🩷-3 Someone

43 28 2
                                    

'Kenapa aku harus bertemu dengan Na Jawon. Wae? Aku malu sekali telah menganggapnya tua, padahal jika dilihat secara nyata dirinya sebenarnya masih muda, moreugesseoyo... Mianhae Jawon-ah.'

🗝

"Jui, bangunlah." Panggil eomma dari lantai bawah yang sedari tadi sibuk menyiapkan makanan.

"Nee, eomma jamkkan!" Sautku dari lantai atas dengan mata masih sedikit mengantuk sembari menuruni anak tangga, "Waeirae?" Tanyaku bingung akan mengapa eomma memangilku.

"Tidak ada apa-apa Jui, hanya saja hari ini kau sangat cantik." Jawab eomma sembari menyodorkan makanan yang sudah disiapkan untukku.

"Kamsahamnida eomma." Ucapku sembari tersenyum kearah eomma, "... Eomma." Panggilku.

"Eotteohke?" Tanya eomma padaku.

"Aku ingin jalan-jalan sebentar bersama temanku. Jadi.. tolonglah jaga diri eomma baik-baik, selama aku tidak dirumah." Jawabku disusul anggukan dari eomma.

"Nee Jui, eodi ga?" Ucap eomma balik bertanya.

"Dimana saja, yang penting bahagia." Jawabku sembari tersenyum dan disusul canda tawa.

"Aish, Jui-Jui." Ucap eomma yang masih dalam tawa puasnya.

.....

Mataku tidak lepas dari salah seorang yang menurutku sangat familiar bagi diriku.

Ya, siapa lagi kalau bukan. Jawon-ah.
Dilihat-lihat jika melewati dunia nyata dirinya sangatlah tampan, muda, dan.. tinggi. Tidak seperti yang kubayangkan, omo-omo, pantas saja dirinya bisa sepopular ini.

"Hei Jui Nada!" Panggil seseorang yang sepertinya aku mengenal suara ini.

"Nee." Benar saja di saat diriku menoleh ternyata itu adalah Kim Lara, dirinya adalah temanku yang paling dekat, akupun mencoba untuk menoleh kembali kearah Jawon-ah tapi sayang sekali dirinya sudah tidak ada ditempat itu. 'Dimana dirinya??'

"Ya! Jui Nada!?" Panggil Lara kesal setelah merasa jika dirinya diabaikan olehku.

"Nee??" Sautku cepat sembari tertawa kecil.

"Apa yang sedang kamu cari? Sampai-sampai tidak memperdulikanku." Ucap Lara yang masih diambang kekesalannya.

"Mianhae Lara. Aku tidak sedang mencari apapun." Ucapku berbohong sembari merangkul Lara.

"Nee-nee,... Neon ticket isseo?" Tanya Lara tiba-tiba setelah larut dari kekesalannya.

"Anie." Jawabku, "wae??" Lanjutku balik bertanya.

"Kau tidak ingin melihat idolamu tampil." Jawab Lara.

"Idola." Aku berhenti sejenak untuk mencerna perkataan Lara, " A... Na Jion?" Lanjutku memastikan.

"Hmm. Kau tidak ingin?"

"Ah, molla." Ucapku. Sebenarnya diriku ingin sekali ikut serta dalam konser itu hanya saja... Diriku tidak punya tiket.

.....

"... Saengil chukhahamnida!!" Ucap Lara tiba-tiba sembari memberikan selembar kertas yang menurutku sangat LUAR BIASA.

"..." Aku masih saja tidak mengerti, "Ige mwoyeyo?" Lanjutku bertanya kepadanya.

"Aish, kau saja lupa hari ulang tahunmu, bagaimana aku bisa menjelaskannya." Jawab Lara sembari meletakkan kertas itu ketanganku, "Untukmu." Lanjutnya sembari tersenyum.

"Andwae." Ucapku mencegah pemberian itu.

"Wae?" Tanya Lara bingung.

"Tiket ini harganya mahal, aku tidak pantas mendapatkannya." Jawabku.

"Tidak apa-apa ambillah, tiket ini memangku berikan untukmu, sebagai hadiah." Jelas Lara.

"..."

"Ambillah." Ucap Lara mengembalikan selembar kertas itu kepadaku lagi.

"Gomawo." Ucapku terharu setelah itu beranjak memeluk Lara sebagai sahabat.


"... Jui." Panggil Lara setelah melepas pelukan kami.

"Nee?" Tanyaku.

"Apakah kau ingin ke cafe??" Tanya Lara kepadaku.

"Baiklah."

++

-Cafe-

"... Jui." Panggil Lara setelah menyerutup minumannya.

"Hm?" Sautku.

"Jadi... Kau tidak akan beralasan lagi kan untuk tidak ikut melihat konser?" Tanyanya padaku, "Aku tidak ada teman, jika kau tidak ikut." Lanjutnya memohon.

"Baiklah aku akan ikut, lagian sia-sia jugakan jika tiket ini tidak kupakai." Jawabku sembari tersenyum dan melanjutkan menikmati hidangan cake.

"Ok."

Next episode 🩷-4!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Next episode 🩷-4!!




My Destiny [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang