01. Orientasi

2.2K 163 10
                                    

✧✧✧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✧✧✧

Pernikahan.. Pernikahan itu apa sih? Pernikahan adalah pengikatan janji suci antar kedua orang yang saling jatuh cinta. Seperti Jeno dan Jaemin sekarang ini.  Usia pernikahan mereka berdua sudah jalan dua tahun.

Sejauh ini, semuanya baik-baik saja walau terkadang mereka berdua bertengkar memperdebatkan hal-hal kecil. Itu sih, sudah menjadi hal biasa dalam berumah tangga. Semua masalah dapat mereka berdua selesaikan sejauh ini, mereka berusaha sama-sama dewasa untuk menyelesaikan segala masalah yang mereka hadapi dalam rumah tangga ini.

Tapi ada satu masalah yang tidak bisa terselesaikan hingga saat ini, yaitu Jaemin tidak ingin memiliki seorang anak dengan alasan, ia masih belum siap untuk mengurus anak.

Padahal.. Jeno ingin sekali memiliki anak, karena anak adalah anugerah. Siapa sih? Yang tidak ingin memiliki anak, semua pasti ingin pada waktunya. Seorang anak adalah pelengkap dalam rumah tangga, jika tidak ada.. Rumah tangga rasanya tidak lengkap.

Tapi, untungnya Jeno selalu sabar menghadapi sikap Jaemin yang masih kekeuh, ia tidak ingin memiliki seorang anak sampai sekarang.

Jeno terus membujuk, membujuk, dan membujuk Jaemin sampai Jaemin sendiri mau untuk memiliki anak bersamanya.

Jeno tidak pernah memaksa, ia selalu bersabar membujuk Jaemin selama ini. Namun, entah kapan.. Jeno akan habis kesabaran, karena setiap manusia pasti memiliki batas kesabarannya masing masing. Tapi sejauh ini, semua masih berjalan baik-baik saja.

"Sayangg, kamu liat kaus kaki aku gakk??" tanya Jeno yang sedang mencari kaus kaki ke sana kemari tidak ia temukan juga.

"Ck! Kan kaus kaki kamu kemarin dicuci, gimana si kamu? Nih pake yang baru!" Jaemin menyodorkan kaus kaki baru pada Jeno.

Jeno hanya bisa menunjukkan deretan giginya putihnya itu, lalu ia langsung mengambil kaus kaki yang berada di tangan Jaemin. Jeno pun memakai kaus kaki tersebut.

"Kamu pulang jam berapa hari ini?" tanya Jaemin sembari menunggu Jeno memakai kaus kaki dan juga sepatu.

"Mungkin jam 4? Kalau gak lembur. Nanti kalo lembur aku kabarin lagi deh. Tapi kaya biasa ya, anterin bekel ke kantor? Hehe.." Jeno berdiri dari duduknya, ia pun menghampiri Jaemin lalu mencium bibir Jaemin sekilas.

Hal itu biasa Jeno lakukan saat akan pergi berangkat ke kantor, Jaemin juga sudah biasa. Malah, jika Jeno tidak seperti itu, Jaemin merasakan ada yang kurang, pasti ia akan memintanya.

"Iya sayangg, aku pasti anterin bekel nya kok. Kamu semangat ya kerjanya," ujar Jaemin menyemangati suami tercintanya itu.

"Siap sayangku! Aku berangkat dulu kalau gitu, muach!" lagi-lagi Jeno mencium bibir Jaemin sekilas membuat sang empu terkekeh geli menerima perlakuan seperti itu dari sang suami.

"Waktunya beres-beres deh, kalo gak beres-beres berasa ada yang kurang. Begitulah gue," monolog Jaemin.

...

DING DONG!

Suara bel rumah Jaemin berbunyi. Jaemin yang mendengar suara itu pun segera membukakan pintunya untuk melihat siapa yang datang saat pagi-pagi seperti ini.

"Haechan?" ucap Jaemin saat melihat Haechan ternyata yang datang dan memencet bel rumahnya tadi.

"Jaemin!! Lo apa kabar?!" pekik Haechan sembari memeluk Jaemin dengan cukup erat.

Haechan ini adalah teman Jaemin sekaligus kakak ipar Jaemin. Iya, Haechan menikah dengan kakak nya Jeno, yaitu Mark. Tapi mereka jarang bertemu karena sibuk dengan urusan satu sama lain, tidak sempat untuk hanya saling bercengkrama persoalan yang tidak penting. Karena mengurus suami lebih penting daripada apapun.

"Baik gue, tumben banget lo ke sini? Ada apa nih?" tanya Jaemin curiga.

"Hehe, gue ada ngidam pengen masak bareng lo deh. Oh iya, gue hamil! Usia kandungan gue udah masuk bulan keempat, liat nih!" Haechan menunjukkan beratnya yang tampak sedikit membuncit membuat Jaemin hanya tersenyum tipis menanggapinya.

"Masak doang?" tanya Jaemin basa basi.

"Iyaa, lo mau kan? Ayolah! Biar anak gue sama Mark gak ileran, ya ya??" mohon Haechan sembari memasang puppy eyes nya membuat Jaemin reflek menampar pelan pipi Haechan.

"Udah udah, gausah gitu! Lagian masak doang, gue mau kok. Ayo masuk! Lo duduk dulu aja, gue mau mandi dulu bentar. Gerah soalnya," titah Jaemin dan dibalas anggukkan patuh oleh Haechan.

Haechan pun segera ikut masuk dan duduk di ruang tamu, menunggu Jaemin sembari memainkan ponselnya.

Slang 15 menit, akhirnya Jaemin selesai mandi. Jaemin pun segera menghampiri Haechan yang masih menunggunya dengan setia.

"Ayok!" ajak Jaemin pada Haechan.

Haechan langsung mengiayakan, mereka berdua pun segera ke dapur untuk mempersiapkan peralatan lalu mulai memasak. Inilah keinginan Haechan dan calon bayinya, memasak bersama teman sekaligus adik iparnya.

"Btw, lo masih gamau punya anak sama Jeno?" tanya Haechan pada Jaemin yang fokus memotong bahan-bahan masakan.

Jaemin terdiam sejenak.

Setelahnya ia pun melanjutkan memotongnya itu, lalu Jaemin tersenyum tipis setelahnya ia menggelengkan kepalanya pelan.

"Gue masih belum siap buat punya anak, Chan. Soalnya gue pribadi, belum bisa ngurus diri sendiri, gue juga masih butuh Jeno di sisi gue. Gimana kalo udah punya anak nanti? Gue takut anak gue gak keurus," jelas Jaemin.

"Tapi kan, lo bisa belajar Jaemin. Sampe kapan lo gamau punya anak? Jeno pasti mau punya anak, dia juga bersedia kalo misal lo lagi kesusahan terus dia bantu lo. Kaya gue, kalo gue lagi kesusahan Mark pasti nolongin gue terus dan selalu ada buat gue," Haechan bertanya-tanya, tidak bisa bukan berarti harus tidak mau.. Jaemin bisa belajar, belajar mengurus dirinya dan juga anaknya nanti.

"Kalo misal ngomong, emang gampang, Chan. Ngurus anak tuh gak segampang itu, apalagi gue juga belum terlalu dewasa kaya kak Mark sama lo. Gue kadang masih childish, kasian Jeno kalo harus ngurus dua anak kecil," jawab Jaemin sembari terkekeh pelan.

"Gue gatau deh sama jalan pemikiran lo, semuanya itu emang gak akan bisa kalo cuma dipikirin. Coba jalanin dulu. Tadinya juga gue ragu mau punya anak, tapi liat tetangga pada punya anak lucu-lucu, gue jadi kepengen. Kasian juga Mark, dia udah pengen banget punya anak. Semua orang yang berumah tangga pasti bakalan ngarepin seorang anak, Jaem," jelas Haechan membuat Jaemin terdiam seketika.

"Udahlah, Chan. Gausah bahas ini dulu, gue bakal punya anak.. Tapi nanti, pas gue udah siap," jawab Jaemin lalu melanjutkan masaknya itu.

Haechan hanya menghela nafasnya perlahan, ternyata membujuk Jaemin tidak semudah yang ia kira. Pantas saja Jeno selalu mengeluh pada Mark, sangat sulit sekali membujuk Jaemin mempunyai anak.

Keinginan Jeno saat ini hanya satu, yaitu memiliki seorang anak dari Jaemin, suami kecilnya.

TBC.
Huah, akhirnya aku bisa ngeluarin cerita baru. Gimana nih? Aku udah pake nama asli muehehe, jangan lupa vote sama komennya! Makasih buanyak!

Forgivable mistake | NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang