Ngambek

380 33 23
                                    

Beberapa hari setelah acara kencan romantis, kini Aneesha merasa kesal karena Faris tak kunjung pulang. Sekarang sudah hampir magrib  tetapi kenapa pria itu belum juga menampakkan barang hidungnya di hadapannya. Biasanya Faris pulang sebelum pukul 17.15 sore.

"Kemana sih?" tanya Aneesha marah marah.

Entah mengapa sekarang Aneesha justru lebih sering marah hingga Faris merasa kewalahan menghadapi sikap Aneesha. Tidak ada masalah apa apa, tiba-tiba wanita itu merajuk begitu saja dan mendiami Faris. Ketika di tanya, pasti jawaban dari Aneesha selalu 'kamu aja gak pake' membuat Faris ingin menghilang saja rasanya.

"Jangan jangan lagi main sama cewek lain?" Nahkan, kalau sudah begini pasti Faris lagi yang kena.

Aneesha menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang, terlentang di sana. Aneesha menatap langit-langit kamarnya, sudut matanya mulai mengeluarkan air dan dadanya naik turun tak beraturan. Tak lama kemudian Aneesha terisak, dia mengubah posisinya menjadi tengkurap.

"Jahat, Hubbie jahat!" serunya kencang sembari memukul kasurnya, melampiaskan rasa kesal yang ada di dalam hatinya.

"Huwee ... Punya suami gak peka banget." Aneesha terus saja mengeluarkan unek-uneknya.

Suara adzan terdengar, Aneesha berusaha untuk meredam suaranya. Dia berjalan menuju ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, dia juga menggelar sajadahnya dan Faris, meskipun pria itu belum juga pulang ke rumah.

Allahu akbar Allahu akbar

Asyhadu allaa ilaaha illallah

Mendengar suara itu membuat Aneesha ingin kembali menangis, dia mengenal suara siapa yang sedang membacakan iqomah itu. Tentu saja itu suaminya, seseorang yang dia cari cari sedari tadi.

Rasanya Aneesha ingin kembali menangis ketika mengetahui Faris yang menjadi iman di masjid kampungnya. Bagaimana tidak! Banyak fans Faris yang ada di sini, membuat Aneesha ketar ketir di buatnya.

Akhirnya Aneesha melanjutkan sholatnya meski harus menahan tangisannya agar tidak keluar begitu saja.

Selesai sholat dirinya langsung bergegas melepas mukenahnya dan berlari ke pintu rumahnya. Aneesha menguncinya dari dalam supaya Faris tak bisa masuk ke dalam rumah. Biarlah pria itu kelimpungan mencari cara agar bisa masuk ke dalam rumah.

"Mamam tuh tidur di luar," gumam Aneesha sembari mengusap air matanya yang kembali menetes.

Aneesha berjalan kembali ke dalam kamar, dia sengaja mencari headset untuk menutupi telinganya. Dia juga memblokir kontak Faris, agar pria itu tak bisa menghubungi dirinya. Biar saja Faris tidur di luar, sesekali juga tak apa kan?

---

Sedangkan di sisi lain, Faris berjalan menuju rumahnya. Memang tadi dirinya sempat pulang ke rumah, saat ingin masuk ke dalam, Faris di hadang beberapa bapak bapak kampung. Katanya di masjid mereka tidak ada yang mengimami, sehingga mereka meminta bantuan kepada Faris.

Tanpa berpikir panjang dirinya segera menyetujui permintaan bapak itu, menolak pun rasanya tak enak. Tetapi sepertinya Faris lupa untuk meminta izin pada istrinya yang cantik dan suka mangga itu.

Faris terus saja merasa percaya diri, seakan akan Aneesha sudah mengizinkannya. Tak tahu saja jika dirinya sudah masuk ke dalam kandang macam betina yang sedang kelaparan.

Faris berjalan kaki dengan santai di temani beberapa bapak bapak yang rumahnya searah dengan dirinya. Faris berbincang sembari tertawa, lalu mereka berpisah ketika Faris sudah sampai di depan rumahnya.

Dia mengernyit ketika melihat tirai rumahnya sudah Aneesha tutup, tanpa rasa takut Faris pun mendekati pintu rumahnya. Tangannya terulur untuk membuka knop pintu.

Living With Mas Santri [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang