04. Baikan lagi

620 78 2
                                    

✧✧✧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✧✧✧

Ceklek!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceklek!

Jeno baru saja membuka pintu rumahnya, menampilkan Jaemin yang sedang bermain dengan ponselnya itu. Jeno menghela nafas kasar. Ia pun segera menghampiri Jaemin lalu duduk di sebelah Jaemin. Yang sedang bermain ponsel hanya melirik sekilas, lalu kembali memainkan ponselnya.

"Sampe kapan kamu marah sama aku, sayang?"

"Aku gak tau, masih kesel sama kamu. Bisa-bisanya kamu naruh obat tidur di minuman aku," jawaban dari Jaemin terdengar ketus.

"Sayang, aku bener-bener minta maaf sama kamu.." Lirih Jeno.

Jaemin tampak menghela nafasnya kasar, ia bangun dari duduknya. Jaemin berjalan ke arah kamarnya, sedangkan Jeno memperhatikannya. Tapi tak lama setelah itu, ia mengikuti suami kecilnya itu masuk ke dalam kamar. Tidak ada harapan untuk Jaemin memaafkannya? Atau Jaemin mau memaafkannya hari ini?

Jeno tahu, ia salah. Tapi ini ia lakukan agar ia dan Jaemin bisa memiliki anak. Walau, yang pasti Jaemin awal-awal tidak akan mau menerima kehadiran anaknya. Tapi, lama kelamaan, Jaemin pasti akan terbiasa. Jeno yakin. Yakin sekali.

"Sayang.."

Jeno memanggil Jaemin, lalu membalikkan tubuh Jaemin yang memang membelakangi Jeno. Jeno terkejut saat melihat, ternyata Jaemin menangis. Reflek, Jeno langsung memeluk suami kecilnya itu.

"Sayang, jangan nangis-please? Aku bener-bener minta maaf sama kamu.. Jangan nangis, ya? Aku mohon.." mohon Jeno sembari mengeratkan pelukannya, menciumi leher Jaemin dengan sayang.

"Aku-belum siap, Jeno.." lirih Jaemin.

Semenjak Jeno menikahi Jaemin, baru kali ini Jeno melihat Jaemin menangis lagi. Sebelumnya, Jeno tidak pernah melihat Jaemin menangis. Ini kali pertama Jeno melihat Jaemin menangis, itupun karenanya, karena dirinya.

"Sstt, aku yakin gak langsung jadi. Semuanya butuh proses, kamu belajar pelan-pelan, ya? Sama aku. Aku bakal bantu kamu supaya kamu bisa ngerawat anak kita nantinya, jangan nangis sayang-please?" mohon Jeno sekali lagi.

Forgivable mistake | NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang