"Aku mencintaimu, [Name]."
Muka [Name] mendadak jadi semerah tomat.
"S-serius?"
"Apa aku kelihatan kurang serius?"
Xiao memojokkan [Name] ke dinding dan mengkabedonnya. Beruntung hanya ada mereka berdua di sana. Jadi tidak ada yang melihat mereka.
Xiao mendekatkan wajahnya ke wajah [Name], jarak mereka hanya sekitar beberapa senti saja. [Name] memalingkan wajahnya, namun Xiao memegang dagu [Name] dan memaksanya menatap ke arahnya.
"Tatap aku..."
Muka [Name] memerah padam.
"U-um... Xiao-"
"Sekarang jawab aku, apa kamu mencintaiku?"
"... Ya, aku juga mencintai mu."
Xiao mengecek sekitar, memastikan tidak ada orang. Setelah memastikan kalau tidak ada orang, ia pun mendekatkan wajahnya ke wajah [Name]. Seolah ingin mengecupnya.
[Name] yang sadar akan hal itu langsung menghentikan wajah Xiao untuk mendekat dengan tangannya.
"Tunggu..."
"Kenapa?"
"J-jangan sekarang... "
Xiao paham, lagipula ia terlalu cepat bertindak. Namun bibir merah muda milik [Name] itu sungguh menggodanya.
"Baiklah, maafkan aku. Seharusnya aku bertanya padamu dulu."
[Name] melihat ke bawah, mukanya masih merah.
"Y-ya... Tak apa, aku hanya... belum siap."
"Mau kuantar pulang sekarang?"
"Aku bisa pulang sendiri kok..."
"Tak apa, kuantar."
Xiao menarik tangan [Name] dan berjalan pulang. Suasana sepanjang perjalanan sangat canggung. Tidak ada yang memulai pembicaraan, mereka berdua tenggelam dalam pikiran mereka sendiri.
"Seharusnya aku tidak terlalu buru-buru dalam mengungkapkan tentang perasaanku yang sebenarnya padanya..." Batin Xiao
"Kenapa jadi canggung?... Apa dia tidak nyaman denganku?... Atau dia kesal karena aku tidak memperbolehkannya menciumku?... Aku tidak tahu..." Batin [Name].
"Xiao, boleh aku bertanya sesuatu padamu?" Tanya [Name] memulai pembicaraan.
"Tentu, apa itu?"
"Jadi... Apa hubungan kita sekarang?"
"... Aku terserah padamu. Jika kamu belum ingin kita menjadi sepasang kekasih maka aku akan mengerti tentang itu."
[Name] berpikir sejenak.
"Kurasa... Aku sudah siap jika ingin memulai hubungan."
Xiao tersenyum.
"Jadi, apa aku boleh memanggilmu "sayang"?. "
Muka [Name] memerah lagi.
"Um... Y-ya..."
"Kamu ingin merahasiakan hubungan kita, atau mengakui kalau kita pacaran?"
"Um... Sepertinya jika kita memberitahukannya terang-terangan fans mu akan menyerang ku..."
"Jangan khawatir, aku akan melindungi mu kok. Pasti, sayangku."
"Terserah padamu deh... "
Akhirnya mereka berdua sampai ke rumah [Name].
"Terima kasih sudah mengantarku sampai sini. Sampai jumpa besok..."
"Ya... Selamat malam, cintaku."
[Name] masuk ke rumahnya dan langsung menuju kamarnya. Ia mengunci pintu kamarnya, kemudian berbaring di kasur. Ia tidak mempercayai apa yang barusan terjadi. Dia dan Xiao, resmi pacaran?... Oh, ini adalah hari terindah.
"Sekarang, bagaimana aku harus menjelaskannya kepada ibu? Uhm..."
Disisi Lain...
"Aku pulang. " Xiao baru saja sampai ke rumahnya.
"Xiao, Ibu mau bicara sebentar sama kamu."
"Hah??"
"Kata Hu Tao kamu jalan-jalan sama [Name], apa itu benar?"
"Bocah sialan! Awas aja nanti ku tempeleng kepalanya." Batin Xiao, sedikit kesal karena Hu Tao mulutnya ember banget.
"Ya... Kita cuma jalan-jalan biasa kok-"
"Terus gambar ini apa ya?" Guizhong menunjukkan gambar saat Xiao memeluk [Name]. Kemungkinan Hu Tao sempat mengambil gambar saat ia mendorong [Name].
"Itu..."
"Kalian pacaran ya?"
"...Iya."
Seketika muka Guizhong bahagia dan langsung memeluk anak laki-laki nya tersebut.
"Huaaaa, mama terharu akhirnya kamu bisa jatuh cinta. Jaga hatinya baik-baik ya??? Jangan sampai hubungan kalian berakhir tragis!"
Jujur Xiao agak tidak menyangka hal ini, ia kira ibunya akan marah karena Xiao membohongi Guizhong untuk menemui [Name].
"Ya... Lepaskan, aku tidak bisa bernafas."
"Oh? Maaf, maaf!"
A/N:Karna author itu rendah hati, baik, rajin, dan suka menabung author bikin double up gesss.
𝐁𝐭𝐰 EbenezerSugara 𝐛𝐚𝐤𝐚𝐥 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐚𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐤𝐞𝐝𝐮𝐚 𝐛𝐨𝐨𝐤 𝐢𝐧𝐢.
![](https://img.wattpad.com/cover/353442610-288-k68143.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
✧⊹「𝐒𝐡𝐲 𝐆𝐢𝐫𝐥 - 𝐀𝐝𝐞𝐩𝐭𝐮𝐬 𝐗𝐢𝐚𝐨」ೄྀ܀
Fantasy愛|𝐀𝐃𝐄𝐏𝐓𝐔𝐒 𝐗𝐈𝐀𝐎 𝐗 𝐅𝐄𝐌! 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑 "𝐀𝐤𝐮 𝐛𝐞𝐧𝐜𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐤𝐮𝐢𝐧𝐲𝐚. 𝐀𝐤𝐮 𝐛𝐞𝐧𝐜𝐢 𝐬𝐞𝐠𝐚𝐥𝐚𝐧𝐲𝐚. 𝐀𝐤𝐮 𝐛𝐞𝐧𝐜𝐢 𝐛𝐞𝐭𝐚𝐩𝐚 𝐜𝐚𝐧𝐭𝐢𝐤 𝐦𝐮𝐤𝐚𝐧𝐲𝐚, 𝐚𝐤𝐮 𝐛𝐞𝐧𝐜𝐢 𝐛𝐞𝐭𝐚𝐩𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐰𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐧𝐲𝐮𝐦...