003

304 67 1
                                    

Chanbaek Area
Boys' Love
Yaoi

Written by: ©JungB

Senin, 15 April 2024

This is just a fanfiction. So, please take it with grain of salt. If you dislike it, just leave or skip it. Do not make any fuss by leaving any kind of harsh words or spreading hatred in the comment section. For those who want to give me suggestions, advices, or critics, the door is widely open. Last but not least, reader's discretion is adviced. Thank you.

~Enjoy reading~

The New 'Me'

Sampai detik ini, Baekhyun masih belum memahami kenapa dia yang terpilih. Terlebih, dari sekian banyaknya karakter, kenapa harus dia yang berperan sebagai tokoh utama protagonis? Akan lebih baik dan aman baginya kalau ia diberi peran yang biasa-biasa saja. Bukan berstatus tinggi seperti Gwīen.

"Byun Baek! Pikiranmu sudah membuka banyak cabang di dalam otakmu yang berkapasitas minim. Jadi, tolong jangan diperumit lagi, oke? Lebih baik fokus saja pada tujuanmu agar bisa secepatnya kembali ke realita," ungkapnya kepada dirinya sendiri.

Di tengah kegiatan berendam di dalam bathup berisi air hangat bercampur wewangian dan kelopak bunga mawar, Baekhyun raih gulungan kertas usang di meja yang tak jauh dari bathup. Sayang sekali, secara jasmani dan rohani belum bisa menikmati secara utuh sensasi nyaman nan merileksasi ini dikarenakan ada ambisi yang harus ia penuhi.

Gulungan di genggaman ia buka dan membiarkan iris kembarnya diisi tatanan aksara mengandung informasi terkait babak cerita fiksi yang ia sedang perankan.

"Tapi, ini sungguh aneh." Alis tipisnya menekuk heran. "Kenapa aku merasa belum cukup? Meskipun sekarang namaku menjadi bahan pembicaraan oleh khalayak, namun rasanya ada yang kurang."

Bola mata keperakannya memeriksa dan mencerna ulang susunan rencana dari tiap-tiap babak cerita yang ia ingat. Satu agenda cukup penting menjadi pusat perhatiannya yang baginya sayang untuk dilewatkan.

"Sebentar lagi akan diadakannya rapat besar di istana. Rapat istana menjadi hal traumatis bagi Gwīen sebab di sini para Menteri sialan dan jajarannya dengan berani mempermalukan dan menginjak habis-habisan harga diri Gwīen Bian. Sementara Kīeng Loey hanya diam membisu, seperti tidak sudi untuk membantu. Parahnya lagi, para cecunguk itu lebih tunduk kepada wanita yang katanya suci. Padahal, tersurat sangat jelas pada hukum istana bahwa Kīeng dan Gwīen yang terpilih wajib dihormati dan disegani. Tetapi, mereka mengabaikan hal itu dan menganggap seolah-olah wanita sundel itu adalah Gwīen di Kerajaan Angkāsa!"

Fakta itu memantik api amarahnya sampai-sampai lingkupan jemari pada secarik kertas mengerat cukup kencang.

"Semuanya berawal dari wanita sialan itu! Dialah akar utama dari segala masalah di sini! Aku harus menyingkirkannya agar segala kekacauan di istana sialan ini berakhir! Tapi ... apa? Langkah apa yang harus ku ambil yang dapat memberikan efek signifikan?" tanyanya kebingungan.

Bermenit-menit digenggam oleh kesunyian, dan air pun mulai kehilangan kehangatannya. Baekhyun berakhir menaruh kembali kertas yang dia baca ketika tak ada jawaban ia dapatkan. Berlama-lama membasuh diri di dalam bathup tak menjamin ide cemerlang terlintas di otaknya. Jadi, Baekhyun sudahi acara berendamnya.

Dio yang senantiasa siaga menuntun tuannya menuju meja rias, lalu membiarkan para dayang mengerumuni tuannya, melaksanakan tugas mereka.

The New 'Me'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang