Perasaan di jalan semakin campur aduk rasa khawatir kini berpacu dengan ketakutan, sesekali aku melirik arsyad yang tengah menyetir mobil
Ku sandarkan kepalaku di bangku menghilangkan sedikit kekhawatiran tetapi,
Srttttttsrrrrrtt
Mataku melotot secara tiba tiba lalu melihat ke arah rasyad, ia nampak terkejut dengan yang kami alami barusan saja
"Astaga, kenapa syad? Kenapa ngerem mendadak untung ga copot jantungku" ucapku
"Itu mar, liat keluar sekarang aku nabrak seseorang"
"Anjir,gila elu yah dasar elu emang ga bener deh" ucapku emosi
Kami berdua keluar dan melihat apa yang kami tabrak barusan,tiupan angin sepoi Sepoi membangunkan bulu buku kuduk yang tertidur, saat didepan mobil aku dan arsyad saling pandang
Anak kecil,yah dia anak kecil yang ditabrak Arsyad baru saja, pakaiannya sungguh memperihatinkan menggunakan kain gendong bayi yang dililitkan ke seluruh tubuhnya, menggunakan mahkota seperti anak ratu dan memakai banyak perhiasan seperti orng terkaya dengan perhiasan lawas.
"Syad anak itu masih ada ga yah?" Tanyaku
kami berusaha mendekati anak tersebut, dengan rasa takut yang menjalar tapi ini tanggung jawab kami karena telah menabraknya,seakan ia Mengerti akan kami tolong tangaku ditarik keras olehnya dan diputar ke arah belakang sekitar 45°
"Auhhhh, tolong syad!!!! Dek salah Kaka apa samamu tolonglah lepaskan" ucapku ketakutan
Arsyad berusaha melepaskan tangan anak yang hampir membunuhku itu,rasa nyeri,linu bahkan sakit kini telah menjalar keseluruh tubuhku, sekuatnya aku berteriak maka sekuatnya ia akan memutar tangaku hingga 90°
"Ingat,temanmu telah menjadi santapan orang orang penjajah itu jangan lengah atau mengerti kamu akan pergi kesna kan ke mess itu kan!!! Aku menyelamatkan mu jadi jangan datang kesana Dasar manusia tidak.ada pikiran," ucapnya melotot kearah
Setelah itu ia melepaskan tangannya dan aku berlari ke arah Arsyad dengan cepat aku menariknya menuju mobil.
Jalanan gelap telah membuat mata ini kantuk, belum lagi terlelap dalam mimpi Arsyad menyentuh pundakku
"Marie,mar,bangun,bangun,bangun cepat" ucapnya menampar kecil pipiku
Aku terbangun karena tepukkannya di pipi dan pundak aku,
"Ummmmm,dah tiba di mess syad aku ngantuk banget"
"Diam!!!!" Ucapnya dengan menutup mulutku dan menarikku ke arah belakang mobil, begitu sampai Arsyad membuka bagasi yang ternyata isinya adalah barang barang seperti minyak, korek,kunci Inggris,dan beberapa barang lainnya dengan menutup mulutku,Arsyad menyiramkan diri kami dengan minyak dan melompat juga melipat kedua tangan seperti mayat, aku sempat kebingungan,tapi hal aneh pun terjadi, suara genangan air yang diinjak oleh ratusan bahkan ribuan orang terdengar olehku di balik pepohonan dan semak belukar
Aghhhhaggagaghha usshhshhsh
Arsyad menutup mulutku rapat hingga deru nafas pun tidak terdengar,aku yang mulai kehabisan nafas menggerakkan badanku,tapi Arsyad semakin menguatkan tenaganya untuk menahan agar tidak ketahuan
Suara genangan air, ratusan bahkan ribuan sepatu terdengar seperti seorang prajurit perang pada zaman dahulu mereka seperti membawa keranda mayat, dan berjalan beriringan menuju mobil kami,mereka melihatnya dengan teliti dan mencari keberadaan kami, dipimpin oleh makhluk seperti genderuwo besar hitam,bergigi panjang hingga menyentuh perut, bertanduk panjang seperti kerbau,berkuku yang cukup panjang berwarna hitam, mengeluarkan lendir dari mulutnya,bahkan lidahnya bisa menyentuh pohon yang terdapat kami bersembunyi,
Arsyad tidur seperti mayat dan diikuti olehku, mengeluarkan bau bawang putih,dan menyalahkan korek untuk membakar bawang putih tersebut,
"Ya Allah,mau ke mess aja begini amat harus berubah jadi Ultraman dulu, perasaan ke mess ga dari sini deh keknya kami salah jalan" gumamku
"Marie diam,dia mendengar suara hatimu seperti berbicara pada umumnya" ucap Arsyad pelan bahkan hampir tak terdengar
Suara genangan air yang diinjak kini semakin dekat,degup jantung pun rasanya ingin copot memperhatikan makhluk mengerikan itu datang kemari, padahal waktu masih menunjukkan pukul 9.30am tapi serasa sudah dialam lain saja ,
Makhluk itu semakin dekat dengan kami,genangan air itu ternyata darah yang telah mengenangi kami,aroma anyir busuk,dan nanah yang berbau sangat busuk,ditambah lagi dengan tangannya yang terus mengeluarkan darah berbau busuk,wajahnya diarahkan ke Arsyad,lalu ke aku wajahnya sangat dekat denganku,giginya menempel di lenganku serasa sangat berlendir dan bau aku terpaksa menahan nafasku selama beberapa menit atau bahkan jam,darah dan liurannya menetes di wajahku,rasanya aku tak bisa bergerak,tetapi harus bertahan demi hidup, ingin rasa berteriak dan memaki tetapi, mulutku serasa terkunci bahkan di gembok
Lama kelamaan suara suara disini silih berganti menjadi suara ayam Berkokok, suara erangan kini berubah menjadi suara tembakan yang saling sahut menyahut menjadi satu,seiring berjalannya waktu kini sudah menghilang bersama sinar sang rembulan, aku merasakan arsyad bergerak dengan perlahan, mengguncang tubuhku untuk segera bangkit dan pulang ke mess
"Marie, mar bangun dulu yuk, bangun yuk cepat" ucapnya
Aku berusaha membuka mata, dengan badan yang lemas, aku berusaha bangkit dengan tertatih-tatih untuk masuk ke dalam mobil dan segera pergi
*****
Sementara di dalam Messs
POV Yani dan Nina
"Yan, Marie lama banget sih?" tanya Nina
"Iss, kamu ini nin kayak ga tau orang bucin saja" ucapku pada ninaKami berniat, memasak sebuah salad dan steak panggang sendiri, persediaan daging di kulkas yani dan marie cukup untuk ngemil malam ini,
Nina, membuka kulkas mengambil daging dan beberapa sayuran untuk dibuat salad dengan sedikit bawang putih,
. "Eyyy, yani ini gimana tolongi masak dong biar cpet selesai, terus nonton flim favorit aku itulo Flim Bayi ajaib sama alas pati ntar kita nobar di Laptop aku"ucapku pada yaniBelum selesai, yani dn aku memasak terdengar suara alarm tanda bahaya terdengar, suara tembakan silih berganti dengan langkah kaki yang keras seolah seperti tentara yang akan berbaris, seketika aku dan Yani menghentikan aktivitas kami memasak, aku menarik Yani ke arah kursi dan bersembunyi di balik kursi tersebut, dengan menutup mulut masing masing
" yan,jangan nangis yah kita aman!!! "Ucapku pada Yani
Yani mengangguk, jika satu tetes ada air mata yang jatuh, maka kami akan tewas seketika, kami bersembunyi dari tentara tentara yang marah, terdengar suara sekarang keras berbahasa asing seperti 𝙅𝙚𝙥𝙖𝙣𝙜, 𝘽𝙚𝙡𝙖𝙣𝙙𝙖 𝙙𝙖𝙣 𝙋𝙧𝙖𝙣𝙘𝙞𝙨 mereka terdengar marah dan ingin menghabisi siapapun yang ada di mess ini,
Suara pistol yang di gebrakan di pintu serta suara ancaman yang terdengar di telinga kami, pintu itu terus di gebrakan hingga beberapa menit, terdengar suara temannya untuk mengajaknya pergi,suara hentakan kaki itu menghilang.
Belum lagi kami akan keluar, suara orang tertawa terdengar nyaring di telinga kami
KAMU SEDANG MEMBACA
Ternyata, Aku Sudah Meninggal??
HorrorMarie Claire Danes yang biasa di dipanggil Marie seorang pramugari asal Medan, yang bekerja di salah satu maskapai swasta di Indonesia. Marie merupakan seorang wanita dengan keturunan darah biru dari keluarganya, Marie memiliki teman dekat yang juga...