005

509 77 14
                                    

Chanbaek Area
Boys' Love
Yaoi

Written by: ©JungB

Senin, 15 April 2024

This is just a fanfiction. So, please take it with grain of salt. If you dislike it, just leave or skip it. Do not make any fuss by leaving any kind of harsh words or spreading hatred in the comment section. For those who want to give me suggestions, advices, or critics, the door is widely open. Last but not least, reader's discretion is adviced. Thank you.

~Enjoy reading~

The New 'Me'

Sebotol-dua botol anggur merah belum berhasil mengenyahkan frustrasi dan emosi yang menjerat jiwanya. Ketenangan tidak lagi dapat ia reguk semenjak aksi protes yang dilayangkan oleh para cendekiawan di gelaran rapat istana tempo lalu, serta berbagai kecaman keras juga datang dari rakyatnya sendiri. Menariknya, baik kecaman maupun aksi tersebut dilatari oleh keinginan untuk mengembalikan hak kuasa kepada Gwīen Bian.

Kīeng Loey mendengus ditengah ratapannya pada gelas berisikan cairan berwarna semerah darah. "Aku terlalu menganggap remeh rupanya," gumamnya.

Siapa sangka para cendekiawan yang selama ini belum pernah turut campur persoalan istana, kini memihak sisi sosok paling ia benci.

"Dia tak ubahnya seekor rubah! Sangat pandai menggunakan siasat licik!" Ia sesapi dan membiarkan anggur merah membasahi dinding kerongkongannya. "Aku yakin dia sudah merencanakan ini dengan baik dari jauh-jauh hari!"

"Lalu apa yang akan anda lakukan, Yang Mulia?" Kai yang berdiri beberapa langkah dari kursi singgasana penasaran perihal tindakan seperti apa Kīeng Loey hendak ambil demi mengatasi permasalahan ini.

"Tentunya aku takkan semudah itu mengabulkan keinginan mereka!"

"Tapi, jika anda membiarkan ini berlarut-larut, tentunya ini akan membahayakan diri anda sendiri, Yang Mulia! Bahkan, tidak hanya para cendekiawan yang menyuarakan protes, rakyat diluar sana tak kalah heboh menyerukan suara mereka terkait sikap anda yang tidak adil terhadap Gwīen Bian!" tutur Kai menanggapi.

Apa yang dikatakan oleh Kai sungguh tepat sasaran sebab lambat laun, reputasinya mulai merosot drastis di mata rakyatnya sendiri. Biasanya namanya kerap dielu-elukan, kini berangsur diselipi sumpah serapah selama empat hari berturut-turut setelah kejadian tersebut. Alhasil perasaan dilematis gemar menghantuinya akhir-akhir ini. Sampai-sampai kualitas waktu istirahatnya rusak total.

Pria berpostur tegak dibalut pakaian khas ksatria meloloskan rangkaian kata di ujung lidahnya setelah bungkam disekian detik sebelumnya.

"Maafkan hamba jika anda akan merasa tidak senang mendengarkan apa yang hamba utarakan. Namun jika boleh hamba sarankan, alangkah baiknya apabila anda mengabulkan keinginan para cendekiawan serta rakyat agar memberikan hak kuasa kepada Gwīen Bian terkait pengelolaan istana. Dengan begitu, situasi akan lekas mereda dan anda pun dapat meraih kembali kepercayaan-"

Lemparan gelas melewati daun telinganya sontak menghentikan laju kalimatnya untuk terus diungkapkan. Digantikan oleh bunyi nyaring akibat pecahan kaca di lantai menusuk gendang pendengarannya.

"Kau sebut itu sebuah saran?" Angkara murka terlukis jelas di paras aristokrat itu. "Kehilangan para pecundang itu tidak akan membuat kekuasaanku runtuh seketika ketimbang mewujudkan keinginan bodoh mereka. Itu sama saja mengakui kekalahanku kepada si sialan itu!" ucapnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The New 'Me'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang