6

371 29 0
                                    

Dua orang manusia berjalan melewati lorong lorong kelas yang masih ramai karna saat ini masih dalam jam istirahat.

Dengan sang gadis yang jalan memimpin dengan kaki jenjang nya, berjalan dengan langkah besar yang hampir seperti sedang menyeret sang lelaki yang ada di belakang nya.

Sedang sang lelaki hanya menurut dan melemas kan dirinya.

Entah kemana gadis ini akan membawa nya. Kepalanya hanya menunduk tanpa mengangkat sedikit pun sebab ia tahu, saat ini, ia menjadi pusat perhatian dengan banyak pasang mata memandang dirinya, dan tentu karena gadis yang sedang menuntut nya berjalan.

Brakk

Sampai suara pintu yang keras membuat nya sontak mengangkat kepala nya, dan tanpa sadar ternyata ia sudah di depan UKS.

Ruby, hanya dengan tatapan matanya mampu membuat beberapa orang anak anak PMR di dalam UKS keluar dengan tergesa gesa, lalu menutu pintu berwarna putih tersebut.

Melepaskan tautan tangan nya dengan si lelaki, ruby menoleh kebelakang, melihat lelaki yang kini hanya tertunduk. Ruby sedikit mengangkat alis kanan nya memandang nevan yang hanya diam bak patung, dengan tangan lelaki itu yang masih memerah.

"Duduk" itu buka permintaan, melainkan perintah.

Nevan menurut, melangkah mendekati brangkar UKS dan duduk di sisi nya.

Sementara ruby sibuk mencari beberapa obat di dalam kotak putih di dinding.

Setelah mendapatkan apa yang ia butuh, ruby segera berjalan dan menarik kursi agar ia bisa mengobati luka nevan.

Ruby mulai mengeluarkan salep dari puff nya, mengambil tangan nevan seraya meniup niup nya.

"Akh... Shh" ringisan terus keluar dari dalam mulut lelaki itu.

Ruby mengangkat kepalanya lalu dengan mata tajam milik nya ia berkata, "Calm, just look at me!. "

Ampuh! Karna setelahnya nevan hanya fokus menatap ruby dengan hati yang tak karuan. Berkali kali ia bicara bahwa ia tak mungkin tertarik dengan kaka kelas nya ini, tidak mungkin.

Mereka hanya bertemu beberapa kali, mana mungkin nevan jatuh hati. Tidak tidak, tidak mungkin ia tertarik setitik pun. Begitulah hati dan fikiran nevan berkali-kali meyakinkan.

Saking fokus nya mentap ruby, ia sampai tak merasa bahwa tangan ruby tak lagi mengolesi lengan nya yang memerah.

"Hei, udah nevan"

Nevan masih terdiam sambil memandangi ruby, tidak sepertinya ia melamun.

Ruby mengangkat tangan nya, menyentuh rambut nevan tanpa permisi. Menyugar surai legam nya dengan lembut sampai lelaki itu tersadar.

"Udah"

Nevan mengerjapkan matanya lucu, lucu di mata ruby.

Mengalihkan netra nya pada tangan kanan nya yang sudah di lapisi salep berwarna putih yang kini terasa sejuk.

Nevan berdiri, mengambil ancang ancang untuk berjalan meninggalkan ruby.

Sayang nya, baru dua langkah ia berjalan, sebuah tangan mencekal lengan kanan nya yang tidak terluka.

Tanpa menolehkan kepalanya nya,

"You have to pay, nevan!. "

"Ga ada yang minta tolong sama kamu"

Ruby membalikan kursi yang ia duduki agar menghadap pada nevan, yang sudah di depan pintu uks yang masih tertutup.

Dengan mata yang memandang tajam, ruby membuka mulutnya membentuk huruf O, seolah-olah ia terkejut dengan jawaban nevan.

"Oh ya? You think i helped you for what, for yourself. No!. "

Ruby bangkit dari duduknya lalu berjalan mendekati nevan yang kini menegang.

Ruby menundukkan sedikit kepalanya agar dekat pada telinga lelaki itu, dan berbisik,

"Kalian ganggu makan gue, it's the point. "

Setelah nya ia membuka pintu uks itu, dan meninggalkan nevan yang masih terdiam.

Sial, nevan langsung kesal pada hatinya yang tadi sempat merasakan ketertarikan. Benar, gadis itu benar-benar jahat, kejam, dan tidak berperasaan. Nevan tidak boleh jatuh sedikit pun pada ruby.

Mulai sekarang ia akan menanamkan itu dalam hati dan pikiran nya.

Dengan perasaan yang kesal, nevan keluar dari ruangan itu dan menuju kelas nya sendiri.














𝑆𝑢𝑛𝑠ℎ𝑖𝑛𝑒



Hai everyone, maaf dan makasih.

Maaf karena gue belum bisa konsisten dalam menulis, maaf jadi sering ngilangin, dan maaf karena belum bisa ngendaliin mood gue buat nulis.

But makasih juga, makasih yang udah selalu vote dan nungguin cerita ini berlanjut.

Please gue baru nyadar, ternyata vote tu se berpengaruh itu dalam mood menulis gue, bahkan mungkin, banyak author lain.

So please klik vote in the first or last part ya! Thank you and goodnight.

Sign, bluee.

sunshine And midnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang