Partners in Crime - Lee Haechan

1.6K 35 16
                                    

WARNING!!
Cerita ini bergenre thriller psycho. Jadi mohon bijak dalam membaca. Semua yang tertuang dalam cerita ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan kehidupan asli para pemeran. Terima kasih.

---

Story by : Caffeine Addiction
Req by : Eldes17

Story by : Caffeine AddictionReq by : Eldes17

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Happy Reading•

•••

Gemuruh petir menggelegar seolah mampu memecah langit. Awan gelap dan hujan lebat membuat irama sumbang kala senja tak bisa datang.

Hari hampir petang. Terlihat seorang lelaki tampan tengah duduk di sofa dengan satu kaki memanjang menyentuh meja. Di tangannya tersemat sebatang rokok yang hampir habis masa kerjanya.

Janesh Cattegirn, lelaki tampan dengan dagu yang tegas. Sesekali bibirnya bersiul menatap perapian tepat di samping posisinya sekarang. Ia tersenyum puas memandang beberapa tulang yang hangus dan terbakar hingga menjadi arang.

Ia bangkit dan berjalan mendekat ke arah jendela tatkala indra pendengarannya menerima suara klakson mobil yang ia sendiri sudah sangat terbiasa mendengarnya.

Kedua kakinya bergerak kecil memasukkan sisa-sisa tulang yang belum sepenuhnya menjadi abu. Api yang mengecil itu pun kembali membesar. Hangat, itulah yang bisa Janesh rasakan.

Kriett

Suara derit pintu yang mulai berkarat itu mengalihkan perhatian Janesh. Ia menatap penuh isyarat ke arah lelaki tampan yang baru saja memasuki ruangan.

Bukan karena ketampanannya, tapi karena sosok cantik yang bersembunyi di balik punggung tegapnya. Harley Aberforth, lelaki itu mengangguk memberikan jawaban yang Janesh sampaikan lewat pandangan.

"Kenapa kau membawa kekasihmu? Tumben," celetuk Janesh setelah membuang puntung rokok dan menginjaknya.

Harley tak langsung menjawab. Ia memilih untuk melepaskan mantel tebal yang dikenakan oleh gadis cantik berambut semu kecokelatan tersebut. Gadis bermata indah itu bernama Jeanicce Marligh atau yang akrab disapa Jean.

"Kami baru saja bertengkar hebat, jadi aku mengajaknya kemari untuk berdiskusi." Janesh tersenyum mendengar penjelasan Harley. Ia menepuk sekali pundak Harley sebelum memilih untuk pergi.

"Kau tidak keberatan kita bicara di sini, bukan?" Harley menaikkan sebelah alis matanya. Menatap intens wajah Jean yang sedikit pucat karena kedinginan.

"Selama kau mau mendengarkan penjelasanku, maka aku tidak akan keberatan. Aku ingin kau memberiku kesempatan untuk berbicara," ungkap Jean berusaha mendekati Harley.

Kekecewaan menghiasi parasnya kala Harley memilih untuk mundur dan membuang muka. "Kita bicara setelah aku mengambil minuman. Tunggu di sini," ujar Harley.

NC-T's Library [Oneshoot Area]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang