Chapter 3

547 60 10
                                    

 
  Shani pun sampai disekolah kedua adiknya itu dan melihat seberapa hancurnya acara sekolah yang sudah diatur anak-anak OSIS

  "Kalian yang disuruh jaga kawasan event pada kemana? Kenapa bisa gak dijaga." Bentak Shani, tidak ada yang berani menjawab pertanyaan Shani. Aura Shani saat ini sedang tidak bersahabat, pikirannya seolah terbagi dua antara kondisi Adel dan Christy yang sedang menangis.

  "JAWAB PERTANYAAN GW? SIAPA YANG NINGGALIN LOKASI INI SAMPE KOSONG." Bentak Shani lagi

  "Sorry ci, tadi gw yang..."

  *BUGH* ucapannya terpotong karena Shani sudah keburu menendangnya hingga terjatuh kebelakang

  "Lo beresin ini semua." Ucap Shani pada salah satu anggota OSIS itu

  "Muthe, Christy, Jessi. Kalian bertiga ikut Cici ke tempat anak-anak nakal itu, dan buat kalian jangan ada yang bantu dia beresin ini. Kalo ada yang ketahuan bantuin dia, terima resikonya." Teriak Shani pada anggota-anggota OSIS yang sedang berkumpul

  Shani, muthe, Christy dan Jessi pun segera pergi ke basecamp anak-anak jmt

  Brak bunyi dobrakan pintu

  "wah anying, siapa yang berani dobrak pintu." Teriak Mira, muncullah Shani beserta 3 orang itu

  Melihat kedatangan Shani dan anak OSIS, Mira terdiam. Dia kaget dan bingung harus melakukan apa

  "Mau ngapain Lo kesini." Tanya Olla," santai banget Lo nanyanya, kayak gak punya dosa." Ucap Jessi

  "Buat dosa apa sih, kita ga buat ulah ya." Bentak Olla yang sudah maju tapi ditahan oleh Lulu

  "Apa maksud kedatangan kalian kesini?" Tanya Flora tenang

  Brak Shani menendang meja kecil yang ada didekatnya

  "Ci, Lo udah keterlaluan ya datang-datang malah ngeberantakin disini." Kali ini Flora yang tadinya tenang kini Maju

  "Yang mulai duluan itu kalian! APA MAKSUD KALIAN NGANCURIN EVENT YANG UDAH GW DAN ANAK-ANAK OSIS LAINNYA BUAT." teriak Christy, sontak membuat anak-anak jmt kaget karena mereka saat ini hanya duduk di basecamp dan tidak melakukan apapun

  "Kita ga ngelakuin itu." Bela Flora," jelas-jelas adik gw sendiri yang liat kalo itu pake jaket yang di desain Adel khusus untuk kalian berenam." Bentak Shani
 
  "kita nggak.." ucapan Flora terpotong

  Bugh Shani sudah meninju Flora karena emosinya yang sudah meluap, membuat Mira dan yang lainnya terkejut

  Kekuatan dari flora dan Shani hampir sama yang akhirnya membuat perkelahian ini tidak ada yang menang dan kalah

  "Jangan pernah cari masalah lagi sama adik gw. Kalo kalian masih ingin hidup." Teriak Shani

  Saat Shani ingin berjalan keluar, ada seseorang yang memanggilnya

  "Ci shani." Panggil Lulu, Shani pun menghentikan langkahnya dan menengok

  "Adel.. udah mendingan kan?" Tanya Lulu ragu, Shani melihat ke kanan dan kiri untuk memastikan tidak ada yang melihat dan mengangguk kearah Lulu

-Rumah keluarga Natio

  "Keadaannya gimana bi?" Tanya Shani, bibi sudah tau siapa yang dimaksud oleh Shani. Meskipun Shani tidak menyebutkan nama

  "non Shani gak mau liat langsung saja?" Ucap bibi, respon Shani terus menatap perempuan didepannya

  "demamnya non Adel sudah turun, tangannya saja yang masih agak membengkak." Jelas bibi, "owhh yaudah makasih ya bi, Shani ke kamar dulu." Shani pun berjalan

  "maaf non, dari tadi non Adel manggil-manggil nama nyonya dan temannya Mira." Ucap bibi, Shani yang mendengar itu berhenti sejenak dan melanjutkan jalannya

  Shani berjalan dan saat sudah sampai didepan kamar Adel, dia berhenti tepat didepan pintu kamar Adel. Shani pun memberanikan diri untuk masuk ke kamar adik pertamanya itu

  Shani pun melihat kearah tangan kanan adiknya yang patah dan ternyata benar, lengan adiknya itu sedikit membengkak

  "Sakit kak Mira." Ucap Adel secara tidak sadar, mendengar itu Shani hanya menarik nafas dalam. Seperti ada perasaan yang sedih saat adiknya itu menyebut nama orang lain dan bukan dirinya, dia pun segera keluar dari kamar Adel

  Bukannya memasuki kamarnya, Shani memilih untuk melihat apa yang sedang dilakukan adik bungsunya itu

  "lagi ngapain dedek?" Tanya Shani lembut." Aku lagi ngatur ulang event-event yang hancur tadi." Jawab Christy

  "oh yaa? Kamu keren banget sih dedek." Ucap Shani," iya dong! Kan aku adiknya ci Shani, jadi harus keren." Jawab Christy bangga

  "maaf ya, gara-gara temennya Kak Adel kamu harus ngatur ulang event-eventnya." Ucap Shani dengan mengelus rambut adik bungsunya

  "gapapa kok ci." Jawab Christy memeluk Shani, Shani yang dipeluk pun membalas pelukan hangat itu

  Saat sedang berpelukan, tiba-tiba saja mereka berdua mendengar suara keributan dan dorongan dari pintu depan secara keras

  *Brak*  suara pintu yang terbuka secara tiba-tiba dan kemudian menampilkan dua orang yang sedang berkelahi

  "Emang sudah seharusnya kamu diam saja dirumah dan mengurus anak-anak, biar aku saja yang berkerja di luar demi kalian." Bentak seorang Pria yang tak lain ialah ayah mereka

  "kamu kerja demi aku dan anak-anak atau demi perempuan selingkuhan kamu itu." Jawab seorang wanita yang juga ternyata bunda mereka

  Dua orang yang berkelahi itu ternyata kedua orang tua mereka yang tiba-tiba saja kembali dari prancis

  Mendengar suara kedua orang tua mereka yang sedang bertengkar, Shani pun mengunci pintu kamar Christy dan menutup kedua telinga adiknya itu agar tidak mendengar suara-suara keras yang dilontarkan oleh orang tua mereka

  "Dedek ini udah malam, kamu tidur ya sambil Cici peluk." Ajak Shani dengan lembut

  "Iya cicii." Jawab Christy

  Melihat Christy yang sudah tertidur, Shani dengan hati-hati keluar dari kamar dan sedikit mengintip kebawah melihat apa yang sedang terjadi

  "Jaga omongan kamu." Bentak sang Ayah dengan tangan yang sudah terangkat seperti bersiap untuk menampar seseorang

  "Tampar aku kalo emang semua ucapan aku itu salah." Ucap sang ibunda. Christian pun segera menurunkan tangannya

  "berarti semua ucapan aku itu benar, kamu kerja bukan demi aku dan anak-anak melainkan demi selingkuhan kamu." Ucap Ve yang telah menangis. *Plak* terdengar suara tamparan, Shani yang melihat itu diam-diam air matanya keluar. Gadis itu telah menangis dan sangat kecewa terhadap ayahnya

  "Jahat kamu Chris, aku mau kita cerai! Aku yang akan membawa ketiga putriku!" Ucap Ve dengan tegas. Mendengar kata cerai yang keluar dari mulut ibunya, Shani menutup kedua telinganya. Bukan ini yang dia inginkan ketika orang tuanya kembali dari prancis

  Bagaimana dengan nasib Christy? Anak itu pasti akan shock mendengar ini, dia juga pasti sedih karena orang tuanya harus berpisah

  Shani yang sudah sangat lelah mendengar semuanya pun pergi menuju kamarnya untuk beristirahat, siapa tau sebangunnya nanti dia bisa melupakan semua kejadian dimalam itu

~~~~
Sampai sini dulu yaaa, maaf update nya kelamaan 😩

Jangan lupa vote dan komen
Maaf juga kalo ceritanya ga jelas

ASKARA CHANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang