Chapter 1

537 45 2
                                    

  "Adel!!"

  Seseorang memanggil namanya dari belakang. Reva Adeline Natio. Cewek berbadan tinggi itu membalik badannya

  "Ada anak kelas sebelah nantangin Lo! Anak kelas 11 IPA A. Katanya Lo pengecut, banci beraninya keroyokan." Ucap Olla, teman sekelasnya di kelas 11 IPS B.

  "Anjing, berani tuh bocah."

  Adel menyingkirkan Olla yang sedang tertunduk kelelahan memegangi lututnya hingga terjatuh. Dasar Reva Adeline. Kalau dia sudah marah pasti tidak akan peduli dengan orang orang sekitarnya

  "Marahnya jangan ke gue, cuy!" Seru Olla ke Adel yang sudah berjalan jauh

  Di samping Adel ada cewek bernama lengkap Flora Arabella Rose. Tangan kanan Adel yang selalu bisa diandalkan. Flora dari tadi terus berusaha menghentikan Adel

  "Del. Apa nggak sebaiknya Lo urungkan niat Lo buat ngehajar bocah itu?" Tanya Flora sambil berjalan berdampingan dengan Adel

  "Lo tau kan Flo? Kalo gue udah buat keputusan, gue nggak bakal mengubah keputusan yang udah gue buat." Jawab Adel

  Flora mendengus."Lo mau masuk ruang BK lagi? Terus semua fasilitas Lo dicabut sama Ci shani."

  "itu urusan belakangan. Ini tentang harga diri gue."

  Lulu lepas tangan. Dia sudah tidak bisa menahan Adel. Jika Flora memaksa, bisa-bisa nanti dia yang akan dihajar oleh Adel

  *****

  Pintu kelas dipukul kuat oleh Adel hingga nyaris rusak. Urat-urat tangan cewek itu timbul. Dia mengedarkan pandangannya pada anak anak kelas 11 IPA A. Mencari wajah-wajah yang mencurigakan

  "siapa yang bilang gue pengecut dan banci?" Tanya Adel, nada suaranya rendah namun malah terdengar lebih menakutkan

  "JAWAB GOBLOK! BISU LO SEMUA ANJING?!" Bentak Adel membuat suasana semakin mencekam

  Tidak ada jawaban dari siapapun. Kalangga semakin geram. Kalau sekali lagi Adel bertanya dan tidak ada yang menjawab, satu kelas bisa diamuk oleh anak ini

  "sekali lagi gue tanya. Siapa yang bilang kalah gue pengecut dan banci?! Kalau Lo merasa berani, maju sini! Gue ajak duel lo!" Tantang Adel

  Gadis yang sedang piket menunjuk ke arah laki laki yang memakai hoodie hitam. Duduk sendiri di bangku paling belakang

  "Lo yang duduk paling belakang pakai hoodie hitam. Maju sini." Tunjuk Adel

  Dengan santainya, cowok itu berjalan menghampiri Adel. Tangannya masuk ke kantong celana abu-abu. Dia menatap Adel dengan ekspresi datar. Tidak terlihat takut sama sekali

  "Kenapa? Nggak suka gue ngomong gitu?" Adel mengernyit mendengarnya. Apa cowok ini memang tidak kenal takut atau dia nggak tau siapa yang dia hadapi sekarang?

  "Ngomong sekali lagi di depan gue," suruh Adel."jangan beraninya di belakang doang."

  "Lo pengecut, banci, lemah, beraninya keroyokan. Puas?"

  Adel mengangguk pelan. Dia lalu memasukan tangannya kedalam saku celana, mengikuti anak kelas sebelah yang ada dihadapannya ini

  "Siapa nama Lo?" Tanya Adel

  "Elvano. Elvano Ganendra." Jawab Elvano. Masih santai

  Adel bersiap." Oke, El. Gue salut sama keberanian Lo. Kalo Lo mau, lawan gue sekarang. Buktiin kalau Lo nggak besar mulut doang."
 
  "Tantangan diterima."

  Elvano pun bersiap. Sekarang ia dan Adel berhadapan. Tatapan mereka sangat sengit sampai orang-orang yang ada disana juga bisa merasakan ketegangan

  Tanpa aba-aba, Adel menyerang lebih dulu dan melancarkan satu bogem mentah ke wajah elvano hingga temannya itu terpental jauh. Gerakan Adel sangat cepat sampai Elvano tidak bisa menebak serangannya

ASKARA CHANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang