3. Kemana Perginya?

31 3 0
                                    

Akhir-akhir ini Lembah terus merasa cemburu melihat kedekatan antara Gave dan Hasta, Lembah tak tahu dan Gave sendiri juga tak memberitahunya tentang apa yang sering mereka berdua bicarakan.

Saat Gave terlihat bersama Hasta, maka Lembah akan bermain bersama Ilgi, Araya, Luly, dan Dathan. Selama kegiatan makan mereka di kantin, Lembah terlihat melamun.

"LEMBAH!" Panggil Dathan kesekian kalinya.

"Eh?! apa?!"

"Dari tadi di panggil gak nyaut, mikirin apa sih? coba cerita sama kita kalo ada masalah" Ucap Ilgi.

"Enggak kok" Balas Lembah tersenyum kecut.

Luly yang gemas melihatnya langsung menoyor kening Lembah. "Heh bocil, Enggak apanya hah?! muka udah kusut gitu bisa-bisanya masih bilang enggak. Udah ceritain aja gak papa kok, kita bakal dengerin"

"Kalian jangan marah ya tapi" Cicit Lembah. Mereka semua menganggukkan kepalanya meyakinkan Lembah.

"Lembah cemburu. Akhir-akhir ini Gave kayak ngejauh gitu da-"

"Lah? bukannya elo yang ngejauh cil?" Ucap Araya memotong kalimat Lembah.

Ketiga kawan nya yang lain refleks melotot kearah Araya. Araya sendiri hanya bisa tersenyum canggung sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal "Lanjutin cil"

"Ya itu, Gave kayak ngejauh dan lebih main sama kakak mantan ketos itu. Lembah tau, sejak sama Gave jadi jarang main sama kalian, tapi bukan berarti Lembah tuh- gimana ya jelasinnya"

"Lo ngerasa beda pas sama Gave? Lebih nyaman ya?" Ucap Ilgi. Melihat Lembah yang terdiam, ia tahu bahwa 'iya' adalah jawaban dari pertanyaan itu.

"Maaf" Cicit Lembah pelan.

"Ngapain minta maaf, walau kita ketemu duluan, pasti emang ada yang Gave lakuin ke Lembah dan hal itu gak pernah bisa kita lakuin kan sampe hubungan kalian seerat ini? kita gak marah, selagi masih temenan mah santai aja, kita juga mah berfikir kalo mungkin aja Lembah lebih masuk pembahasan sama yang seumuran karena dikelas kan kalian berdua yang termuda karena akselerasi" Jelas Ilgi.

"Iya bener tuh, kita mah seneng aja liatnya, kayak ngeliatin adek kita akhirnya dapet kawan yang seumuran gitu. Apalagi kalian berdua kan sama-sama pinter, jadi kita pada mikir kalo pembahasan kalian cocok karena sama-sama demen belajar kan?" Tambah Dathan.

Mendengarnya membuat Lembah agak sedih. Dia tak suka belajar, dia hanya terpaksa untuk terus hidup, karena jika nilainya kecil maka sang papa tak akan segan memukulinya.

"Makasih ya udah ngertiin"

Araya kembali menanyakan pertanyaan nya tadi. "Btw, bukannya lu yang ngejauh cil?"

"Iya sih, tapi Gave juga kok kayak gak nahan gitu biar Lembah pergi ya? kayaknya dia emang udah lebih deket sama kak Hasta jadi dia gak butuh Lembah lagi"

Luly memeluk Lembah dari samping. "Adek manis, Gave kan pemalu, mungkin aja dia malu ngebujuk Lembah, coba Lembah duluan deh yang ajakin dia ngobrol, turunin ego nya"

Lembah terlihat berfikir hingga akhirnya tersenyum. "Iya deh nanti coba Lembah tanya!!"

Mereka berempat gemas melihat tingkah Lembah. Mereka tertawa lepas tanpa mereka tahu bahwa ada seseorang berdiri dari kejauhan memegang kotak bekal nya erat lalu pergi dari sana.

Lembah menoleh ke arah tempat seseorang tadi berdiri. "Kayak ada yang perhatiin deh, ah enggak deh, kayaknya perasaan doang"

***

Sepulang sekolah, Lembah terlihat sangat lesu, ia gagal mengajak Gave berbicara karena dirinya malu. Ia sadar bahwa dirinya kekanakan selama ini dan ia malu untuk mengajak Gave berbicara karena sudah lama keduanya tak berbicara bersama.

[2] Usik Fikiran | Yang Jungwon √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang