004

287 58 3
                                    

Chanbaek Area
Boys' Love
Yaoi

Written by: ©JungB

Senin, 15 April 2024

This is just a fanfiction. So, please take it with grain of salt. If you dislike it, just leave or skip it. Do not make any fuss by leaving any kind of harsh words or spreading hatred in the comment section. For those who want to give me suggestions, advices, or critics, the door is widely open. Last but not least, reader's discretion is adviced. Thank you.

~Enjoy reading~

The New 'Me'

Sejak menginjakkan kaki ke ruang rapat istana, kupingnya tidak henti-hentinya disuguhi omong kosong. Muak, kesal, dongkol, semua tercampur aduk menyesaki dada. Para cecunguk ini sangat pandai dalam memantik percikan api. Terlebih ketika agenda terakhir rapat digaungkan secara mantap tanpa diselimuti rasa takut. Seolah-olah hidup manusia berstatus sosial tinggi di pemerintahan itu sudah dijamin terhindar dari segala jenis hukuman.

"Agenda terakhir yang kita bicarakan sebagai penutup rapat hari ini adalah mengenai Gwīen Bian."

Kurang lebih itulah penggalan kalimat yang sukses mencambuk harga dirinya.

Akankah kejadian beberapa bulan silam dimana tokoh Gwīen Bian kembali diserang dan direndahkan secara habis-habisan? Hanya dalam mimpi terliar mereka. Baekhyun tentunya takkan membiarkan kemalangan kembali menerpa karakter yang ia lakoni.

Tikus-tikus penjilat itu paling tahu cara mengusik ketenangan dari seekor singa yang tertidur. Maka dari itu, Baekhyun sambut agenda selanjutnya dengan gelak tawa yang membumbung. Menghadirkan lekuk kebingungan di tengah dahi para bangsawan.

"Aku sangat menghargai rasa perhatian kalian kepadaku yang amat sangat berlebihan itu," ungkap Baekhyun jenaka namun sarat akan cemooh.

"Tapi ... Apa harus sampai memasukkanku sebagai salah satu pembahasan utama di rapat hari ini?" Mata sabitnya menyorot nyalang salah satu pria paruh baya yang tadi menyerukan agenda.

"Mohon maaf atas kelancangan kami, Gwīen. Namun bagi kami, hal ini tentunya sangat penting untuk dibicarakan bersama mengingat selama anda menduduki posisi sebagai Gwīen, anda belum mampu menunaikan tugas anda sebagaimana mestinya."

Serat-serat kain membalut pahanya menjadi korban pelampiasan atas api amarah yang mulai menguasai nalarnya. Dia sangat ingin meledak, melampiaskan. Tetapi, Baekhyun tidak boleh gegabah dalam bersikap. Terpaksa mengikat buncahan emosi mengingat status serta martabatnya menjadi taruhan.

Baekhyun lepaskan sesak di dadanya sesaat, mengangkat dagunya percaya diri, sorot tajam nan tegasnya tidak melepas figur si paruh baya.

"Kekurangajaran kalian padaku hari ini seharusnya sudah dihadiahi hukuman mati berdasarkan hukum yang berlaku. Namun, itu pastinya tidak akan terjadi mengingat bagaimana kerajaan ini bekerja." Baekhyun jatuhkan lirikannya pada Kīeng Loey yang rupanya menatapnya lekat sarat amarah.

Netra keperakaannya kembali menjerat jejeran para Menteri dan bangsawan di detik berikutnya. "Sebelum membicarakan itu, aku ingin mengomentari pembahasan rapat hari ini yang sangat menggelitik dan tidak masuk akal itu!"

"Kau tidak berhak untuk itu." Kīeng Loey menyuarakan keberatannya.

Tetapi, Baekhyun dan keras kepalanya merupakan kombinasi yang tidak mudah ditandingi. Sehingga peringatan dari Kīeng Loey dianggap angin lalu semata.

The New 'Me'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang