Waktu seakan tak bergerak, mengurung tatapannya dengan barisan orang-orang berpenampilan kumuh, lusuh, dan tak terawat mengantri menunggu giliran.

Hatinya dirajam sembilu waktu menangkap basah seorang anak kecil tanpa didampingi siapapun memungut bubur yang telah jatuh ke tanah dan memakannya lagi.

The New 'Me'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang